Ariq 20 Agustus 2014 Kemarin, saya mendapat BBM dari Ibunya Tariq, “Ariq sedih baca tulisan Ustadz di facebook. Semalem nangis. Dia memang halus perasaannya. Dulu, waktu kelas 7, Ariq mengidolakan Ustadz, dia banyak cerita tentang Ustadz. Ketika Ustadz jadi wali kelasnya, dia sangat senang.” Seketika, saya mencoba untuk mengingat seraut wajah itu, wajah teduh nan menenangkan. Dia selalu tersenyum tiap kali saya menyambut kedatangannya di sekolah. Dia tidak banyak bicara, tapi saya tahu dia begitu menghormati saya sebagai gurunya. Sebelumnya, saya memang sudah tahu, kalo dia mengidolakan saya, tapi kami jarang berinteraksi, karena dia bukan anak di kelas saya, dan saya pun tidak mengajar di kelompoknya. Paling kami berinteraksi pas jam istirahat atau pas jam shalat dzuhur. Dia begitu baik, rajin membersihkan kelas, dan sangat santun. Sore ini, saya sengaja pergi ke sekolah untuk menemui salah satu rekan Guru, karena ada hal yang ingin saya bicarakan. Saya tidak tahu kalo ...