Hannan Hunafa (yang nyandang kamera) Ia berjalan perlahan memasuki gerbang sekolah, menyambut tangan-tangan kami selaku gurunya. Ucapan salam yang ia ucapkan diiringi dengan senyumnya yang khas. Saya hafal dengan baik bagaimana dia tersenyum. Senyum yang selalu ia berikan pada siapa pun. Saya menikmati pemandangan ini, menikmati senyumnya yang menghiasi pagi meski kadang mendung menjelma. Kadang, aku sengaja mengajaknya untuk bercerita banyak hal. Tentang dia dan cita-cita yang dulu pernah ia rajut selagi masih kecil, tentang dia dan penyakit yang menggerogoti tubuhnya dan masih banyak lagi pembicaraan-pembicaraan yang pernah kami lakukan. Senyum tulus itu tidak pernah hilang dari wajahnya meski penyakit yang ia derita kerap kali datang di saat yang tidak tepat. Hannan, begitu aku memanggilnya. Dia anak kedua dari 2 bersaudara. Dia memiliki seorang kakak. Makanan kesukaannya adalah telor dadar. Minuman ...