Beberapa menit sebelum keberangkatanku, Winda adikku yang paling kecil masih tertawa dengan lepas, bercanda dengan ponakan saya yang seumuran dengannya. Mereka berdua terlihat asik dengan kesibukan mereka, berlari kesana kemari, tertawa, kejar-kejaran. Wajah itu tampak begitu lugu dan penuh dengan kebahagiaan. Namun, semua kebahagiaan itu berupa menjadi kesedihan, saat malaikat kecilku ini melihat sebuah Bus besar yang akan membawaku ke negeri seberang. Dia menangis sejadi-jadinya saat menyadari bahwa sudah waktunya saya kembali ke rutinitas semula. Dia memelukku dengan erat seolah tidak ingin terpisah jauh dariku, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, dia hanya menatapku dengan penuh harap agar saya bisa tetap tinggal dan bermain bersama dengannya seperti hari-hari sebelumnya. Winda, hari ini engkau belum banyak mengerti akan semua yang terjadi, namun suatu saat engkau akan menyadari bahwa kakak pergi untuk kembali. Jika memang sudah waktunya, kakak pasti akan kembali bera...