Skip to main content

Posts

Showing posts from August 24, 2012

Ketika Maaf Menjadi Akhir

Laki-laki berusia senja itu terus menangis, mendengar ocehan menantunya yang terus menusuk ke dalam hatinya. Kata-kata yang diucapkan oleh menantunya itu begitu memilukan hatinya. Ia terus menangis. Sementara laki-laki tua renta itu menangis, wanita yang sedari tadi sibuk dengan amarahnya membalut semua pakaian mertuanya dengan sehelai kain kemudian melemparkannya ke hadapan laki-laki paruh baya di hadapannya. “Pergi dari sini, dan silahkan cari tempat tinggal lain. Bapak bisa tinggal di rumah anak Bapak yang lain. Mala tidak ingin melihat Bapak di rumah ini lagi.” Mendengar ucapan menantunya, sang kakek hanya bisa diam sambil menyeka air matanya yang tak kunjung berhenti. Anak laki-laki sang kakek tidak mampu berbuat apa-apa. Dia hanya melihat istrinya yang kerasukan memarahi ayahnya yang sudah renta, dan itu sudah menjadi kejadian biasa di hadapannya. Ia sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menghentikan amarah istrinya yang kerap kali meledak hanya karena masalah-

Senjaku Yang Hilang

“Nak, kamu mau kan menemui ayahmu?” Aku tidak ingin menjawab pertanyaan Ibu, aku masih enggan untuk memberikan maaf pada laki-laki yang dulu pernah kupanggil “Ayah”. Aku sudah pernah berjanji pada diriku bahwa aku tidak akan pernah mau menerima kehadirannya kembali dalam hidupku setelah apa yang dia lakukan pada Ibu. Aku tidak pernah berharap dia kembali dalam kehidupanku. Aku bahkan tidak pernah ingin menyambut kedua tangannya yang sudah dipenuhi garis-garis kehidupan. Dia sudah tua renta dan aku berharap dia segera pergi meninggalkan dunia ini, agar aku tidak lagi bertemu dengannya. “Tara….” Aku tersentak dari lamunan kebencianku, kemudian melihat Ibu yang tersenyum menahan sakit yang ia derita. “Apa yang sedang kamu pikirkan, Nak?” Aku hanya menggelengkan kepalaku tanpa menjawab pertanyaan Ibu. Aku tidak ingin jika Ibu tahu tentang apa yang sedang ada dalam benakku. Karena aku tahu Ibu tidak akan pernah suka jika kebencian ini terus bersarang dalam hatiku. I