Skip to main content

Posts

Showing posts from May 30, 2012

Kuis Dadakan (puisi)

                    “Ini akhir bulan kan?” Sebuah pertanyaan yang tidak perlu kalian jawab J Ini memang akhir bulan, dan akhir bulan identik dengan menipisnya uang yang ada di dalam dompet. Atau bahkan sudah kosong (sebuah pengakuan). Malam ini, entah apa yang terjadi, saya tiba-tiba ingin membuat sebuah tantangan pada follower saya yang ada di twitter (follower saya sedikit, ndak banyak J Saya meminta mereka membuat sebuah puisi, kemudian mention ke saya. Mereka bisa mention sesuai kebutuhan, sesuai dengan panjang tidaknya puisi yang mereka buat. Saya tidak menjanjikan hadiah yang berupa gadget mahal, atau jalan-jalan ke luar negeri. Saya hanya menjanjikan hadiah berupa pulsa (lumayan kan dapat pulsa di akhir bulan? ). Meski nominalnya tidak seberapa, namun pulsa itu akan bermanfaat kan? Untuk nelpon suami/istri (bagi yang sudah mempunyai suami/istri). Untuk sms calon suami/istri (bagi yang seda...

Budayakan Membaca dan Menulis

Kalo di sekolah, di kelas yang saya ampu, setiap bulannya akan ada 1 buah buku yang saya berikan ke satu anak yang bisa menjawab kuis dari saya. Kuisnya bisa berbentuk hafalan surat pendek dalam Al-Qur’an, melanjutkan ayat yang saya baca (juz 30), dan lain-lain. Biasanya, saya meminta mereka membaca salah satu surat yang ada di dalam juz 30 (an-Naba - an-Nas). Saya suka melihat murid-murid yang suka membaca. Membaca tidak mesti harus di perpustakaan sekolah, saya membuat gerakan gemar membaca di kelas, saya dan murid-murid membuat perpustakaan mini di kelas. Setiap anak membawa 1 buah buku setiap bulannya, buku-buku itulah yang akan dibaca oleh murid. Jadi, mereka tidak harus keluar dari kelas untuk membaca buku. Setelah satu bulan, buku-buku itu akan diganti dengan buku-buku yang baru. Dengan demikian, murid bisa membaca buku yang berbeda. Di kelas yang saya ampu ada 37 siswa. Jadi, setiap bulannya akan ada 37 buku baru yang siap untuk dibaca. Saya juga menambah koleksi bacaa...

Titipan Mimpi

Kutatap foto yang ada di dinding kamarku, foto aku sedang mengenakan toga saat wisuda. Ada ibu yang berdiri di sampingku, menemaniku saat wisuda. Hanya ibu yang bisa datang di hari bahagia itu, ayah tidak bisa datang karena kendala biaya. Tapi, aku bahagia karena ada ibu di sampingku. Masih kuingat air mata ibu yang menitik ke jilbab yang ia kenakan, air mata bahagia melihat anaknya mencapai mimpi yang dulu pernah ayah dan ibu rajut bersama. Ibu dan ayah memang tidak sekolah tinggi, bahkan sekolah dasar pun tidak lulus. Tapi, meski demikian ibu dan ayah punya mimpi. Iya, mimpi. Mimpi-mimpi yang mereka titipkan pada kami anak-anaknya. Selepas shalat isya berjama’ah, ayah dan ibu pernah mengumpulkan kami di ruang tamu, dan berbicara tentang mimpi-mimpi yang dulu pernah mereka lukis saat keduanya masih anak-anak. Mimpi-mimpi itu masih ada, dan mereka menitipkan semua mimpi itu pada kami anak-anaknya. “Anak-anakku, ayah dan ibu mempunyai mimpi. Ayah dan ibu ingin menitipkan mimpi-mimpi in...