Skip to main content

Posts

Showing posts from February 6, 2012

Farrel

Gemuruh suara angin disertai hujan saling bersahutan, angin kencang  memporak porandakan bangunan-bangunan yang ada di depannya, pohon-pohon pun ikut tumbang. Sementara angin dan hujan bergemuruh, terdengar suara orang-orang meminta tolong, entah kepada siapa mereka meminta tolong, beberapa anak kecil terlihat sedang terbawa arus air, mereka berteriak meminta tolong, namun tidak ada satu pun yang menolong, semua orang sedang sibuk dengan nasib masing-masing, semua orang sedang sibuk mencari cara untuk bertahan, mencari tempat untuk berlindung agar terhindar dari amukan angin dan hujan. Sementara Farrel, yang tadinya sedang bercocok tanam di lereng bukit, sekarang terpaksa menghentikan kegiatannya, ia berlari menjauh dari pepohonan, ia menundukkan badannya serata tanah, dan menyebut asmaNya, mengharapkan pertolongan kepada yang maha memberi pertolongan, beberapa kali kalimat “Tasbih” ia ucapkan , “istighfar” , serta membaca ayat-ayat yang mampu untuk ia baca. Dalam keadaan ini ia inga

Anggia

Dalam kegelapan malam, ia menyendiri di sebuah kamar bekas gudang, matanya merah, bengkak karena terlalu banyak meneteskan air mata, pipi sebelah kanannya terlihat biru bekas pukulan, sambil menahan sakit bagian kakinya yang disiram air panas oleh ayah kandungnya sendiri, ia mengadukan semua keluh kesahnya kepada Allah Tuhannya. Suara anak itu terdengar lirih, ia khusu’ bermunajat kepada Allah, seperti yang diajarkan oleh Guru Agamanya di sekolah, tiada tempat mengadu selain kepadaNya. Anggia, ia seorang anak yang berbakti kepada Orang Tuanya, ia tidak pernah membantah perintah kedua Orang Tuanya, akan tetapi meski demikian, Ayahnya terlalu sering menyakiti hatinya, terlalu sering membuat goresan demi goresan di tubuh mungilnya. Diusianya yang masih sembilan tahun, entah sudah berapa kali tangan Ayahnya mengenai pipinya, entah sudah berapa kali kaki Ayahnya menendang tubuh kurus miliknya, sudah tidak terhitung lagi rasanya. Kerap kali hanya karena perkara sepele, Ayahnya menghadiahiny