Sore ini, menjelang berbuka puasa, aku pergi ke kedai nasi yang ada di depan Masjid Fatimatuzzahra. Aku memesan menu favorit kesukaanku, yaitu “ayam selasih”. Pesananku sedang disiapkan, pandanganku tertuju pada seorang muslimah yang mengenakan jilbab berwarna biru muda, dipadu padan dengan gamis panjang hingga mata kakinya. Mataku seolah tidak ingin berhenti untuk menatapnya. Ada rasa yang secara tiba-tiba menyeruak di dalam dada, sebuah rasa yang aku sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi pada hatiku. Inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama? Saat lamunan sedang menggunung di dalam benakku, kemudian aku dikejutkan oleh sapaan seorang anak kecil, “Ustadz Adam,” “Astaghfirullah,” aku mengucapkan istighfar atas apa yang baru saja kulakukan. Tidak seharusnya aku menatap muslimah yang ada di depanku dengan pandangan seperti itu. Tuhan sangat tidak menyukai apa yang baru saja kulakukan. Aku tidak menjaga pandanganku. Seharusnya aku bisa menjaga panda...