Ayah, aku sengaja menuliskan ini semua, rasa yang sejak lama menyesakkan dadaku. Kadang aku hanya bisa terdiam, saat aku merasakan sesak yang tak berujung. Ayah, akhir-akhir ini aku sering menangis seorang diri, bertemankan gelap malam. Ayah tidak pernah tahu itu semua. Ayah, aku sangat menyayangimu, sama seperti sayang yang telah ayah berikan padaku selama ini. Terimakasih, Ayah. Ayah, maaf, jika aku sering membuat ayah marah; dengan sikapku yang kadang tidak hormat padamu, dengan bahasaku yang kadang jauh dari kata sopan, dengan tatapanku yang kadang penuh kebencian pada ayah. Tapi, aku ingin ayah tahu bahwa aku tidak pernah benar-benar membencimu. Aku tidak pernah benar-benar marah padamu. Aku tidak pernah benar-benar ingin pergi menjauh darimu. Ayah, aku tahu betapa ayah merindukan sosok Ibu yang dulu selalu menemani hari-hari kita. Senyum ibu selalu hadir di dalam rumah kita ini. Aku mengerti akan perasaan yang ada di dalam hati ayah. Tapi, ada aku di sini, Yah. Aku b...