‘Jangan engkau tanya mengapa aku seperti ini, karena memang aku baru kenal dengan yang namanya cinta. Jangan juga engkau tanya seberapa besar cintaku padamu, karena aku sendiri tidak tahu berapa besar cintaku kepadamu. Dan jangan engkau tanya ke mana cinta ini akan kubawa, karena engkau sendiri sudah tahu jawaban apa yang akan engkau dapat. Aku akan membawa cinta ini ke jenjang pernikahan. Yang perlu engkau lakukan adalah menunggu waktunya tiba. Akan tetapi, jangan engkau cemburu, karena cintaku kepadamu tidak melebihi cintaku kepada yang Maha Cinta.’ Aku masih ingat kalimat-kalimat itu mengalir jelas, pelan dan menenangkan hatiku saat itu. Saat di mana engkau mengutarakan cintamu kepadaku. Saat di mana engkau mengukir janji untuk melamarku jika memang Tuhan sudah mengizinkan kita untuk bersama. ‘Aku bukan penganut pacaran, jika memang aku sudah menyukai seseorang, maka aku akan langsung melakukan ta’aruf, dan jika memang kita berdua berniat untuk membangun cinta, maka ...