Selamat
pagi para penikmat pagi, semoga kegiatan hari ini berjalan lancar, ya *elus
mata yang masih ngantuk karena semalam begadang*. Sebelumnya, saya sudah pernah
menulis tentang Pesona Pantai Linau, yang merupakan salah satu pantai andalan
di Kabupaten Kaur-Bengkulu. Nah kali ini, kita akan melanjutkan perjalanan
kurang lebih 10 menit dari Pantai Linau, kita akan menuju Pantai Waihawang,
siap berangkat? Yuk berangkat, pegangan yang kuat, maklum saya ini pembalap
(amatiran) lol.
Pantai Waihawang
merupakan salah satu pantai yang paling sering dikunjungi jika hari-hari besar
tiba, nama Pantai Waihawang diambil dari nama desa dimana pantainya berada. Pantai
ini terletak kurang lebih 250 meter dari pinggir jalan raya, jadi nggak susah
untuk menemukan pantai ini, rasanya hampir seluruh warga Kaur paham akan pantai
ini (kali aja sih hehe). Tepatnya, Pantai Waihawang terletak di Desa Waihawang,
Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur. Jika dari pusat kota Bintuhan, kurang lebih
berjarak 15 KM saja, dekat banget, kan? Sedekat rindu saya ke kamu *nunjuk
cermin*
Pantai Waihawang
dihiasi dengan pepohonan yang berbaris rapi di bibir pantai, sejuk dengan embusan
angin yang sepoi-sepoi. Pantai ini masih cukup asri, karena memang hanya ramai
dikunjungi ketika hari-hari besar saja. Hari-hari biasa paling hanya dikunjungi
oleh wisawatan lokal saja. Selain menjadi tempat wisata, disini juga terdapat
para nelayan yang mencari ikan. Tempat ini cocok banget buat mancing, karena di
pinggir pantainya terdapat karang-karang yang bisa dijadikan tempat berpijak
ketika memancing. Jadi pinggir pantainya ada yang berupa pasir, ada juga yang
berupa gugusan karang yang beraneka bentuk.
Di pantai
ini, kalian akan melihat sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 100
meter dari bibir pantai yang diberi nama Batu Jung. Batu Jung merupakan bagian
dari daya tarik pantai ini, sama seperti di Tanah Lot Bali dan Juga Bale Kambang
Malang yang sama-sama memiliki pulau berupa gugusan batu yang terletak tidak
jauh dari bibir pantai. Waktu saya masih kecil (eh sekarang juga masih kecil
sih *senyum kalem*) saya selalu suka menunggu pantai surut dan berharap Ayah
akan mengajak saya berjalan di karang-karang yang beraneka ragam warna dan
bentuk untuk bisa sampai ke Batu Jung, tapi Ayah nggak pernah mau ngajakin
kesana. Di pantai ini, air lautnya pasang surut, tapi tidak ada waktu khusus
pantainya surut, tidak ada kepastian (kayak cinta aku ke tembok sih, nggak ada
kepastian haha). Ketika lautnya sedang surut, maka yang ada hanya hamparan
karang-karang yang cantik menawan disertai dengan aneka rumput laut dan
ikan-ikan kecil yang bisa dilihat dengan jelas. Sayang banget saya belum punya
foto pas surut.
Untuk melihat
Batu Jung dengan jelas dan sempurna memang lebih sempurna saat laut sedang surut.
Menurut cerita penduduk lokal sana, Batu Jung merupakan Sebuah Kapal Saudagar
kaya yang berlayar di Pantai Waihawang kemudian dikutuk menjadi batu oleh
seseorang yang sakti. Batu Jung jarang sekali dikunjungi, karena memang
terkesan horor banget, hanya penduduk setempat yang sering naik kesana. Di Batu
Jung hanya terdapat pepohonan, binatang liar seperti Ular, kelelawar dan lain
sebagainya.
Jika sedang
berkunjung ke pantai ini, jangan takut sama panasnya terik matahari, kalian bisa
duduk santai di pinggir, berteduh di bawah pohon nan rindang, atau duduk di
pondokan-pondokan kecil yang sengaja disediakan untuk pengunjung. Kalian bisa mengajak
keluarga untuk mengunjungi pantai ini, duduk rame-rame dengan alas tikar sambil
menikmati santap siang dengan embusan angin yang menyejukkan, dijamin suasana
makan bersama jadi lebih nikmat. Saya sarankan bawa bekal sendiri, karena
memang tidak tersedia warung di sekitar pantai, kita harus ke jalan raya dan
membeli di warung-warung penduduk jika ingin membeli makanan berupa cemilan.
Gimana? Tertarik
mengunjungi pantai ini? Pantai ini juga sering dijadikan tempat untuk foto prawedding dan dijadikan tempat untuk
acara-acara hiburan seperti konser musik saat hari-hari besar karena memang
sudah disediakan tempat untuk mengadakan kegiatan seperti itu. Jika hari raya
tiba, pantai ini akan menjadi sesak karena para wisatawan akan beramai-ramai datang
ke pantai ini. Saya sarankan untuk berhati-hati jika berkunjung saat hari Raya
Idul Fitri, karena biasanya pantai-pantai di Kabupaten Kaur akan kebanjiran
pengunjung. Saya sendiri lebih memilih untuk stay di Rumah bersama keluarga jika hari Raya tiba, karena takut
denga lalu lalang kendaraan yang sangat padat di hari-hari lebaran. Kaur memang
selalu kebanjiran pengunjung saat haria Raya Idul Fitri tiba.
Sekian
dulu, ya, lain waktu kita akan melanjutkan perbincangan tentang tempat-tempat
yang menarik untuk dikunjungi di Kabupaten Kaur- Kota Se’ase Sehijean. Selengkapnya bisa lihat tayangan video ini, ya, meski ada kesalahan judul, harusnya Bengkulu, bukan Lampung :)
Hmmm kayaknya kalau diliyat dari udata keren juga nih pantai :))
ReplyDeleteBtw, batu jung itu buat apa yaa? Cuma jadi sarana rekreasi apa tempat sakral? Ehehe
Bagi masyarakat setempat, batu jung rada sakral, sih. Cuma mereka yg sering kesana, sedangkan pendatang jarang yg mau kesana. Rada serem haha
Delete