saya dan Faris Ersan Arizona
Kenal
dengan anak kecil yang ada di foto di atas? Dia adalah Faris, saya yakin, bagi
pembaca setia blog saya sudah tidak asing lagi dengan sosok Faris, ada banyak
kisahnya yang saya tulis di blog ini. Foto ini adalah satu-satunya foto selfie
bareng dia, namun memiliki kesan yang begitu dalam bagi saya. Foto ini diambil
sehari sebelum Faris menjalani operasi yang keempat kalinya. Saya tidak bisa
menemaninya seperti saat operasi pertama dan kedua. Maaf, ya, fotonya rada
burem, maklum, saya belum bisa membeli windows phone ascend W1 dari Smartfren
untuk bisa menghasilkan foto selfie yang lebih keren dari ini.
Faris
adalah satu dari sekian anak yang memiliki hubungan yang begitu erat dengan saya,
dimulai dari perkenalan kami ketika saya menjadi wali kelasnya, sampai musibah
itu terjadi, saat dimana Faris mengalami kecelakaan, kehilangan sosok Ayah dari
hidupnya dan harus mengalami operasi yang berulang kali.
Kebersamaan
yang tidak pernah kami rencanakan ternyata membuat kami semakin dekat satu sama
lain, dia sudah saya anggap sebagai adik sendiri. Saya menemaninya sejak
pertama kali di Rumah Sakit, hingga dia kembali bisa masuk ke sekolah setelah sekian
lama di rumah sakit. Saya memberinya buku “Dear Faris –Catatan Inspirasi si
Pahlawan Kecil-” sebagai kenang-kenangan dari saya untuknya. Buku itu berisi
kenangan sejak pertama kali saya mengenalnya lengkap dengan hari-hari saya
menemaninya berjuang untuk kembali bisa berjalan meski harus tertatih. Ada
banyak air mata yang tumpah saat saya menulis tentangnya, namun ada banyak juga
bahagia di dalamnya.
Saat
kembali bersekolah, Faris kembali harus menyesuaikan diri. Meski di sekolah
saya harus mengurus segala keperluannya, namun saya bahagia, mulai dari
mengatur tempat duduknya agar dia bisa duduk dengan nyaman karena belum sembuh
total pasca operasi, mengalirkan air wudhu ke anggota badannya, atau bahkan
harus menemaninya ke toilet untuk buang air kecil maupun besar, semua pernah
saya lakukan.
Di
sela-sela liburan saya, saya akhirnya bisa bertemu kembali dengan Faris,
setelah berpisah beberapa waktu karena saya harus melanjutkan study di
Kota Malang. Saya masih ingat dengan baik bulan Desember lalu, Faris selalu
menghubungi saya saat dia baru saja menjalani operasi yang ketiga kalinya. Bagi
saya dia adalah malaikat kecil yang dikirim Tuhan dalam kehidupan saya, agar
saya banyak belajar darinya, tentang betapa pentingnya tetap menjaga harapan
itu agar tetap ada. Harapan untuk sembuh itu tetap Faris jaga, dan saya hanya
bisa membantu dengan doa-doa di tengah malam nan sunyi.
Ruang
operasi rasanya bukanlah hal yang aneh bagi malaikat kecilku ini, operasi
pertama dilakukan dua hari setelah ia mengalami kecelakaan, operasi kedua
dilakukan dua bulan kemudian, saat ia sudah semakin kuat dan tiba-tiba terjatuh
dari tempat tidur dan harus menjalani operasi yang kedua kalinya. Apa Faris
sedih? Tentu saja sedih, namun binar-binar harapan itu tetap ada di wajahnya
yang mungil. Dia tetap kuat.
Setahun
setelah menjalani operasi yang kedua, tepatnya Desember tahun lalu, dia kembali
harus masuk ke dalam ruang operasi di Bandung, karena terjadi pengeroposan
tulang. Dia kembali harus mengulang pengalaman untuk yang ketiga kalinya,
bertemu dengan sekian banyak alat operasi yang tidak bisa saya bayangkan. Saya
masih ingat, sehari setelah operasi yang ketiga kalinya, Faris menelpon saya,
kemudian bercerita tentang banyak hal. Kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan
berbincang satu sama lain.
Foto di
atas saya ambil saat saya berada di Purwokerto bulan Februari lalu, menjelang
operasinya yang keempat kalinya. Saya menemuinya, dan dia menyambut kedatangan
saya dengan sangat antusias, saya memeluknya erat, kemudian duduk di
sampingnya. Saya melihat ada semacam kekhawatiran di wajahnya, saya berusaha
meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Ruang operasi seolah menjadi
bagian yang tidak bisa ia lupakan. Dulu, Faris sempat mengalami trauma dengan
yang namanya rumah sakit karena harus mengalami proses pemulihan yang tidak
sebentar. Saya tersenyum, kemudian memberi dia motivasi untuk tetap bertahan
menjalani proses panjang demi sebuah kesembuhan.
“Faris
pernah berada di ruang operasi sebelumnya dan Faris berhasil bertahan. Kali ini
Faris pasti bisa lebih kuat,” ucap saya di hadapannya, sambil berusaha
menenangkannya, memeluknya dan berlalu dari hadapannya.
Setelah
operasi yang keempat kalinya, kami kembali bertemu, sehari menjelang saya
kembali ke Malang untuk memulai perkuliahan kembali. Faris sudah berada di
rumah, dia memang sudah bisa berjalan meski masih memakai alat bantu. Kakinya
kini tidak lagi sama seperti dahulu, kaki sebelah kanan menjadi lebih pendek
dibandingkan dengan kaki yang sebelah kiri. Jika sedang memakai sepatu, kadang
dia harus mengganjal sepatunya biar dia bisa berjalan normal seperti orang
lain.
Faris
adalah satu sosok yang begitu kuat bagi saya, dia memiliki harapan yang
sedemikian besar yang membuatnya tetap kuat, meski tentu saja itu semua tidak
lepas dari motivasi dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Saya tahu, ini
semua sangat berat baginya, namun bukankah Tuhan sudah berjanji bahwa Ia tidak
akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya? Begitulah yang saya lihat
dari Faris, meski mengalami cobaan yang bertubi-tubi, namun cahaya yang
terpancar dari wajahnya tetap positif. Dia tetap bisa tersenyum meski sekian
banyak luka yang menggores tubuhnya, dia tetap ceria meski fisiknya berbeda
dengan yang dulu, dia tetap sabar meski harus kehilangan sosok Ayah dari
kehidupannya.
Foto di
atas sangat berarti bagi saya, menjadi bagian dari sejarah hidup saya. Orang-orang
yang hadir dalam kehidupan saya bukanlah secara kebetulan, Tuhan pasti memiliki
tujuan tersendiri ketika menghadirkan orang lain dalam kehidupan saya. Pun demikian
dengan Faris, saya percaya Tuhan ingin memberi saya kesempatan untuk belajar
sebanyak-banyaknya, tentang bagaimana seharusnya menghadapi sebuah cobaan
hidup. Faris harus kehilangan Ayah, kehilangan kemampuan berjalan secara
normal, harus berulang kali menjalani operasi di usia yang belum genap 15
tahun, namun ia tetap bersinar meski ada banyak tangis yang menemani
perjuangannya. Air mata itu berubah menjadi senyuman, karena Faris menjalaninya
dengan cahaya, cahaya itu bernama keyakinan dan keyakinan itu membuahkan
harapan bahwa semua akan baik-baik saja ketika ia mampu menjalani semua dengan
penuh kesabaran. Bukankah demikian yang seharusnya kita lakukan? Bukan malah
berprasangka tidak baik pada Tuhan. Percaya pada kuasa-Nya, jaga harapan itu
agar tetap ada. Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua.
Salam buat faris ya, semoga menjadi anak yang kuat :)
ReplyDeleteAmin. insha allah nanti disampaikan salamnya.
Deletewow Salam kenal Mas Arian, dan salam kenal juga buat Faris ya, semoga bisa menjalani hidup dengan semangat :D
ReplyDeleteAmin ya rabbal 'alamin
DeleteSangat mengharukan, banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, semoga faris lekas sembuh dan bisa mencapai semua yang dia cita-citakan.
ReplyDeleteamin ya rabb. terimakasih doanya, semoga kebaikan selalu menyertai kita semua.
DeleteSmngatt faris...
ReplyDeleteInsha Allah. terimakasih
DeleteSemoga Faris tambah kuat supaya pemulihannya lancar. Aamiin.
ReplyDeleteamin
DeleteSalamin buat Faris mas :' dia kuat banget :' semangat :'
ReplyDeleteinsha Allah nanti saya sampaikan. termakasih
DeleteSosok Fariz memang mnginspirasi siapa saja yang tahu kisah hidupnya :) Kunjungan perdana juga nih...slm kenal :)
ReplyDeletepertama kali berkunjung dan suka sama ceritanya. salut :)
ReplyDeleteSalam buat Faris. Membaca kisahnya, membuat saya kagum dengan semangatnya. Semoga Faris senantiasa dimudahkan dan dilindungi. Amiin.
ReplyDeleteAmin. Insya Allah akan disampaikan. Semoga kita semua selalu diberi semangat untuk menjalani kehidupan dgn baik. Amin :)
DeleteWah semoga cepet sembuh ya mas... Tetep kuat tetep semngat... Bisa berprestasi walau dalam kekurangan.
ReplyDeleteamin. terimakasih doa-doanya
DeleteApa cuma gue disini doang yaa yang hampir nangis baca gini.... Dibuatin buku aja mas, siapa tahu menginspirasi banyak orang di luar sana....
ReplyDeleteTitip salam buat faris, jaga kobaran api semangatnya untuk hidup ya mas :'))
mas nggak baca sampai selesai, ya? bukunya udah terbit, loh *kemudian dipentung haha
DeleteFaris... saya malu dan terharu karenamu. :')
ReplyDeleteOm..ajarin saya nulis buku.
*teriak pake bedug musala*
hahaha bedug musala. aihh om mah gitu, aku mah apa atuh, hanya seton upil di langit yang buru *whahha
Deletesalam kepada faris ya mas ,semangat terus :)
ReplyDeletesalam kenal mas arian.
iya, insha allah akan saya sampaikan. terimakasih doanya.
DeleteTerharu saya membacanya. Teruslah menjadi anak yg kuat ya Faris, tetap semangat dan tetap selalu berbinar :)
ReplyDeleteamin. terimakasih doa-doanya. pun demikian dengan kita, semoga kebaikan selalu menyertai kita semua. amin
Deletefaris ganteng binggo hehehe
ReplyDeletegue kagak dibilang ganteng gitu? wuaha
Deleteternyata banyak pelajaran disini :)
ReplyDeletehebat banget ya faris...... masnya juga.
banyak pelajaran disini :)
ReplyDeletehebat babget ya faris.... masnya juga.
semoga bermanfaat, ya. :)
Deletefarisnya ganteng.. :D
ReplyDeletesosok anak yang tangguh,, hebat. ujiannya membuat dia tegar.
ga kebayang kan usia 15 tahun bisa kuat menghadapi ujian sebesar itu,
saat teman-temannya menjalani masa alaynya, tapi dia berbeda. salut :)
alhamdulillah :)
Deletemasya Alloh. semoga tetap kuat ya Faris dan pak gurunya juga tetap sabar dan tegar. semoga sukses untuk lombanya mas.
ReplyDeleteamin. terimakasih doa-doanya :)
Deletesalam kenal bos, Salam buat faris ya
ReplyDeletesalam kenal juga, insha allah disampaikan
Deleteaku baca nya merinding..
ReplyDeletesemangaat ya faris kamu pasti bisaa... ^_^
Salam kenal dan titip salam buat Faris yaaa terharu bacanya...
ReplyDeleteinsha allah akan saya sampaikan salamnya.
DeleteSalam buat faris, peluk erat .. semangat :-)
ReplyDeleteok. insha allah saya sampaikan salamnya :)
DeleteFaris, yang kuat ya. Semoga Allah menghapus dosa2 kamu dan mengangkat derajat Surgamua, lewat cobaan yang kamu dapati ini. Salam dari Irak buat Faris, ya, Mas. :)))
ReplyDeleteamin. insha allah saya sampaikan
DeleteFariss.. hiks, semangat ya nak..
ReplyDeleteberasa sama siswa sendiri juga..
bener2 nampar banget buat saya lebih bersyukur,
pak guru semangat juga ya ^^
salam kenal..
Semoga kita bisa menjadi hamba hamba yg selalu bersyukur. Amin
DeleteHebat Faris tuh, aku sering kagum sama penyandang disabilitas yang puya semangat sepertinya
ReplyDeleteoperasi apa tu? kalau memang ga bisa di operasi/dikoreksi lagi, mungkin tidak usah dipaksakan
kalau memang tidak sempurna tidak apa-apa
Tuhan memberikan kelebihan dibalik kekurangannya pasti
aku ngebacanya miris hiks
salam kenal dari saya ya pak
@guru5seni8
kalau berkenan, main ke tulisan saya di http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com dan atau di www.kartunet.or.id