Skip to main content

Ta’aruf Qurany XII

Calon Hafiz/Hafizah, Insha Allah

“Membangun Akademisi Qurany, Menuju World Class University”
10-11 Oktober 2014
Membangun akademisi yang Qurany, dalam artian mewujudkan para ilmuan-ilmuan yang menjadi Al Quran sebagai panduan hidup mereka adalah suatu hal mulia, yang perlu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Mengutip apa yang diucapkan oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo, Mantan Rektor UIN Malang, sekaligus Guru Besar yang begitu peduli dengan pendidikan Islam, “Jadikanlah Al Quran sebagai kurikulum pendidikan, generasi muslim akan menjadi baik.” Inilah yang sejak dulu diperjuangkan oleh pihak UIN Malang, membangun peradaban muslim dengan pembelajaran yang terintegrasi, dimana dunia akademik tidak hanya mewujudkan ilmuan saja, melainkan melahirkan generasi yang berpegang teguh pada Al Quran, atau bisa disebut sebagai moslem scholars.
Selama dua hari kemarin, saya mengikuti rangkaian kegiatan dari “Hai’ah Tahfidz Qurany” yang dikemas dalam acara yang bertajuk “Ta’aruf Qurany” sebagai wadah calon hafizh/hafizhah di lingkungan kampus yang tidak lain terdiri dari mahasiswa/mahasiswa yang belajar di UIN Malang. Dalam mengikuti rangkaian demi rangkaian kegiatan yang diselenggarakan, saya dan sekian banyak mahasiswa yang memiliki impian menjadi seorang hafizh/hafizhah mendapatkan suntikan semangat dari para pembicara yang tentu saja berkompeten dalam bidangnya maisng-masing. Prof. Imam Suprayogo tentu saja paling berperan penting dalam memberi motivasi hebat bagi kami demi mewujudkan generasi Qurany, jangan Tanya berapa banyak jasa beliau terhadap perkembangan UIN Malang hingga bisa berkembang seperti sekarang ini.
Ganteng dan cantik, kan, kami? #dijitak
Apa yang dilakukan oleh UIN Malang banyak ditiru oleh kampus-kampus lain, di UIN Malang, mahasiswa yang hafal minimal 10 juz akan dibebaskan dari biaya pendidikan. Dari tahun ke tahun, mahasiswa-mahasiswa yang menjadi lulusan-lulusan terbaik di kampus ini adalah para penghafal Al Quran, mereka tidak hanya sekadar cerdas di dunia akademik, tapi sekaligus menjadi pribadi muslim yang shaleh berlimpah manfaat.
Di sini, di UIN Malang, saya dan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai macam Negara, menuntut ilmu dan berharap akan menjadi lebih baik lagi, dalam rangka mewujudkan generasi emas Muslim, generasi Qurany. Ada lebih dari 30 Negara yang belajar di UIN Malang, saya berinteraksi dengan sekian banyak International Students, saling support satu sama lain dan tentu saja saling berbagi inspirasi.
Degup jantung saya semakin cepat, diikuti semangat yang kian membara, bahwa saya tidak akan menyia-nyiakan semua kesempatan ini. Saya telah bergabung di komunitas yang tepat, komunitas yang mengkaji ayat-ayat Allah SWT, komunitas yang sama-sama memiliki impian besar dalam hidup, untuk menjadi hafizh/hafizhah, untuk menjadi bagian dari keluarga Allah SWT yang bertebaran di muka bumi ini.
Saya bertemu dengan sekian banyak mahasiswa/mahasiswi yang begitu antusias mengikuti kegiatan awal dari Hai’ah Tahfidz Qurany ini, sebagai langkah awal bagi kami untuk resmi menjadi anggota dan mendapatkan fasilitas yang ditawarkan oleh pihak HTQ, fasilitas yang tidak lain berupa bimbingan bagaimana menjadi seorang hafizh/hafizhah. Ah, sungguh bahagia rasanya bisa berada di satu ruangan, yang terdiri dari orang-orang yang sedang berusaha mencintai kalam Allah.
Prof. Imam Suprayogo selalu bilang, “Kembalikan semua kepada Al Quran, semua akan baik-baik saja.” Ya, mulailah menghafal, maksimalkan ikhtiar, pasti sukses. Amin.
ceritanya jadi peserta putra terbaik :p
Ketika kegiatan berakhir, ada sesi pengumuman peserta terbaik, saya sama sekali tidak memperhatikan pengumuman itu, saya sibuk menulis sesuatu di buku harian saya menjelang acara usai, kemudian saya mendengar samar-samar, nama saya disebut, kemudian mendongakkan kepala, melihat nama saya di layar, haha, saya masih bingung apa yang mereka nilai dari saya sehingga dijadikan sebagai peserta terbaik. Tapi ya sudahlah, karena sudah disebut dan diminta maju, saya langsung maju ke depan, disertai dengan tepuk tangan meriah dari para hadirian yang ada, saya tersipu malu (lebay).
Mimpi saya menjadi seorang hafizh memang belum usai dan tidak akan pernah usai, saya akan berusaha mewujudkan ini selama hidup saya. Saya memang pernah selesai setoran 30 juz, tapi sampai hari ini hafalan saya tidak begitu baik, yang mampu bertahan hingga saat ini tidak lebih dari 13 juz, selebihnya entah kemana, hilang dibawa kesibukan dan rasa malas yang kadang menggerogoti diri. Bismillah, semoga niat baik ini bisa istiqamah, Al Quran bisa membuat saya menangis, Al Quran bisa membuat saya bahagia. Saya ingin kembali bersamanya, memeluk erat cahaya yang ia pancarkan.

Aku berdiri di ujung gelap, menatap lekat ia di ujung sana, memesonaku.
Aku berdiri semakin dekat dengannya, menyentuh lembut kulitnya yang kusam berdebu
Telah lama aku pergi darinya, menjauh dan semakin jauh hingga lupa arah untuk kembali
Namun, Tuhan selalu memiliki cara tersendiri untuk membuatku kembali padaNya.
Kini, kudekap erat ia di dadaku, berharap ia akan tetap ada di dadaku, kini, nanti dan selamanya.
Ya Rahman, jadikanlah aku seseorang yang mampu menghafal ayat-ayatMu
Imla’ Qolbi Quran
Isyrah Sodri Quran
Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...