Saya mulai aktif menulis di blog sejak
menjadi Guru di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, tepatnya November 2011.
Ada banyak kisah yang saya tulis, tentang betapa lucunya saya ketika kagok
melihat penampilan saya di hari pertama menjadi Pendidik, mendapat surat cinta
dari beberapa murid, dikecengin sama Murid putri karena saya menjadi
Guru termuda kala itu, menulis tentang murid-murid saya yang inspiratif, sampai
pada hal-hal konyol yang saya lakukan bersama anak-anak didik lengkap di blog ini.
Kisah kebersamaan dengan anak-anak didik saya tercatat dengan baik di dalam 3
buah buku saya yang merupakan kumpulan tulisan saya di blog.
Launching Buku Pertama "Catatan Hati Sang Guru"
Ketika
akhirnya saya resign demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, bukan karena tidak bahagia menjalani hari-hari bersama anak-anak didik
saya, sama sekali bukan karena itu. Melainkan karena ingin menempa diri menjadi
lebih baik lagi, mempersiapkan diri untuk mengabdi kepada Ibu Pertiwi. Jika bukan
generasi muda yang melanjutkan perjuangan para pendahulu, siapa lagi? Saya ingin
tetap ikut andil dalam mendidik generasi emas Bangsa ini, bagaimana pun
caranya.
Buku kedua "New Catatan Hati Sang Guru"
Blog
sudah menjadi rumah untuk berbagi tentang perjalanan hidup saya. Ketika masih
di Purwokerto, saya sering berkunjung ke panti-panti asuhan, mendongeng di
hadapan mereka, bermain bersama, membuat perpustakaan kecil di panti asuhan,
menjadikan kamar saya sebagai perpustakaan anak-anak, dan berbagi segala yang
positif. Kunjungan demi kunjungan menjadi rutinitas saya di akhir pekan. Ada bahagia
ketika saya bisa bertemu dengan calon pemimpin bangsa di masa depan. Bukankah itu
yang seharusnya dilakukan oleh para pemuda di Negeri ini? Bukan hanya mengeluh
tentang kondisi pendidikan yang belum merata, melainkan ikut urun tangan, ikut
berjuang mewujudkan Ibu Pertiwi yang memiliki generasi penerus yang hebat.
Buku Ketiga Saya "Dear Faris"
Semua buku saya berasal dari kumpulan tulisan di blog
Beberapa
waktu yang lalu, saya sempat travelling selama 1 bulan di Bali. Bukan hanya
sekadar travelling biasa, dua Minggu terakhir saya di Bali, saya menjadi
volunteer di sekolah anak-anak cacat Mental di Ubud. Mereka memberi nama
sekolah mereka dengan nama “Sjaki Tari-Us”. Berada di tengah-tengah anak-anak
di Sjaki Tari-Us merupakan bagian dari pengabdian pada Ibu Pertiwi. Ada haru
tiap kali melihat mereka.
Setelah
dari Bali, saya pulang ke kampung halaman, berkunjung ke sekolah-sekolah di
daerah, mulai dari sekolah terbaik sampai sekolah yang berada di pelosok. Saya harus
menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki, demi bisa ke sekolah-sekolah
yang ada di pelosok daerah. Sungguh perjuangan luar biasa bagi mereka yang
menjadi pendidik di pelosok daerah. Saya berdecak kagum dengan pengabdian para
pendidik di sana, saya pun ikut hanyut dalam bahagia ketika bisa bersama
anak-anak di pelosok, bermain bersama mereka, kemudian belajar bersama. Inilah wujud
pengabdian pada Ibu Pertiwi.
Menjadi Volunteer di Sjaki Tari-Us Bali
Saya
masih ingat dengan baik, ketika pertama kali berkunjung ke sekolah-sekolah di
pelosok, mereka menyambut kedatangan saya penuh antusias. Apalagi melihat saya
membawa kamera dalam ukuran besar yang bagi mereka adalah barang langka yang
mungkin saja baru kali pertama mereka lihat. Mereka mengelilingi saya, kemudian
bertanya banyak hal. Saya bertemu dengan kepala sekolah, saling berbagi
informasi yang positif.
Saya sempat berbincang dengan
beberapa orang yang berwenang dalam pendidikan di daerah saya, diskusi
bagaimana seharusnya pendidikan di pelosok bisa mendapatkan perhatian lebih,
berbincang bagaimana agar pemuda-pemudi yang sedang menempuh pendidikan di luar
daerah bisa didata dengan baik dan diharapkan bisa kembali mengabdi pada Ibu
Pertiwi, khususnya di daerah asal, sehingga tidak ada lagi ditemukan anak-anak
yang tidak bersekolah. Inilah impian bersama, GoFor It.
bertemu anak-anak di salah satu sekolah di Kabupaten Kaur-Bengkulu
Cobalah kau tengok di ujung daerahmu,
mungkin Engkau akan menemukan sekolah yang hanya memiliki atap tanpa dinding yang
memisahkan antara kelas yang satu dengan yang lainnya. Mungkin engkau akan menemukan
anak-anak yang harus berjalan beberapa kilo meter untuk bisa sampai ke sekolah,
menemukan anak-anak yang pergi ke sekolah tanpa alas kaki, berpenampilan hanya
dengan seragam lusuh dan beberapa buku di tangan mereka, namun mereka tetap
semangat. Kemudian mulailah bergerak, lakukan sesuatu untuk mereka.
Blog adalah cara saya menyebarkan
informasi tentang potret pendidikan di daerah kepada Ibu Pertiwi. Saya suka
menyertakan foto-foto dan video di blog. Movie maker
menjadi salah satu aplikasi favorit saya dalam menampilkan kehidupan saya
sebagai seorang Guru dalam slide video maupun gambar.
Salah satau video tentang saya dan anak-anak, yang saya buat dengan movie maker
Inilah
jawaban saya atas pertanyaan EmakGaoel “apa yang sedang kamu kejar dalam
kegiatan blogging-mu?” Mak, blog menjadi sarana bagi saya untuk
berbagi segala kebaikan, berbagi kisah kehidupan saya sebagai seorang Pendidik.
Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bisa memberi manfaat pada
sekitarnya, bukan?
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan