Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik, mempelajari keterampilan dan
pengetahuan tentang materi-materi pelajaran. Peserta didik belajar untuk
mengembangkan kemampuan konseptual ilmu pengetahuan ataupun mengembangkan
kemampuan dan sikap pribadi yang dapat digunakan mengembangkan dirinya. Dalam
pembelajaran, peserta didik sebagai subjek yang aktif melakukan proses
berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menggabungkan, menyimpulkan dan
menyelesaikan masalah.
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah proses peserta didik dalam
membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya
secara mudah, lancar, dan termotivasi. Karena itu pula, suasana belajar yang
diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif, misalnya
mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, mencari contoh,
dan bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam Mengajar:
Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat
rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak
orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal
terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap, berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut.
Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan
keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
Pembelajaran, perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Semua anak di dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih bisa dimanfaatkan membantu temannya
yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat
membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi
optimal.
Memanfaatkan prilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar
pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan
agar bakat individunya berkembang.
Mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah
memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “apa, berapa, kapan”, yang umumnya
tertutup.
Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan
hal yang sangat disarankan dalam pembelajaran. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan
yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Ruang kelas itu rumah, bukan penjara.
Memang, ada dua potensi kelas dalam proses belajar. Pertama, menjadi rumah yang
menyenangkan. Atau sebaliknya, menjadi penjara yang penuh tekanan dan paksaan.
Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau
budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan
dapat berperan sebagai media belajar tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar
kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan
seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
Memberikan umpan balik yang baik
untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat
bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada
siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas selanjutnya. Guru
harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan
catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
Membedakan antara aktif fisik dan
aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadap-hadapan. Aktif
mental lebih diinginkan daripada fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Itulah beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang Pendidik. Selamat menjadi Guru Hebat.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan