Skip to main content

Love Actions


 24 Februari 2013
Melihat orang lain tersenyum karena kita, tentu melukiskan bahagia di dalam hati. Melihat mereka tertawa, ikut merasakan kebahagiaan bersama kita, tentu meninggalkan benih-benih bahagia yang memenuhi rongga dada. Ada bahagia saat melihat orang lain tersenyum karena kita. Saling berbagi kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan kita, tentu memiliki kesan tersendiri dalam hidup kita. Bisa berbagi bahagia bersama mereka yang tidak seberuntung kita, merupakan pekerjaan yang sangat mulia.
            Hari ini, saya mengajak anak-anak untuk ikut kunjungan ke Pesantren An-Nur, yang merupakan pesantren yatim, piatu dan dhuafa. Saya mewakili @bflactprwokerto melakukan kegiatan “love actions”. Love Actions adalah Aksi berbagi kasih sayang kepada Anak-anak panti asuhan. Berbagi cerita, berbagi keceriaan juga canda tawa, berbagi pelukan, berbagi semangat, berbagi rejeki, dan berbagi semua yang positif.
            Saya sengaja mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan ini agar mereka mengerti akan kehidupan anak-anak yang berada di pesantren ini. Saya ingin mengajarkan kepada anak-anak betapa indahnya berbagi. Saya ingin menanamkan nilai-nilai sosial pada anak-anak, sehingga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang peduli dengan orang-orang yang ada di sekeliling mereka.
            Ada 11 anak yang ikut dalam kunjungan sosial ini; Azzam Helmi Muflih, Farrel, Patrem Sakti Mangliawan, Abdullah Fatih, Akmal, Barkah, Abror, Fuad, Ryan, Adam, dan Rizki Adi.


            Kami berkumpul di sekolah pukul 08.30 pagi. Setelah semuanya berkumpul, kami berangkat menuju lokasi dengan menyewa sebuah angkutan umum. Kami berangkat dengan selukis senyum, berharap apa yang akan kami lakukan hari ini bisa berjalan lancar.
            Anak-anak membawa pakaian bagus pakai, buku-buku bacaan, dan uang tunai untuk anak-anak yang di pesantren. Sedangkan saya, sudah terlebih dahulu membeli beberapa keperluan pesantren dengan donasi yang masuk ke rekening saya. Saya mengajak teman-teman yang menjadi follower saya di twitter untuk ikut berpartisipasi dalam kegaian love actions ini. Kegiatan ini sebenarnya mau dilakukan serentak di 11 kota di seluruh Indonesia pada tanggal 17 Februari lalu. Akan tetapi, berhubung pada tanggal 17 adalah pemilihan Bupati Banyumas, makanya kegiatan ini diundur.
            Saat sampai di pesantren, kami disambut langsung oleh Ust. Achmad Fasihin, selaku pimpinan pesantren. Sambil menunggu beberapa teman yang lain datang, kami berbincang sejenak. Saya melihat anak-anak panti sedang membersihkan aula, karena baru selesai acara maulib Nabi Muhammad Saw.
            Setelah semua kakak-kakak dari @bflactprwokerto datang semua, acara pun dimulai. Anak-anak di Ponpes An-Nur sudah duduk rapi di dalam Aula. Murid-murid saya juga ikut bergabung bersama mereka. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh santri Ponpes An-Nur, dilanjutkan dengan sambutan dari saya, selaku perwakilan dari @bflactprwokerto, kemudian sambutan dari Ust. Achmad Fasihin selaku Pimpinan Ponpes.
            Acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Kak Cita penuh semangat memandu acara ramah tamah. Kak Cita ini pintar dongeng, loh. Kami terpingkal-pingkal mendengar dongeng dari Kak Cita yang merupakan seorang penyiar salah satu radio di Purwokerto. Setelah selesai mendengarkan dongeng, selanjutnya adalah games dan lagi-lagi riuh renyah tawa anak-anak memenuhi aula. Ah, bahagia melihat mereka tertawa lepas. Bahagia melihat mereka menikmati rangkaian acara hari ini. Setelah selesai games, selanjutnya adalah penyerahan bantuan secara simbolis.
            Semoga apa yang kami berikan hari ini bisa memberi manfaat bagi pesantren. Kami sudah menabur benih-benih cinta di pesantren ini. Berharap akan ada pertemuan selanjutnya, dengan suasana yang berbeda, namun dengan semangat yang tetap sama. Semangat untuk berbagi kebahagiaan bersama mereka.
            Saya sangat senang melihat murid-murid antusias mengikuti rangkaian acara kunjungan sosial ini.
            “Gimana? Kalian seneng, kan diajak kesini?”
            “Seneng, Ustaz. Jadi tahu lebih banyak tentang kehidupan anak-anak disini. Kunjungan selanjutnya jangan lupa diajak lagi, ya, Ustaz,” jawab mereka mantap. Saya tersenyum mendengar jawaban itu.
            “Insya Allah. Semoga semangat berbagi ini tetap ada.”
            Saya dan anak-anak juga sempat melihat keadaan kamar tidur anak-anak yang ada di pesantren. Kasihan melihat kondisi kamar mereka yang sangat memprihatinkan. Saya menatap lekat-lekat wajah anak-anak yang dipanti. Wajah anak-anak yang masih sangat polos, namun mereka tetap melukis senyum di wajah. Di antara mereka, ada yang masih belum sekolah, bahkan mungkin mereka belum mengerti arti kehilangan orang tua mereka. Beberapa dari mereka masih sangat kecil. Sebagian yang lain ada yang sudah sekolah di SMP/MTs dan SMA.

          
            Lepas shalat dzuhur berjemaah, kami berpamitan. Kami meninggalkan jejak-jejak kasih, berharap apa yang kami lakukan ini bisa membuat mereka mengerti bahwa kami peduli dengan mereka.
            “Ustaz, kita berkunjung kesini lagi, ya, nanti.” Ucap Akmal.
            “Insya Allah,” jawab saya sambil tersenyum.
            Berikut komentar anak-anak setelah selesai kunjungan ke pesantren An-Nur:
            “Kunjungan ke Pesantren An-Nur sangat menyenangkan, karena bisa menghibur anak-anak pesantren.” (Abdullah Fatih)
            “Seru dan menyenangkan, banyak pelajaran yang bisa didapat.” (Azzam)
            “Dengan apa yang saya lihat, saya semakin bersyukur dengan apa yang saya dapat sekarang; kasih sayang, fasilitas, dan lain-lain.” (Adam)
            “Saya merasa senang, karena saya dapat mengambil pelajaran bahwa apa yang Allah berikan harus disyukuri. Ada banyak orang yang saat ini tidak bersyukur akan anugerah yang Allah berikan.” (Fachriansyah)

Keesokan harinya, banyak anak-anak yang ingin tahu tentang kunjungan saya dan beberapa anak ke Pesantren An-Nur, ada yang sedikit ngambek karena tidak diajak, ada yang sama sekali tidak tahu tentang rencana kunjungan dan sangat menyesal tidak ikut, atau bahkan ada yang ingin ikut dikunjungan selanjutnya.
            “Kapan ada kunjungan sosial lagi, Ustaz? Saya mau ikut.” Ucap beberapa murid.
            Saya tersenyum melihat semangat mereka, semangat untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Saya bangga pada mereka, meski masih SMP, tapi jiwa sosial mereka sudah mulai tumbuh.
            Saya kadang jenuh mendengar mereka yang hanya bisa berkomentar banyak hal tentang keadaan bangsa ini. Tentang kemiskinan yang meraja lela, tentang anak-anak yang berada di jalanan, dan lain-lain. Saya jenuh mendengar semua itu. Jenuh karena nyatanya banyak yang hanya pandai berkomentar, tapi tidak melakukan apa-apa untuk merubah semua itu.
            Saya sering bilang ke anak-anak, “tidak perlu banyak komentar tentang  kemiskinan yang ada di bangsa ini, lakukan saja apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka. Sekecil apa pun yang kita berikan kepada mereka akan sangat berarti.
            Berhenti mengecam kegelapan. Nyalakan lilin. Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu.” (Indonesia Mengajar)
             Iya, tidak perlu sumpah serapah engkau ucapkan tentang negeri ini. Mari lakukan sesuatu untuk mereka. Ada banyak anak-anak yang membutuhkan uluran tangan kita. Mari beri mereka semangat, agar mereka tetap bisa bermimpi besar. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mereka.
            Akhir pekan, kadang saya berkeliling ke desa, bertemu dengan anak-anak yang ada di sana, berbagi cerita, mendongeng, dan berbagi buku-buku bacaan. Saya bahagia melakukan itu semua. Untuk saat ini, belum banyak yang bisa saya lakukan untuk mereka, putra-putri bangsa ini. Tapi setidaknya saya sudah memulai untuk peduli dengan mereka. Dan saya berharap, saya bisa melakukan sesuatu yang lebih besar untuk mereka.
            Satu mimpi yang sekarang sedang saya perjuangkan. Saya ingin memunyai “rumah baca” untuk anak-anak yang ada di pedesaan. Saya suka melihat anak-anak hanyut dalam bacaan mereka. Saya ingin sekali memiliki rumah baca untuk mereka. Semoga apa yang saya impikan bisa terwujud. Mari lakukan sesuatu, mari berbagi.


Comments

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...