26
Februari 2013
Dua hari sebelumnya, saya diminta untuk menjadi
pembicara di kegiatan “Wisata Buku” SD Al Irsyad 02 Purwokerto. Setelah saya
membaca undangannya, tema kegiatannya sangat menarik, sama seperti hal yang
sekarang sedang saya lakukan. Yaitu mengajak anak-anak untuk gemar membaca.
Satu tahun terakhir, saya memang lagi semangat untuk mengajak anak gemar
membaca, agar membaca menjadi budaya.
“Budayakan
Membaca Untuk Mewujudkan Generasi Berakhlak Mulia”
Inilah yang menjadi tema kegiatan wisata buku
yang saya hadiri. Yang menjadi peserta dalam kegiatan ini adalah murid kelas V
sejumlah 149. Jujur, sebelumnya saya belum pernah mengisi kegiatan untuk
anak-anak SD. Sempat nervous juga
saat pertama datang. Tapi setelah melihat wajah-wajah mereka yang lucu dan ngegemesin
itu, akhirnya saya jadi percaya diri.
Saya
diminta untuk mengajak anak-anak gemar membaca dan juga menulis. Sepanjang
kegiatan, saya merasakan bahagia yang sangat luar biasa, melihat antusias
anak-anak bertanya banyak hal. Satu jam waktu yang diberikan terasa kurang.
Saya memang tidak bisa berlama-lama, karena saya harus kembali ke SMP untuk
mengajar. Tapi, setidaknya saya sudah meninggalkan jejak-jejak motivasi kepada
anak-anak, agar rajin membaca.
Membaca
adalah kegiatan ringan, namun sulit untuk dilaksanakan. Orang lebih suka pergi
berbelanja ke Mall, makan di restoran, ngerumpi sana-sini, dibandingkan dengan
membaca. Padahal, dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal. Bahkan di
dalam Islam, ayat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw adalah
sebuah perintah untuk membaca. Wahyu pertama yang Allah turunkan kepada Nabi
Muhammad Saw adalah surat Al-‘Alaq: 1-5:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5)
Ayat
di atas jelas menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk membaca; membaca
alam raya selaku ciptaan-Nya, mengambil pelajaran dari apa yang ada di
sekeliling kita, dan tentu termasuk membaca buku-buku yang berisi tentang
berbagai macam ilmu pengetahuan. Bahkan Allah sendiri menyatakan di dalam
Alquran, bahwa Ia akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.
“….niscaya Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah:
11)
Saya
sering memberikan tantangan kepada anak-anak,
“Siapa yang membaca lebih dari 500
halaman/bulan, maka ustaz akan kasih hadiah.”
Ini
adalah salah satu cara saya mengajak anak untuk rajin membaca. Saya juga
mengajak anak-anak untuk membuat perpustakaan mini di kelas, agar mereka
terbiasa bersentuhan dengan buku.
Bicara soal buku, saya teringat kata-kata bijak cendekiawan Ali
Syariati:
“Buku adalah
seperti makanan, tetapi makanan untuk jiwa dan pikiran. Buku adalah obat untuk
luka, penyakit, dan kelemahan-kelemahan perasaan dan pikiran manusia. Jika buku
mengandung racun, jika buku dipalsukan, akan timbul bahaya kerusakan yang
sangat besar.” Demikian singkat dan lugasnya kata-kata itu mengemukakan tentang
peran penting sebuah buku.
Tokoh lintas
bangsa dan lintas waktu Cicero mengatakan “A Room without books is
like a body without a soul.” Ruangan tanpa buku/jika seseorang tidak
membaca bagai badan tanpa jiwa. Hal ini semakin menegaskan betapa
pentingnya membaca. Dengan membaca, kita bisa mengerti akan banyak hal. Tidak
ada orang hebat yang tidak membaca. Lihatlah pendiri bangsa ini, Bung Karno,
Bung Hatta, keduanya adalah orang-orang yang dekat dengan buku.
Banyak
orang-orang hebat yang tidak menempuh pendidikan tinggi, tapi bisa menjadi
tokoh hebat karena rajin membaca. Sebut saja Buya Hamka, meski tidak mengenyam
pendidikan formal terlalu tinggi, tapi ia bisa menjadi seorang tokoh yang
hebat. Bahkan mendapat gelar Doktor kehormatan dari universitas top dunia.
Semua bermula karena ia adalah sosok yang gemar membaca. Ada banyak contoh
lain, betapa membaca merupakan kunci informasi.
Ada banyak
tulisan di media massa, tentang betapa rendah minat baca orang Indonesia.
Sampai ada anekdot yang membandingkan minat baca Orang Indonesia dengan Orang
Jepang.
“Kalau Orang Jepang tidur sambil membaca,
sedangkan Orang Indonesia membaca sambil tidur.”
Itu artinya
begini, sesantai apa pun orang Jepang, membaca tetap menjadi satu kebutuhan.
Sebaliknya, bagi kita, sesantai apapun kegiatan yang dilakukan, membaca belum
menjadi suatu kebutuhan.
Orang tua
memiliki peran penting dalam menumbuhkan minat baca anak. Orang tua bisa
mengajak anak-anak untuk berwisata buku ke toko-toko buku, dan membiarkan
mereka memilih buku-buku kesukaan mereka, dengan tetap mengontrol buku-buku
yang mereka pilih. Orang tua juga bisa menyediakan buku-buku bacaan di rumah,
agar anak bisa membaca dengan santai. Atau bahkan orang tua bisa membuat jadwal
khusus bagi seluruh anggota keluarga untuk membaca bersama-sama, mendiskusikan
hasil bacaan dan lain-lain. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendorong
anak agar gemar membaca.
Sesekali, cobalah
pergi ke perpustakaan daerah, perpustakaan umum, atau perpustakaan-perpustakaan
yang ada di sekitar kalian. Coba perhatikan, ada berapa banyak orang yang
mengunjungi perpustakaan tersebut. Saya sering pergi ke perpustakaan daerah dan
menemukan betapa sedikit orang-orang yang membaca buku disana. Bandingkan
dengan tempat-tempat perbelanjaan, penuh sesak orang-orang yang berbelanja.
Wisata buku masih belum banyak dikenalkan orang tua pada anak.
Kalian pasti pernah melihat kuis yang berhadiah 1
miliar, yang dipandu oleh Tantowi Yahya. Selama bertahun-tahun, Tantowi Yahya
memandu acara kuis tersebut, hanya ada dua orang yang mampu membawa pulang uang
sebesar 500 juta; Guru Pesantren dan Loper Koran.
Kalian
pasti bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang loper koran bisa memenangkan
sebuah kuis yang menuntut pesertanya memiliki pengetahuan yang luas? Jawabannya
ternyata sederhana, seorang loper koran yang bernama Agus Mulyadi ini adalah
orang yang “gemar membaca.” Kegemarannya
membaca membuat dia berhasil memenangkan uang senilai 500 juta.
Jadi,
apa lagi yang kalian tunggu? Mari ajak anak-anak kita gemar membaca. Beri
penjelasan sederhana kepada mereka betapa pentingnya membaca. Jika generasi
muda sudah menjadikan membaca sebagai budaya, maka bangsa ini akan menjadi
bangsa yang hebat, yang penuh dengan orang-orang yang memiliki pengetahun yang
luas.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan