Skip to main content

Betapa Ramahnya Orang Oman


Bagi saya, berinteraksi dengan masyarakat setempat, berkenalan, bercerita banyak hal tentang budaya masing-masing dalam sebuah perjalanan selalu menjadikan perjalanan lebih bermakna. Karena hidup adalah tentang bagaimana kita memahami kehidupan itu sendiri. Semakin tahu, maka akan semakin bahagia kita menjalaninya.

Saya sering kali bertemu orang-orang luar biasa dalam perjalanan. Perjalanan terbaru yang baru saya selesaikan beberapa bulan lalu adalah menjelajah Negeri Oman, negeri kaya yang begitu ramah terhadap tamu-tamu yang datang. Saya tidak hanya berkunjung ke aneka penjuru Negeri Oman, tapi juga berkesempatan belajar Bahasa Arab di Sulthan Qaboos College, Oman. Tulisan tentang ini sudah saya tulis di sini.

Saya masih ingat, dalam waktu dua bulan saja, saya memiliki banyak sekali kenalan baru. Security di apartemen saya sampai terkagum-kagum bagaimana saya bisa mengenal sedemikian banyak orang hanya dalam waktu dua bulan.

"Saya belum pernah melihat mahasiswa yang seantusias kamu dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar," ucapnya ketika saya pamit. Iya, menjelang kepulangan saya ke Indonesia, apartment saya banyak menerima tamu, teman-teman yang baru saya kenal ketika pertama kali datang ke Oman.

Seringkali ketika saya sedang jalan kaki, banyak pemuda-pemuda Oman yang menghampiri dan dengan senang hati mengantarkan saya ke tujuan, padahal saya sengaja memilih jalan kaki di musim dingin kala itu. Saya berkenalan dengan banyak orang, mulai dari supir taksi, penjaga toko, penjaga perpustakaan kota, pegawai Bank, Dosen, pedagang di pasar dan lain-lain.

Saya tipe orang yang mudah sekali dalam bergaul, tidak aneh rasanya saya bisa berkenalan dengan banyak orang selama di Oman. Selain itu, Omani (sebutan untuk orang Oman) adalah orang-orang yang sangat ramah akan tamu. Mereka begitu luar biasa dalam menjamu setiap tamu yang datang ke rumah mereka. Mereka dengan penuh kesungguhan siap membantumu setiap kali kamu membutuhkan bantuan.


Selama di Oman, hampir setiap hari saya dijemput oleh pemuda-pemuda sekitar apartemen saya, mereka mengajak saya duduk bersama-sama, kadang hanya sekadar minum teh hangat di dinginnya malam, kadang kami barbeque rame-rame. Ketika weekend datang, kami akan pergi ke suatu tempat, bakar-bakar daging, masak, dsb. Menyenangkan. 2 bulan di Oman terasa begitu singkat, karena begitu menyenangkan bisa berinteraksi dengan orang-orang Oman.

Di Oman, ada yang mengizinkan saya tinggal di apartemennya di Muscat beberapa hari menjelang kepulangan ke tanah air. Padahal dia sedang tidak di tempat. Kami hanya bertemu sekali, tapi dia memercayai saya, memberitahu saya kode akses security boxnya dan mengizinkan saya tinggal di apartmen miliknya. 😍

Ada banyak pengalaman menarik. Misal, ketika akan ke airport, barang bawaan saya banyak, ada beberapa kardus dalam ukuran besar, ada dua koper, ada tas dan perintilan lainnya. Ketika turun ke lobby apartemen, seorang tidak dikenal menghampiri saya dan menanyakan tujuan saya. Ketika tahu saya mau ke airport, dia dengan senang hati menawarkan bantuannya.

Demikianlah, di tengah malam yang sepi, kami menembus sunyinya Kota Muscat, dia mengantarkan saya ke airport dan memastikan semu barang saya tidak ada yang tertinggal.

"Jika kamu ke Oman, hubungi saya, saya akan menjemputmu," pintanya kala itu.

***
Seringkali ketika naik taksi, saya tidak diizinkan oleh supirnya membayar. Mereka hanya bilang,

“Kamu teman saya, kamu tidak perlu membayar.”

Dan biasanya mereka dengan senang hati memberikan No handphone mereka tanpa saya pinta.

“Hubungi saya jika kamu perlu sesuatu selama di Oman.”

Kadang saya merasa tidak enak hati, tapi demikianlah keramahan mereka terhadap tamu.
Ada satu supir taksi yang paling saya ingat. Dia akan menikah esok harinya, dia pergi ke salah satu Mall di Nizwa untuk berbelanja keperluan rumah. Di perjalanan, dia bertemu saya yang sedang berjalan kaki menuju apartemen. Dia sengaja berhenti dan menawarkan tumpangan, padahal saya sengaja mau jalan kaki. Tidak hanya itu, ketika turun dari taksinya, dia memberi saya beberapa jus buah dalam ukuran cukup besar dan seplastik besar Omani Chips.

“Doakan pernikahan saya besok, semoga Allah mudahkan.” Demikian pintanya sambil berlalu pergi. Saya termenung cukup lama.

Alhamdulillah, sebuah perjalanan semakin bermakna ketika kita membersamainya dengan bagaimana seharusnya seorang muslim menjaga hubungannya dengan manusia. Karena demikianlah seharusnya seorang Muslim bersikap terhadap tamunya. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu memuliakan tamu. Sungguh indah ajaran Islam. 

All Muslims by default are Ambassadors of Islam. you should behave as such so that Islam is spread through your personal flawless examples.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...