Skip to main content

Jangan Menunda Taubat




 وَالَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُوا مِنْ بَعْدِهَا وَآمَنُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (١٥٣)
“Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; Sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al A’raf: 153)

Sebagai manusia yang hidup di dunia ini, kita tak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Baik itu dosa besar ataupun dosa kecil. Seolah-olah dosa sudah menjadi bagian dari diri sendiri. Bayangkan saja bagaimana seringnya mata kita tidak dijaga dari hal-hal yang tidak disukai Allah SWT. Bagaimana telinga yang dengan mudahnya mendengar aib saudara sesama muslim. Bagaimana mulut yang dengan mudahnya membicarakan keburukan orang lain. Begitupun anggota tubuh yang lain, yang jika dihitung mungkin tidak akan sanggup menghitung banyaknya dosa yang dilakukan setiap harinya. Belum lagi berbagai dosa terkait kelalaian ibadah kepada Allah SWT, kewajiban yang ditinggalkan, penyakit hati yang setiap detiknya merusak keimanan kita dan tentunya masih banyak hal lainnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap insan pasti berdosa, setiap manusia pasti melakukan kesalahan karena kita bukan Nabi atau Rasul yang dima’sumkan oleh Allah SWT. Namun bukan berarti kita berserah diri, berpangku tangan dan berputus asa dari dosa-dosa tersebut. Bukan berarti juga dengan dosa ini kita merasa tak apalah berbuat dosa toh semua orang berbuat dosa. Tidak. Agama Islam tidak mengajarkan seperti itu. Sebagai muslim yang beriman kepada Allah SWT, seharusnya kita sebisa mungkin menjauhkan diri dari dosa, dari hal-hal yang dilarang oleh Agama.

Salah satu hikmah dari adanya dosa adalah kita merasa berhati-hati akan setiap perbuatan yang dilakukan. Kita akan merasa takut bahwa apa yang dilakukan tidak disukai oleh Allah SWT. Sehingga dampaknya adalah kita berusaha untuk terus mensucikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bayangkan jika tidak ada dosa di dunia ini, manusia akan hidup semaunya, manusia akan saling menyakiti antara satu dengan yang lainnya, tidak ada rasa takut akan setiap apa yang dilakukan, sehingga pada akhirnya tidak ada hamba yang mendekat kepada Tuhannya, tidak ada hamba yang merintih dan berdoa kepada Allah SWT lantaran dosa yang telah dilakukan.
Mengetahui hal tersebut, agama Islam menganjurkan umatnya untuk terus mensucikan diri, sebagaimana dalam firmanNya,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (٢٢٢).....
“...sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

Ada satu cara ketika seorang muslim melakukan dosa kemudian ingin kembali kepada Tuhannya dan memperbaiki diri, maka dianjurkan untuk bertaubat. Taubat seperti apa, yaitu taubatan nasuha. Taubat nasuha adalah taubat dengan menyesali segala perbuatan dosa yang telah dilakukan dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya.

10 Dosa Besar
Sebelum bertaubat kepada Allah SWT, tentunya kita perlu mengetahui dosa apa yang telah dilakukan, kemudian masuk dalam kategori mana dosa tersebut. Boleh jadi selama ini dosa yang kita sepelekan, yang sering dilakukan ternyata adalah dosa besar. Disini akan disebutkan 10 dosa besar yang dilakukan seorang hamba, yaitu: 1) syirik, 2) meninggalkan shalat, 3) durhaka kepada orang tua, 4) zina, 5) makan harta haram, 6) mabuk, 7) memutus silaturahmi, 8) bohong, 9) kikir, 10) ghibah.

Tentunya masih ada versi lain yang menyebutkan dosa besar, tapi ini bukan masalahnya, yang jadi masalahnya adalah kita sudah melakukan dosa tersebut tapi sayangnya kita tidak sadar bahwa itu dosa. Jika sadar bahwa itu dosa saja belum, bagaimana mau bertaubat? Sebagai contoh yaitu meninggalkan shalat. Masih banyak muslim yang menganggap meninggalkan shalat sesuatu yang wajar dan ringan saja dilakukan, padahal itu adalah dosa besar.

Orang Taubat Dicintai Allah
Seseorang yang berusaha bertaubat kepada Allah SWT, maka Allah akan sangat mencintai hamba tersebut. Sebagaimana hadis yang artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hambaNya ketika mau bertaubat kepadaNya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah Tuhanmu,’ dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)

Dari hadis tersebut dapat dijelaskan bahwa Allah akan sangat bergembira sekali terhadap seorang hamba yang bertaubat. Rasa gembiranya dalam hadis tersebut diibaratkan seperti seseorang yang kehilangan unta dan perbekalannya di gurun pasir, kemudian pada saat sedang haus dan lapar sekali, unta tersebut datang kembali kepada orang tersebut.

Jangan sekali-kali berputus asa akan ampunan Allah SWT. Selagi masih diberi umur dan kesehatan alangkah baiknya digunakan untuk bertaubat kepada Allah SWT. Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba, namun rahmat dan ampunan Allah lebih besar dari dosa tersebut. Jangan pula merasa khawatir kalau hari esok berbuat dosa lagi, kemudian karena perasaan khawatir itu (besok akan berbuat dosa lagi) maka kita menunda taubat kita. Jangan!

Hari ini kita taubat untuk semua dosa yang telah dilakukan kemarin. Esokpun taubat lagi untuk segala dosa yang kita lakukan hari ini. Karena pada dasarnya tidak ada manusia yang luput dari dosa. Sebagai seorang muslim, kita hanya bisa berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri dari perbuatan dosa, menjaga taubat kita untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Perlu digaris bawahi bahwa taubat bukan hanya untuk dosa-dosa besar tapi juga untuk dosa-dosa kecil. Perbanyaklah istighfar, karena esensi dari istighfar adalah meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yang pernah dilakukan. Berdasarkan hadis Nabi saw, “Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari). Di hadis lain Nabi menyebutkan, “Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Keutamaan Bertaubat
Banyak sekali keutamaan atau manfaat dari bertaubat ini. Manfaat dari bertaubat ini bukan hanya dirasakan nanti di akhirat, tetapi juga dapat dirasakan ketika masih di dunia. Adapun manfaat yang pertama adalah taubat menjadi sebab kecintaan Allah kepada hambaNya, sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya, “...sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al Baqarah: 222)

Taubat akan membuat seseorang menjadi orang yang beruntung, tentunya beruntung di mata Allah, bukan hanya di mata manusia, sebagaimana firman Allah,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
“...bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nur: 31)

Selain itu, taubat juga menjadi sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan. Allah swt berfirman,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (٥٢)
“dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud: 52)

Masih banyak lagi keutamaan dan manfaat dari taubat, jadi tidak ada alasan untuk tidak bertaubat. Boleh jadi masalah yang datang di kehidupan kita dan belum juga terselesaikan lantaran dosa dan maksit yang kita lakukan. Boleh jadi juga cita-cita yang sudah dikejar dari sekian tahun belum juga terwujud lantaran dosa dan maksiat kita. Jadi perlancarkan segala urusan dengan bertaubat kepada Allah swt. Tentunya taubat yang ikhlas kepada Allah dan menyesali segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Comments

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...