Dalam kehidupan
sehari-hari, kita disuguhi permasalahan yang beraneka ragam. Jika kita tidak
bisa mengelola emosi degan baik, ini bisa berbahaya. Coba perhatikan di layar
kaca, banyak orang yang masuk bui hanya karena tidak bisa mengelola emosi
dengan baik, marah-marah karena permasalahan sepele. Banyak yang berantem,
saling pukul, bahkan terjadi tindak kriminal hanya karena tidak bisa mengelola
emosi dengan baik. Kekerasan di rumah tangga pun banyak dikarenakan tidak bisa
mengelola emosi dengan baik.
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan emosi? Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere,
yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman emosi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya
adalah dorongan untuk bertindak.
Chaplin merumuskan
emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan
perilaku. Emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah
(approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu. Perilaku
tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain
dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. Jika seseorang mengalami
ketakutan mukanya menjadi pucat, jantungnya berdebar-debar, jadi adanya
perubahan-perubahan kejasmanian sebagai rangkaian dari emosi yang dialami oleh
individu yang bersangkutan.
Biasanya
emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,
sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang
berperilaku menangis.
Emosi
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat
merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat
mengganggu perilaku intensional manusia.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan
(afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Beberapa
tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut
Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow
(sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy
(kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear
(ketakutan), Rage (kemarahan), Love (cinta).
Salah satu
bagian dari emosi adalah hate (benci) yang bisa menimbulkan kemarahan
tak terkendali. Dulu, zaman masih menjadi siswa di sekolah menengat atas, saya
meyakini bahwa ketika orang marah, maka salah satu cara menghadapinya adalah
dengan melakukan hal yang sama, yaitu marah. Ketika menjadi mahasiswa, perlahan
kepercayaan saya akan hal itu semakin memudar, saya semakin bisa mengontrol
emosi saya ketika berhadapan dengan orang-orang yang marah melua-luap. Ketika menjadi
seorang Guru, saya semakin memahami bagaimana mengelola emosi, bagaimana
merespon suatu perlakuan yang tidak mengenakkan dengan cara yang santun dan
bisa diterima oleh anak didik saya. Saya jadi lebih santai dalam menghadapi
berbagai stimulus yang datang dari dalam maupun luar diri saya.
Ketika seseorang
marah-marah dikarenakan emosinya yang tidak terbendung, yang disebabkan oleh
suatu stimulus yang tidak bisa ia terima, sebenarnya ia sedang menunjukkan
kualitas dirinya yang sesungguhnya. Ketika seseorang marah di hadapan
anak-anaknya, secara tidak langsung anak-anak akan memandang bahwa marah adalah
cara menyelesaikan suatu persoalan, dan tentu saja ini bukanlah sebuah cara
menyelesaikan permasalahan. Seorang bos marah di hadapan seluruh karyawannya
hanya karena kesalahan perorangan, ini menjelaskan bagaimana seorang atasan
merespon terhadap stimulus yang datang dan ini tentu saja tidak baik untuk
ditiru. Ketika seseorang marah dan kamu pun ikut marah, maka secara tidak
langsung kamu sudah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara kamu dan dia,
kalian sama-sama pemarah. Berbeda ketika seseorang marah dan kamu bisa merespon
dengan baik, tidak terbawa emosi, maka kamu berada di tingkat lebih di atas
dia. Marah dan tegas memiliki makna yang berbeda, ketika seseorang tegas,
kata-katanya masih terkontrol dengan baik, berbeda dengan marah yang
meluap-luap yang kadang disertai dengan ucapan-ucapan yang tidak patut untuk
diucapkan.
Suatu ketika,
ketika sedang diskusi di kelas, seseorang bertanya tentang bagaimana cara saya
bisa akrab dengan anak-anak di kelas? Kemudian dengan santai saya jawab “kenali
mereka dengan baik.” Pertanyaan selanjutnya, “bagaimana menghadapi anak-anak
yang emosinya meluap-luap?” saya jawab, “Respon dengan lembut, baik dan tegas”.
Kemudian ada komentar dari seorang teman bahwa “marah di hadapan anak-anak
sudah terbukti bisa membuat kelas kondusif. Jadi tidak mengapa marah di hadapan
anak-anak.” Saya bingung, penelitian mana yang ia maksud. Saya kemudian
merespon, “Jangan pernah marah di hadapan anak-anak, ketika memang ada anak
yang bersikap tidak sepatutnya, ajak dia bicara diluar kelas, jangan sampai
gara-gara satu anak suasana kelas yang tadinya positif menjadi negatif.”
Apapun profesi
kita, sepatutnya kita bisa mengelola emosi dengan baik, bukan? Kita harus
belajar bagaimana merespon suatu perlakuan. Jika terlanjur marah, banyak cara
sebenarnya untuk mengontrol kemarahan itu. Pesan Nabi, jika kamu marah, maka
berwudhulah. Sudah wudhu padahal masih marah juga, maka berbaringlah. Kegiatan
ini tentu mencoba untuk memberikan ketenangan, sehingga kita dapat berfikir
lebih tenang dan jernih. Berfikir tentang mengapa saya marah? Apa yang menyebabkan
kemarahan ini? Bagaimana mengelola kemarahan ini menjadi sesuatu yang positif?
Menelusuri dan menemukan jawaban atas pertanyaan itu, sejenak membuat kita bisa
mengendalikan kemarahan. Jika kita tidak mampu mengendalikan kemarahan dan
berbuat diluar kendali diri, inilah kondisi yang dinamakan “pembajakan emosi”.
Pembajakan
emosi adalah ketika emosi yang datang kerena ada stimulus luar yang masuk,
merespon kita untuk bertindak tanpa berpikir. Dalam kerangka alur kerja di otak
kita itu artinya stimulus masuk ke thalamus (pengaturan) masuk ke amigdala
tanpa melalui korteks. Inilah yang terjadi ketika kemarahan tidak
terkendali dan merugikan diri sendiri pastinya dan juga orang lain. Agar tidak
terjadi pembajakan emosi, tentu memberikan kesempatan korteks (otak berpikir)
untuk memikirkan emosi apa yang sedang kita rasakan, apa sebabnya, dan apa yang
sebaiknya dilakukan. Dengan begitu kita dapat marah pada tempatnya. Ya
begitulah mengelola emosi yang elok.
Mari belajar
mengelola emosi J
berasa baca paper dari awal sampe akhir... eh, de javu, pernah baca komen ini deh di manaaaa gitu. hahaha jangan marah yaaaa pak ustadz
ReplyDeletehahaha komentarnya nggak kreatif nih, plagiat hahah
Deleteemang penting banget kok gan mengelola emosi itu, kalo ngga dikelola bisa bahaya banget :D wkwk makasih infonya gan, Salam kenal :)
ReplyDeletehttp://www.travelsurabayamalang.net
sama-sama. salam TAMPAN :)
Deletemengelola emosi emang nggak semudah kelihatannya.. apalagi kalau emosi dibalas emosi. ibarat api ketemu api, bukanny apada tapi apiny amalah makin gede. belum lagi ada oknum tak bertanggung jawab yang hobi memprovokasi dan menjadi "angin" pembesar api..
ReplyDeletehehe iya, makanya kita perlu belajar mengelola emosi dengan baik :)
Deleteharus menekan emosi
ReplyDeletedikelola dengan baik :)
DeleteAku tuh masih suka ngga bisa nahan emosi. Maen semprot ajah! :(
ReplyDeletehehe mulai belajar, yuk :)
DeletePerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)