Rahim adalah lingkungan pertama tempat kehidupan seorang anak
saat dia berbentuk janin. Dia akan meninggalkannya dengan membawa banyak
pengaruh sesuai dengan faktor-faktor yang dialami dan dilalui oleh sang ibu. Oleh
karena itu sang ibu harus menyadari bahwa janin adalah amanah, dan
pendidikannya secara kesehatan dan kejiwaan tidak dimulai dari kelahirannya
melainkan sejak ia berada dalam kandungan.
Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak
tersebut agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orangtuanya. Melainkan sekadar
memberikan stimulus (rangsangan) yang diproses secara edukatif kepada
anak dalam kandungan melalui ibunya. Seorang ibu hamil yang rajin ibadah,
membaca al-qur’an atau mendengar murattal, berwirid, bershalawat dan berdoa,
khusyu’ ketika beribadah, tenang dan nikmat, maka pengaruh baik yang akan
dirasakan oleh jabang bayi.
Dr. Baihaqi menjelaskan bahwa hakikat metode mendidik anak
dalam kandungan dengan cara sederhana, yaitu dengan memberikan stimulasi atau
sensasi. Cara sederhana ini kemudian diangkat menjadi metode yang dipikir,
disusun, dan diarahkan melalui pembinaan lingkungan edukatif yang islami untuk
ibunya, ayahnya, dan sekaligus (anggota) keluarga- inti- yang lainnya. Rangsangan-rangsangan
dengan metode tersebut akhirnya diharapkan dapat memicu respon atau sensasi
balik dari anak dalam kandungannya. Berikut ini, ada beberapa metode mendidik
anak dalam kandungan, yaitu:
METODE DOA
Doa merupakan
instrumen yang sangat ampuh untuk mengantarkan kesusksesan sebuah perbuatan. Hal
ini dikarenakan segala upaya, pada akhirnya hanya Allah-lah yang berhak
menentukan hasilnya. Bagi seorang muslim, berdoa berarti senantiasa menumbuhkan
semangat dan optimisme untuk meraih cita-cita dan pada saat yang bersamaan
membuka pintu hati untuk menggantungkan sepenuh hati akan sebuah akhir yang
baik di sisi Allah. Dengan doa seseorang tidak saja akan terobsesi dan
tersugesti dengan doanya, melainkan juga akan termotivasi menjadi seorang yang
kuat, penuh optimistis dan memiliki harapan yang pasti, dan mampu melakukan
aktivitas-aktivitas yang baik. Doa telah ditegaskan dalam sebuah hadits Nabis
saw. sebagai senjata bagi orang-orang yang beriman, ad-du’a shilaahul mu’minin.
Oleh karena itu, adalah relevan sekali bila doa ini dijadikan metode utama
mendidik anak dalam kandungan.
Para nabi dan orang-orang shaleh terdahulu banyak melakukan
metode doa ini, seperti Ibrahim as (QS. Ash-Shaffaat: 100 dan al-Furqaan: 74),
keluarga Imran/Nabi Zakaria as (QS. Ali
Imran: 38), Nabi Zakariya as (al-Anbiyaa: 89, dan Maryam: 5), Nabi Nuh as (Nuh:
28) dan lain-lainnya. Metode doa ini dilakukan pada semua tahapan, tahap zigot,
embrio, dan fetus. Untuk tahapan fetus ada beberapa tambahan, yaitu
saat si anak berada dalam kandungan hendaknya diikutsertakan melakukan berdoa
secara bersama-sama dengan ibunya atau ayahnya.
METODE IBADAH
Segala
bentuk ibadah, mahdhah dan ghair mahdhah wajib dan sunnah,
seperti ibadah shalat, shaum (puasa), haji, zakat, dan lain-lainnya
dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Besar sekali
pengaruh yang dilakukan ibu dengan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam
kandungannya, selain melatih
kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah, juga akan menguatkan
mental, spiritual, dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh, dan
berkembang dewasa.
Menerapkan metode ini tidak terlalu sulit, hanya saja si ibu
harus lebih kreatif, dan sungguh-sungguh rela mengikutsertakan segala aktivitas
ibadahnya dan anak dalam kandungannya secara bersama-sama, dengan suatu teknik
kombinasi yang merangkaikan antara ucapan, sensasi, dan perbuatan kongkret si
ibu.
Menjalankan program pendidikan dengan metode ini, bisa
disesuaikan dengan tingkatan perkembangan anak dalam kandungan. Ada tiga
tahapan, antara lain sebagai berikut. Pada periode pembentukan zigot,
yaitu melakukan shalat dan dzikir serta dihubungkan dengan doa-doa yang
diinginkan. Pada periode pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahapan
pertama. Pada periode fetus, periode inilah yang lebih kongkret. Artinya,
segala aktivitas ibadah si ibu harus menggabungkan diri dengan anak dalam
kandungannya. Misalnya, si ibu akan melakukan shalat maghrib maka si ibu
memiliki kesadaran seolah mengatakan, “Hai Nak…mari kita shalat!” sambil
mengajak dan menepuk atau mengusap-usap perutnya.
METODE MEMBACA DAN MENGHAFAL
Metode
Membaca
Anak dalam
kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) lebih, sudah bisa menyerap informasi
melalui pengalaman-pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya. Dengan
demikian, bila si ibu membacakan suatu informasi ilmu pengetahuan dengan niat
ibadah yang dilanjutkan dengan mengeraskan volume suara, sebenarnya, secara
sadar si ibu telah melakukan pengkondisian untuk anak dalam kandungannya. Terlebih
lagi bila si ibu memahami segala yang dibacanya, mengekspresikan bacaan
tersebut dengan intonasi yang khas sesuai dengan alur cerita, maka sudah barang
tentu si anak dalam kandungan hanya akan terangsang pada kondisi ilmiah
tersebut. Sungguh aktivitas ini pun akan menjadi kegiatan yang penuh kehangatan
sekaligus menyenangkan bagi hubungan ibu dan anak.
Metode
Menghafal
Jika si
ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu, hendaklah ia mengulang-ulang bacaannya
hingga hafal betul. Cara menghafal yang lainnya bisa juga dilakukan dengan
bantuan visualisasi kata yang akan dihafal, bisa juga dengan gerakan yang membantu mengingatkan si ibu dengan kata
tersebut sambil tetap melibatkan bayi dalam kandungannya.
METODE ZIKIR
Zikir
adalah mengingat Allah pada setiap waktu atau sewaktu-waktu. Aktivitas ini
suatu yang wajib bagi setap orang-orang mukmin, yang berpegang teguh pada tali
agama Allah. Oleh karena itu, seorang ibu (muslimah) sebaiknya memasukkan
kegiatan ini dalam agenda program pendidikan anak dalam kandungannya. Sebagaimana
kita ketahui, metode zikir dalam arti umum atau khusus. Zikir umum berarti ia
waspada dan ingat bahwa ia berstatus sebagai hamba Allah di mana setiap
kegiatannya tiada lain adalah pengabdikan diri kepada Allah semata dalam
keseluruhan waktunya, termasuk di dalamnya adalah menolak melakukan tindakan
yang menyimpang dari jalan Allah swt. Dengan bekal kesadaran semacam ini, si
ibu hamil akan berupaya keras untuk melibatkan anak dalam kandungannya secara
terus menerus sepanjang ia terjaga. Kemudian zikir secara khusus berarti ia melakukan zikir
khusus, seperti denngan lafal-lafal khusus, tahmid, tahlil, takbir,
istighfar, dan zikir-zikir lainnya yang dilakukan sewaktu-waktu sesuai
dengan kondisi yang menyertainya.
Cara melakukan metode ini sangat mudah, yaitu tatkala sadar,
ingat, dan berzikir kepada Allah swt, si ibu meniatkan menyertakan anaknya
dalam ibadah tersebut sambil mengusap perutnya. Bisa juga misalnya mengatakan
kepada anak dalam kandungannya, “Nak, mari berzikir… Subhanallah wal
hamdulillah wa lailahaillallah wallahu akbar! Atau membacakan
kalimat-kalimat thayyibah lainnya sambil terus melibatkan aktivitas zikir
tersebut dengan anak dalam kandungannya. Wallahu a’lam.
wah nambah ilmu, istri saya juga lagi hamil mas, biasanya istri dan sy tadarusan bareng, semoga ini metode doa yang bisa bikin anak sesuai surat surat diatas :)
ReplyDeleteSemoga bermanfaat dan diberi keturunan yang shaleh shalehah :)
DeleteKak .. aku blm punya istri #NangisDipojokan
ReplyDeletehahaha puk puk
Deletenice artikel mas. termasuk berani ini mas arian. padahal penulis adl lelaki. *jempol*
ReplyDeletesharing aja mas. pas hamil anak pertama dulu saya mulai mghapalkan juz amma. tapi. ada tapinya. saya juga suka ndengerin musik di radio. ya l*te fm, k*ss fm, sm*rt fm. gitu lah. maklum punya juga cuma radio.
sekarang anak itu udah klas 1 SD. sejak kecil dia sensitif thdp musik. ada musik langsung mendekat pdhl saya udah batasi itu musik (belakangan saya insyaf dan berusaha tidak mendengarkan musik).
akhirnya saya baru ingat kl kesukaannya thdp musik adalah akibat 'sumbangsih' saya juga. *menyesal*
semoga si kecil tumbuh menjadi anak yang shaleh, ya, Bunda :)
DeleteKetampar saya nih. Jarang banger ngelakuin hal-hal di atas. Doa kalau cuma pas abis solat aja. -___-
ReplyDeleteMaafin Mama ya, Nak. :(
masih belum terlambat, Bunda. Semoga anaknya lahir dengan selamat, menjadi anak yang shaleh/shalehah. Amin
DeleteJadi pengen punya anak juga klw gini
ReplyDelete