Skip to main content

Rindu Anak-Anak

Duh, judul tulisan kali ini kesannya udah tua banget, ya, saya. Padahal baru juga beberapa (tahun) lalu ulang tahun saya yang ke-17 haha. Jadi ceritanya saya lagi kangen banget sama anak-anak, padahal baru bulan Februari lalu ketemu ama mereka di sekolah. Ya mau gimana lagi, saya itu punya stok rindu banyak banget buat mereka. Kali aja mereka juga rindu ama saya gitu *duduk di pojok kelas sambil sesenggukan*
Wajar aja sih, ya, manusiawi banget kalo saya rindu sama anak-anak di sekolah. Saya kangen semua tentang mereka, mulai dari kebersamaan yang dulunya biasa aja perasaan, eh sekarang malah kangen banget; kangen makan bareng mereka, kangen kejar-kejaran ama mereka di kelas (keren, kan?) haha,
kangen nggelitikan kalo lagi ada yang jahil, kangen sepedaan bareng mereka, kangen ngobrol ngalor ngidul bareng mereka, kangen latihan taekwondo (meski kebanyakan saya cuma jadi tukang rusuh pas mereka latihan), kangen senyum mereka tiap kali datang ke sekolah, kangen sapaan lembut mereka tiap ketemu, dan seabrek hal-hal lain yang saya rindukan. Kalo saya tulis semua disini, bisa jadi nggak selesai-selesai deh tulisan ini.
Kita memang kadang gitu, ya, setelah berpisah dengan orang-orang yang selama ini hadir dalam kehidupan kita, baru deh kangen-kangenan, padahal sebelumnya nggak sampai segini juga. Atau mungkin karena saya itu terlalu sayang sama anak-anak kali, ya, kangennya kok nggak habis-habis sama mereka.
Saya masih ingat, seminggu setelah surat pengunduran diri saya disetujui, saya masih sering bolak-balik ke sekolah, ketemu sama anak-anak, dan biasanya mereka berlarian gitu ketemu saya, kemudian ngobrol banyak hal bareng mereka. Pernah sampai lupa kalo seharusnya mereka sudah masuk kelas, tapi kami masih asik nongkrong rame-rame di depan sekolah, sambil foto-foto bareng haha. Emang dasar perusuh.
Anak-anak itu memiliki daya tarik yang luar biasa hebat, meski dengan tingkah mereka yang aduh kadang-kadang bikin senyum, kadang-kadang bikin pengen nangis di pojokan, kadang-kadang pengen ketawa sesuka hati sampai kedengaran di kelas sebelah, dan lain sebagainya. Saya mencatat dengan rapi kebersamaan saya dengan anak-anak, baik dalam bentuk diary maupun di dalam buku yang sudah saya terbitkan. Kisah-kisah kebersamaan saya dengan anak-anak telah melahirkan beberapa karya tulis yang pernah di publikasikan baik di Majalah, Koran, maupun berupa buku. Mereka adalah inspirasi tiada akhir yang selalu memberi saya semangat untuk terus berkarya.
Di antara sekian banyak anak-anak di sekolah, ada beberapa anak yang cukup dekat dengan saya, tidak hanya di sekolah, tapi juga di luar sekolah. Sebut saja Azam, Adam, Farel, Faiz, Akmal, Faraj, dan lain-lain. Setiap akhir pekan, kami sering bersepeda bareng, berkeliling kota, menikmati aneka ragam kuliner bareng mereka, atau kadang iseng balap sepeda, pernah juga iseng pergi ke kuburan di pagi hari bareng Akmal, haha, dan banyak lagi kebersamaan bareng mereka yang masih saya ingat dengan baik.
Azam, salah satu murid yang sampai hari masih dekat dengan saya, ditambah lagi hobi travelling saya ternyata dia ikuti dan jadilah kami dua orang yang sering berdiskusi tentang tempat-tempat yang akan dikunjungi, merencanakan liburan bareng yang sampai hari ini belum kesampaian, haha. Soalnya, giliran dia libur, saya sibuk kuliah, giliran saya libur, dia sibuk sekolah, nggak pernah ketemu waktunya.
Adam, murid yang rada pendiam, nggak terlalu dekat dengan saya di awal sekolah tapi malah dekat ketika menjelang akhir dia lulus, kemudian tetap menjalin kontak sampai sekarang meski dia sudah pindah ke kota yang berbeda. Adam tipe anak yang tidak banyak bicara sebenarnya, tapi cukup nyambung ketika sudah dekat dengannya, saya selalu menikmati kebersamaan dengannya. Dia anak yang manut kalo dikasih tahu, nggak aneh-aneh orangnya.
Faraj, Akmal, yang entah bagaimana ceritanya dulu bisa dekat banget, sampai sering bersepeda bareng mereka saat akhir pekan. Pernah beberapa kali habis subuh langsung kabur sepedaan demi menikmati gudeg di pasar wage yang antrinya ngalahin panjangnya ular kali, ya, eh pas giliran kami, gudegnya udah habis dan itu terjadi berulang kali, haha. Kalo sudah demikian, biasanya kami memilih menikmati sedapnya serabi di Jalan Bank Purwokerto, sedap bagaimana gitu rasanya, sukses menggugah selera saya di pagi hari.
Ada Faris yang sampai saat ini sudah saya anggap seperti adik sendiri. Saya merindukan kebersamaan dengannya. Kalo pas ketemu, kami pasti bakalan rusuh berdua, padahal cuma berdua, tapi ketawanya ngalahin satu RT kali, ya, *ini lebay*. Oh iya, beberapa waktu lalu saya ikut lomba selfie story dan Alhamdulillah dapat HP. Dari awal saya sudah janji, hadiahnya untuk Faris. Alhamdulillah, rezeki anak shaleh nggak bakalan kemana, ya. Apa yang saya niatkan diijabah oleh Allah dengan cara yang tidak saya duga.
Dan masih banyak lagi anak-anak yang rasanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Satu hal yang selalu saya panjatkan pada Allah, semoga mereka menjadi anak-anak yang shaleh/shalehah. Doa, adalah hal yang kadang dilupakan oleh seorang pendidik. Anak-anak perlu doa dari para Guru mereka, karena kekuatan doa itu luar biasa. Inilah yang dulu selalu diajarkan oleh Guru saya waktu masih di Pondok. Beliau selalu berusaha bangun malam, dan mendoakan anak-anak didiknya, semoga menjadi anak-anak yang taat pada Allah.
Kepribadian seorang guru adalah hal yang sangat penting, melebihi kehebatan seorang guru dalam mengajar. Karena seorang Guru harus bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak didiknya. Ketika seorang Guru memiliki kepribadian yang baik, tanpa ia bicara pun, ia sudah bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak didiknya.
Andai nanti saya menjadi seorang pendidik, atau seseorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, saya selalu berdoa, semoga amanah itu bisa saya emban dengan baik, menjadi seorang pendidik yang selalu berusaha menjalankan amanah yang diemban sebaik mungkin, karena hakikatnya hidup adalah memberi manfaat kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita, hadirnya kita haruslah memberi manfaat, bukan malah sebaliknya. Semoga para Guru di Bangsa ini tetap semangat dalam mendidik generasi penerus bangsa ini. Amin.

Silahkan cek video berikut, ya, tapi jangan nangis lihatnya haha :p



Comments

  1. Wah Pak Guru Idola neh, dekat dengan murid2nya.
    Btw ikutan lomba selfie story dimana? yg di instagramnya mas Ariev ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. di Mak Winda, meski disana tidak dicantumkan jadi pemenang, tapi Mak Winda menghubungi saya dan memberi Faris hadiah. Alhamdulillah :)

      Delete
  2. Wah guru idola nih. Btw jadi guru dalam rangka kkn yaa? Keren....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha guru idola dr hongkong, eh, aminin aja. Bukan KKN, tapi memang pernah ngajar selama tiga tahun sebelum lanjut kuliah master hehe

      Delete
  3. Om om..jadi guru saya aja, yuk. xD

    meskipun gak pernah secara formal menjadi guru, tapi waktu penelitian semester llau, saya dua hari mengajar di suatu sekolah (pelosok), dalam waktu sesingkat itu ternyata bis amenjalin hubungan yg erat. Mereka pernah cerita klao guru mereka yang hanya ada 3 orang termasuk kepala sekolah kalo ngajar lebih milih jadi galak. Karena saya ngajarnya dengan ramah-ramah (bawaan), mereka jadi suka katanya. Alhasil saat penelitian selesai dan meninggalkan mereka, ada tangis di antara kami. :') Jadi rindu gini ama mereka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cieee yg lagi kangen ama anak anak juga. Sama saya nggak kangen gitu? Ggahah

      Delete

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...