Skip to main content

Merinduimu


Jarak memang membentang jauh di antara hatiku dan hatimu. Derap langkah kita tak lagi beringingan seperti dahulu, ada batas-batas yang membuat langkah kita semakin menjauh, menuju jalan masing-masing dengan cara dan aneka ragam warna jalan yang dilalui. Tapi hati kita tetap bersama meski ada jarak yang memisah.
Aku disini, dengan rangkaian doa-doa suci yang kurajut untukmu, seseorang yang telah berhasil menggenggam erat cinta yang dulu berterbangan bersama waktu. Engkau hadir mewarnai gelapnya malam yang dulu seakan menjadi akhir dari perjalanan hati yang tak kunjung berlabuh, aku jatuh cinta ketika tegur sapa pertama denganmu meski tanpa suara.
“Cinta, setialah pada hatiku sebagaimana kesetiaan hatiku menyebut namamu dalam doaku.”
Cinta, merinduimu adalah caraku membagi rasa yang kadang lelah merayu hati. Aku mencintaimu dalam tiap rindu-rindu yang terucap di kalbu nan disana. Ada namamu yang selalu kusebut di dalam sujud panjangku, ada wajahmu yang hadir kala tangisku tumpah karena menahan rindu, ya, aku merindumu sedemikian dalam. Adakah rindu untukku di hatimu, cinta?
Andai saja engkau hadir di sisiku kali ini, mungkin aku tak akan menjadi bak Majnun yang merindukan Laila, aku tenggelam dalam gejolak rindu yang entah kapan akan berlabuh. Aku berdiri tegak, berteriak dalam gelap malam nan sunyi, berharap hadirmu menemani hati yang dilanda cinta.
Kasih, kita berjanji akan bersabar, bukan? Bersabar menjalani semua ini sebaik mungkin, sampai nanti ajal memisahkan kita, meski belum kuikat kebersamaan kita. Aku masih tetap setia menunggumu, cinta. Menunggumu adalah bagian dari cinta yang tak sanggup kuucapkan kala berada di hadapanmu, meski sebenarnya menunggu adalah hal yang tak mudah bagi hatiku.
“Cinta, berjanjilah padaNya, bahwa akan selalu ada tentangku di hatimu, meski jarak memisahkan kita. Aku mencintaimu, kini, nanti dan selamanya.”
Cinta, mungkin engkau tak pernah tahu betapa aku mencintaimu. Engkau juga mungkin tidak pernah tahu sejak lama aku hadir di belakangmu dan tak pernah berani berkata jujur padamu. Aku hanyalah seorang pecinta yang tak punya nyali berucap cinta. Aku hanyalah pejuang rindu di kegelapan malam, namun luluh kala berhadapan denganmu. Itulah aku, cinta, aku yang dulu.
Cinta, kini tak ada lagi kekhawatiran tentang perasaanku padamu, karena engkau telah memberiku harapan, harapan untuk berjuang bersama denganmu, membangun cinta menuju ridha-Nya.
Cinta, aku mulai berani mengucap cinta di hadapanmu, meski hanya sebatas ucapan lirih yang mungkin tak sanggup untuk kau dengar, namun setidaknya aku sudah mulai berani menyebutnya di hadapanmu meski lirih tak terdengar.
Cinta, detik waktu terus berjalan, pun demikian dengan rasaku padamu, ia semakin mekar mewangi, meski belum sepenuhnya kumengerti tentangmu, tapi engkau memberiku kesempatan untuk mencintaimu.
Cinta, tetaplah yakin akan cintaku, sebagaimana keyakinanku akan cintamu untukku.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...