19 September 2014
Hari-hari menjadi Mahasiswa itu
ternyata sibuk, kesibukannya tidak lain dengan literatur-literatur yang
tebalnya itu cocok buat ganjel pintu kamar kosan. Ah iya, saya belum cerita
tentang kisah saya yang sekarang menjadi anak kosan, ya? Haha kisah jadi anak
kosan itu ya nggak jauh-jauh lah dari yang namanya hidup prihatin. Sekarang saya
tidak mau cerita tentang kehidupan saya di kosan, ya, itu udah biasa.
Sekarang saya sudah mulai banyak
kenal dengan orang-orang di sekitar, sudah kenal dengan Pimpinan Muhammadiyah
Batu, Pimpinan pondok-pondok Pesantren yang ada di sekitar Batu beserta dewan
asatidznya, dan juga masyarakat sekitar. Setelah sekian abad saya nggak jadi
muadzin, sekarang saya jadi muadzin di dekat kosan haha, biasanya jadi Imam,
sekarang muadzin. Masyarakat di sekitar sini baik-baik semua, saya berasa kayak
punya orang tua. Ibu kosan juga baik (ih, malah curhat masalah kosan lagi). Saya
pernah dikira Wahabi karena kalo shalat selalu pakai gamis panjang, haha, saya
punya senyum kemudian menjelaskan sesederhana mungkin. Maklum, disini
kebanyakan NU dan Muhammadiyah.
Umar
Dari sekian banyak pesantren yang
ada, saya suka di Al Irsyad Batu dan Ar Rohmah. Jauh-jauh hari sebelum saya ke
Malang, saya memang sudah mempelajari hal-hal yang terkait dengan kedua
pesantren ini, yang kebetulan dekat dengan Kampus. Mau ke pesantren Ar Rohmah
cukup jalan kaki saja dari kampus. Kalo mau ke Al Irsyad perlu naik motor, bisa
sih kalo mau jalan kaki, asal kuat aja lo jalan, paling juga lecet tuh kaki,
hehe.
Nah, berbicara tentang Al Irsyad,
saya jadi teringat anak-anak di Al Irsyad Purwokerto, sekarang Allah pertemukan
saya dengan santri di Al Irsyad Batu, saat tulisan ini saya buat, saya baru
saja melarikan diri dari literatur yang tebelnya banget dan bahasa Inggris pula.
Besok saya harus maju presentasi, seharian sudah baca literature macam-macam,
membuat resume, dan mempersiapkan
bahan untuk disampaikan besok. Menulis kisah kebersamaan saya dengan para
santri di Al irsyad ini sebagai obat kepala yang sudah mulai cenat-cenut. Pusing,
bro, tapi nikmat.
Saat bertemu mereka untuk yang kedua
kalinya, saya dikelilingi, kemudian ditanya macam-macam, kemudian ditertawain
karena gaya berbicara saya yang katanya kayak upin dan ipin dan akhirnya saya
memilih berbahasa Arab dan Inggris karena kebetulan mereka mulai dibiasakan
untuk berbahasa Arab dan Inggris. Mulailah, sejak saya datang, mereka selalu
berusaha untuk berbicara dalam Bahasa Arab dan Inggris, dan saya meladeni
mereka dengan senang hati. Senang banget bisa berada di tengah-tengah mereka,
ikut membangkitkan semangat mereka untuk mulai menghafal Al Quran seperti yang
sedang saya lakukan saat ini.
Malam Minggu kemarin, saya ketemu
mereka lagi, sengaja hadir di acara Muhadoroh, yakni latihan pidato tiga
bahasa; Arab, Inggris dan Indonesia. Saya membawa DSLR, mengabadikan penampilan
dari masing-masing peserta dan supporter
dari masing-masing yang tampil. Selain pidato, ada juga hafalan Al Quran juz
29. Seru pokoknya. Acara dimulai lepas Isya sampai pukul 21.30, serunya terasa
hingga akhir kegiatan. Saya duduk di belakang, di samping saya ada Umar,
ditemani oleh Haqi dan lain sebagainya.
Setelah anak-anak tampil, saya menyempatkan
diri untuk menyimak hafalan anak-anak yang tampil tahfidz, ada yang sudah hafal
4 juz, 2 juz, dan ada juga yang baru 1 juz. Tapi seneng, melihat mereka begitu
antusias saat saya menyimak hafalan mereka.
Umar dan Haqi paling dekat dengan
saya, langsung nyambung aja pas kenal ama mereka berdua. Si Umar ini paling
susah kalo di foto, tahu sendiri saya itu suka motret dan juga menjadi objek
hehe. Sekarang saya nggak galau lagi, sudah banyak anak-anak yang siap menjadi
tempat saya untuk berbagi suka maupun duku (halah, malah duku haha).
Para
santri di Ponpes Al Irsyad tidak terlalu banyak, disesuaikan dengan kapasitas
asrama yang hanya bisa menampung seratusan santri. Santri terdiri dari
anak-anak di sekitar Batu dan juga pendatang dari luar batu, bahkan ada yang
dari Bengkulu juga, sama seperti saya.
Para santri disini menempuh
pendidikan di jenjang SMP. Anak-anaknya ramah dan tentu saja gokil semua. Pas saya
motret mereka, mereka pasang aksi bikin saya ketawa terbahak-bahak sampai sakit
perut. Ustadz-ustadz disana juga ramah, apalagi Ustadz Amrozi yang begitu baik,
memberi saya kesempatan untuk bertemu dengan anak-anak. Baiklah, sekian curhat
saya malam ini, saya mau lanjut membaca literatur yang berserakan di tempat
tidur.
Nice info mas, btw ponpes al irsyad ny kok gk sekalian difoto mas dn jg kegiatannya apa aja. Sy berencana memondokkan anak sy yg bermanhaj moderat tdk wahabi banget, ada tahfidz, sekolah formal dan. Brngkli mas ada info tlng dikbri mas. Syukron.
ReplyDeletedi ar rohmah batu saya kira bagus :)
Deleteassalamualaikum al irsyad batu ini pesantren bermanhaj apa? salafy kah ? jazakallahu khoir
ReplyDeleteKepala SMPnya siapa Pak sekarang?
ReplyDeletewah sekarang saya nggak tahu, udah lama banget nggak kesana :(
DeleteNamany juli purnomo
ReplyDeleteKepala sekolah :Juli purnomo
ReplyDeleteJuli purnomo
ReplyDeleteJuli purnomo
ReplyDeleteterimakasih
Delete