Skip to main content

Yuk Subuh Berjamaah



Wahai insan yang sedang lelap dalam tidur
Bangunlah, waktu subuh telah tiba
Jangan kalah dengan barisan setan yang terus merayumu untuk lelap
Bangkit, basuh anggota badanmu dengan air wudhu
Bersujudlah di hadapan-Nya di rumah-Nya
Sampaikan rangkaian pinta pada-Nya
Semoga Engkau menjadi insan yang shaleh/shalehah

Bagi orang-orang tertentu, shalat subuh berjemaah di masjid mungkin sudah menjadi bagian dari good habbits (kebiasaan-kebiasaan yang baik) yang sudah sejak lama ia lakukan dan itu memberi dampak positif baginya.

Mengapa demikian? Saya ibaratkan begini, Anda sudah terbiasa membawa beban berat 50 kg, kemudian disuruh membawa beban berat 5 kg, tentu hal itu lebih mudah, bukan? Karena Anda sudah terbiasa membawa yang jauh lebih berat dari 5 kg. Sama juga dengan shalat subuh berjemaah. Bagi mereka yang sudah terbiasa shalat subuh berjemaah di masjid, tentu melakukan shalat fardhu yang lainnya lebih mudah, karena shalat subuhlah yang sebenarnya paling susah untuk dilakukan berjemaah di masjid karena barisan setan yang dengan setia menggoda agar manusia lelap dalam tidurnya.

Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Al Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Ada banyak orang yang bisa bangun pada pukul 03.00 atau mungkin pukul 04.00 pagi demi menonton sepak bola, dimana itu adalah kesenangan duniawi, tetapi  tidak banyak yang mampu untuk bangun dari tidur demi shalat subuh berjemaah di masjid. Apakah Anda termasuk yang demikian? Coba jawab jujur, kalo iya, berarti Anda termasuk orang yang lalai dalam shalat. Mengapa saya katakana lalai? Karena Anda tidak termasuk dalam kategori orang-orang yang berjuang untuk mendirikan shalat subuh berjemaah di masjid.

Bagi Anda yang masih belum terbiasa untuk shalat berjemaah di masjid pada waktu subuh, sesekali cobalah pergi ke masjid untuk berjemaah subuh, dan lihatlah, ada berapa banyak generasi muda yang shalat berjemaah di masjid kala subuh. Masjid seolah hanya menjadi tempat bagi mereka yang sudah berusia senja. Mungkinkah masjid sudah tidak menarik lagi bagi generasi muda? Lantas, dimana para generasi muda muslim? Mengapa mereka enggan untuk shalat subuh berjemaah di masjid. Ah, jangankan shalat subuh, shalat yang lain juga sepi dari generasi muda, bukan?

Ada banyak keutamaan dalam shalat subuh berjemaah, coba perhatikan sabda baginda Nabi Muhammad Saw. yang artinya :

“Barang siapa shalat isya berjemaah, maka seakan-akan dia melakukan qiyamul lail tengah malam dan barang siapa shalat subuh berjemaah maka seakan-akan dia melakukan shalat sepanjang malam.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim melalui Utsman bin Affan)

Nah, begitu besar keutamaan shalat subuh berjemaah, saudaraku. Dengan mendirikan shalat subuh berjemaah, kita diibaratkan mendirikan shalat sepanjang malam, sungguh luar biasa baiknya Tuhan kepada kita. Ada banyak pahala yang bisa kita raih seandainya kita mau sedikit meluangkan waktu kita untuk menyibukkan diri dalam rangka meraih keridhaan-Nya, salah satunya adalah dengan shalat subuh berjemaah di masjid.

Di Palestina, untuk bergabung menjadi tentara khusus Hamas atau brigade Al Qassam di Gaza, kriterianya bukanlah merekrut pemuda yang berbadan besar, jago berkelahi, atau kuat mengangkat senjata. Namun menurut Ustadz Bachtiar Nasir - yang pernah turun langsung ke lokasi – yang menjadi kriteria utama adalah ia harus rutin mengerjakan SHALAT SUBUH BERJEMAAH DI MASJID.

Sedangkan syarat lainnya yakni, bacaan dan hafalan Al Qurannya terjaga. Baru kemudian dilihat pada kriteria-kriteria lainnya. Itulah mengapa, tentara Hamas dan brigade Al Qassam, usia dan perawakan tubuhnya amat beragam, dari umur 16 tahun sampai 50 tahun.

Mengapa demikian? tentu saja, badan besar bukanlah jaminan pasti menang perang. Sebab, kemenangan yang sesungguhnya adalah asbab pertolongan dari Allah. 

Sekarang saya tanya, kapan terakhir kali Anda shalat subuh berjemaah di masjid?

Silahkan dijawab sendiri dan pastikan untuk meyakinkan diri bahwa Anda bisa mendirikan shalat subuh berjemaah di masjid. Jangan membuat-buat alasan untuk tidak berjemaah di masjid, jika Anda mengaku mencintai Nabi dan mengikuti sunnahnya, coba renungkan sejenak, apakah beliau pernah shalat wajib di rumah?

Wahai generasi  muda muslim, adzan subuh itu adalah ajakan untuk segera bangun dari tidur dan bersiap diri untuk menghadap Allah Swt, bukan tanda untuk menarik selimut, memeluk bantal guling dan kembali hanyut dalam dunia mimpi. Ayo bangun dari lelap tidurmu, basuh diri dengan air wudhu dan melangkahlah dengan yakin ke rumah Allah untuk bertemu dengan Ia yang segala Maha.

Sekarang, saya ingin mengajak Anda untuk menjadi bagian dari pejuang subuh, yakni menjadi orang yang selalu berusaha untuk shalat subuh berjemaah di masjid. Saya tahu, awalnya mungkin berat untuk dilakukan, tapi percayalah, kadang kita memang harus dipaksa terlebih dahulu untuk melakukan suatu kebaikan, kemudian mulai terbiasa, dan akhirnya bisa mencintai kebaikan yang kita lakukan.

Bagaimana caranya? Coba lakukan shalat subuh berjemaah di masjid selama 40 hari berturut-turut, jangan sampai terputus. Kalo terputus, maka hitungannya diulang lagi dari pertama. Misal, kamu sudah masuk di hari ke 38, tapi subuh yang ke 39 malah kesiangan, maka diulang lagi dari satu. Siap?

Coba aja, dan Insya Allah, jika sungguh-sungguh melaksanakannya, Anda akan merasakan betapa indahnya berjemaah subuh.

Kamu laki? Yakin? Kalo gitu berani dong shalah subuhnya di masjid?

Good luck, akhy

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat bermalam selama kamu berada di Batu. Saya jamin, tempa

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Seluas Bahasamu, Seluas Itu Pula Duniamu

Bagi yang pernah berpergian ke suatu tempat, dimana bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak bisa dipahami, tentu akan menyadari betapa pentingnya bahasa sebagai alat untuk komunikasi antara satu sama lain. Inilah sebuah keajaiban, dimana masing-masing Negara bahkan daerah memiliki aneka ragam bahasa yang memiliki ciri khas tersendiri. Di Bengkulu terdapat berbagai macam bahasa yang digunakan, masing-masing Kabupaten bahkan memiliki ragam bahasa tersendiri yang tidak semuanya saya pahami. Berbicara di ruang lingkup yang lebih besar, saat pertama kali belajar di tanah Jawa, saya seperti orang asing yang datang dari dunia antah berantah, yang sama sekali tidak paham tentang bahasa yang mereka gunakan, yakni bahasa Jawa. Lantas bagaimana akhirnya saya bisa sedikit mengerti tentang bahasa Jawa? Meski sampai hari ini saya hanya sebatas paham dan tidak bisa mengucapkannya. Adanya kebiasaan mendengar tentu memiliki peran penting di dalam perkembangan kemampuan seseorang di dalam