Skip to main content

Perhatikan Pakaianmu Ketika Shalat

 

Sebagai seseorang yang hidup di lingkungan Masjid, saya kerap kali memerhatikan bagaimana generasi muda muslim berpenampilan ketika shalat berjemaah di masjid. Ada banyak macam penampilan mereka, ada yang rapi, ada yang hanya dengan kaos oblong dipadu dengan celana super ketatnya, ada yang pakai gamis panjang lengkap dengan peci kerennya, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang adab berpakaian ketika menghadap Allah SWT. dalam shalat, seharusnya semua generasi muda muslim paham bagaimana pakaian yang layak saat shalat. Syarat utamanya memang suci dan menutup aurat, akan tetapi tentu perlu memerhatikan hal yang lainnya. Dalam artian begini, jangan sampai pakaian kita menghadap Allah kalah keren dengan pakaian saat kondangan atau ke kantor.

Contoh, ketika mau ke kantor, saya yakin dong semua orang bakalan berpakaian yang bersih, rapi dan nggak kalah penting kudu wangi. Emang kamu pede gitu, ke kantor dengan pakaian kucel, bau dan belum mandi? Hadeuhhhh, kagak, kan? 

Nah, logikanya, kalo ke kantor aja kamu sibuk dengan persiapan A B C D dan seterusnya, masa ketemu Allah hanya pakai sarungan kemudian baju kaos oblong, nggak pakai peci, persis kayak mau ronda. Saya pernah melihat beberapa pemuda yang shalat ke masjid dengan celana super ketat, kemudian kaos yang aduhhhh pendek banget itu, kalo pas mereka ruku’, bagian belakangnya terlihat dan itu shalatnya tidak sah loh, ya, karena auratnya terbuka. Ditambah lagi pas sujud, lengkap deh pemandangan bagi jemaah yang di belakang mereka, secara yang di depan terbuka bagian belakang sampai terlihat celana dalam (maaf).

Saya berperasangka baik saja kepada mereka, mungkin karena belum paham, maka perlu ada yang memberi penjelasan kepada mereka, bukan? Kadang saya coba untuk menjelaskan kepada mereka, kadang saya suruh pakai sarung saja dari pada pakaiannya tarik ulur, kalo pas berdiri auratnya tertutup, kalo pas ruku’ dan sujud malah terbuka, kan, rugi, ya, datang ke masjid niat berjemaah biar pahala shalat lebih besar, eh malah kagak sah shalatnya.

Coba perhatikan perintah Allah SWT yang artinya :

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al-A’raf: 31)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam menafsirkan QS. Al-A’raf: 31 berkata, “Berdasarkan ayat ini dan juga pengertian (yang menunjukkan) hal itu di dalam sunnah, bahwa dianjurkan untuk berhias diri ketika hendak melaksanakan shalat, lebih-lebih pada waktu shalat Jum’at dan hari raya. Serta disunnahkan memakai wewangian karena dia termasuk (perhiasan), siwak (juga termasuk) karena termasuk sebagai penyempurna. Dan di antara pakaian yang paling utama adalah yang berwarna putih.” Wallahu Ta’ala a’lam.

Kalo mau ngeles sih biasa aja kamunya.
“Kan yang wajib itu menutup aurat, pakai sarung dan singlet aja udah sah, kok, karena sudah menutup aurat.”
Iyaaaa, saya paham kok kamu pandai ngeles. Sekarang saya Tanya,
“Emang kamu berani diajak ketemu Pak Bupati dalam rapat penting hanya dengan pakai singlet dan sarungan gitu?”
Nggak usah Pak Bupati, deh, mau ngelamar calon istri aja kudu tampil keren, masa ketemu Allah SWT yang menciptakan kamu hingga bisa kayak gitu kok berani. Dimana letak kerennya kalo ketemu Allah kok malah ancur banget penampilanmu.
Paham, kan maksud saya? Masih mau ngeles lagi? Hehe

Biasanya, saya membedakan mana pakaian yang akan saya pakai untuk shalat dan mana pakaian yang saya pakai untuk kegiatan lain. Untuk shalat, saya memilih memakai jubah panjang, karena lebih simpel, nggak ribet, saya hanya cukup memakai celana pendek di dalamnya dan langsung pakai jubah, selesai. Dan warna yang paling saya sukai adalah warna putih, karena putih itu bersih dan nyaman untuk dilihat. Saya tidak bilang kamu harus pakai jubah juga, sama sekali tidak. Saya juga nggak selalu shalat pakai jubah. Saya hanya berbagi cerita saja pada kalian. Malu deh rasanya lihat generasi muslim kok shalatnya ancur banget penampilannya, padahal mau ketemu Allah SWT. yang menguasai alam raya.

Selain itu, apakah kalian pernah shalat di samping orang yang baunya ehm, asemmm alias bau badan dan membuat kita yang berada di sampingnya kayak mau muntah #kejam. Pernah, nggak? Saya sering dan biasanya saya memilih untuk pindah (kalo shalatnya belum dimulai) tapi kalo shalat sudah dimulai, ya, diteruskan dan berusaha shalat sebaik mungkin. Karena bau badan itu bisa membuat konsentrasi kita terpecah, yang tadinya mau shalat dengan khusyu’, malah kepikiran bau badan orang yang ada di samping kita.
            Sampai disini sudah paham, kan mana yang layak dan tidak?
            Sudah paham kan bagaimana seharusnya berpenampilan saat ketemu Allah dalam shalat? Semoga bisa dimengerti ya. Salam

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Dosen dengan Gelar S2 dan Tantangan Gaji: Antara Investasi Pendidikan dan Realitas Pasar Tenaga Kerja

Pendidikan tinggi adalah tonggak penting dalam pembangunan individu dan masyarakat. Bagi banyak orang, gelar S2 adalah pencapaian yang menandai komitmen mendalam terhadap bidang studi tertentu. Bagi sebagian besar dosen dengan gelar S2, perjalanan akademik ini bukan hanya tentang memperluas pengetahuan mereka sendiri, tetapi juga tentang mempersiapkan diri untuk berkontribusi dalam pengajaran, riset, dan pembangunan intelektual di masyarakat. Namun, ada satu aspek dari karier dosen dengan gelar S2 yang sering kali menjadi sorotan: gaji yang mungkin tidak selalu sejalan dengan tingkat pendidikan mereka. Memahami Konteks Pendidikan Tinggi Sebelum kita memasuki diskusi lebih lanjut, penting untuk memahami konteks pendidikan tinggi saat ini. Pendidikan tinggi di berbagai negara memiliki struktur, kebijakan, dan dinamika pasar tenaga kerja yang unik. Di satu sisi, pendidikan tinggi dianggap sebagai investasi jangka panjang yang dapat membawa keuntungan besar bagi individu dan masyarakat. Di...

Memilih Antara Sekolah Swasta dan Sekolah Negeri: Pertimbangan Orangtua dalam Pendidikan Anak

Pendidikan adalah salah satu aspek paling penting dalam perkembangan anak-anak kita. Sejak dini, kita sebagai orangtua dihadapkan dengan pilihan yang signifikan: memilih antara sekolah swasta dan sekolah negeri untuk anak-anak kita. Keputusan ini seringkali tidak mudah, karena melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai pertimbangan yang sering menjadi dasar pilihan orangtua, serta analisis mendalam mengenai perbedaan, kelebihan, dan kelemahan dari kedua jenis pendidikan ini. Perbedaan Antara Sekolah Swasta dan Sekolah Negeri Sebelum kita memasuki pembahasan lebih mendalam, ada baiknya untuk memahami secara jelas perbedaan mendasar antara sekolah swasta dan sekolah negeri. 1. Pendanaan dan Kepemilikan: Sekolah Negeri: Didanai dan dioperasikan oleh pemerintah setempat atau pemerintah pusat. Mereka biasanya tidak mengenakan biaya pendidikan (atau mengenakan biaya yang sangat terjangkau) dan didirikan untuk memastik...