Kapan terakhir kali kamu khatam Al
Quran? Tahun lalu? Setengah tahun yang lalu? Sebulan yang lalu? Atau malah belum
pernah khatam Al Quran seumur hidup?
Coba kamu ingat-ingat kembali kapan
terakhir kali kamu khatam membaca kalam Ilahi, kapan terakhir kali kamu
merasakan betapa indah bercengkerama dengan Allah melalui ayat-ayat-Nya. Jika sudah
lama, mungkin sekarang saatnya untuk kembali memulai rajutan cinta akan Al
Quran yang merupakan panduan hidup kita di dunia ini. Ketika kita berpegang
teguh pada Al Quran dan As Sunnah, maka Insyaallah kita akan menjadi pribadi
muslim yang dilimpahi rahmat oleh Allah SWT. Mau hidup berlimpah rahmat, kan?
Saya akan memulai cerita pertama kali
saya diberi Allah motivasi untuk rajin membaca dan mulai menghafal Al Quran. Pada
saat Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional di Bengkulu, saya bertemu
dengan seorang anak kecil (saya lupa asalnya) yang sudah hafal Al Quran saat ia
baru lulus Sekolah Dasar, sedangkan saat itu saya sudah masuk sekolah menengah
atas dan saya baru hafal 1 juz, yaitu juz 30. Selebihnya, saya sama sekali
tidak ada niat untuk menghafal.
Saya merasa malu padanya, seorang
anak kecil yang bisa membaca Al Quran dengan begitu indahnya, dan dia hafal 30
juz Al Quran. Saya merasa seperti ditampar oleh keadaan, dimana seharusnya saya
tidak lalai dalam cinta akan Al Quran. Saya mengakui, saat itu saya masih jauh
dari kata cinta pada Al Quran. Saya khatam Al Quran paling hanya di bulan
Ramadhan saja, selebihnya nggak pernah khatam. Hafalan juz 30 saya pun masih
jauh dari kata sempurna, masih banyak bolong disana-sini. Sedih, jika mengingat
kondisi saya dahulu.
Sejak pertemuan itu, Tuhan memberi
saya cahaya untuk mencintai Al Quran dengan cara membaca, menghafal, memahami
dan mengajarkannya pada orang-orang yang ada di sekeliling saya. Sejak saat
itulah, saya mulai menghafal Al Quran.
Saat lulus SMA, saya baru hafal 5
juz, dan Allah begitu Baik, saya diberi kesempatan mendapatkan beasiswa sarjana
di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran Jakarta. Saya semakin semangat dalam
belajar dan menghafal Al Quran. Tidak mudah untuk bisa masuk ke PTIQ Jakarta,
dimana syaratnya adalah memiliki beberapa juz hafalan dengan baik. Saya hampir
saja tidak bisa diterima di program tahfidz karena hanya memiliki beberapa juz
hafalan, itupun kurang lancar. Tapi saya tidak putus asa, saya bertemu langsung
dengan ketua lembaga tahfidz di kampus dan menyatakan siap mengambil program
tahfidz penuh saat kuliah. Itu artinya, selain kuliah, saya harus menghafal 30
juz Al Quran dan harus selesai sebelum wisuda kelulusan. Setelah melihat
kesungguhan saya, beliau mengizinkan saya untuk masuk program tahfidz penuh.
Saya selalu meyakinkan diri, bahwa
Allah akan memberi kemudahan bagi siapa saja yang ingin menghafal kalam-Nya dan
Ia memberikan itu kepada saya.
**
Baik, itu sekilas awal mula saya
mulai mencintai Al Quran.
Tadi pagi, saya mengajukan pertanyaan
“Kapan terakhir kali khatam Al Quran?” kepada beberapa pemuda yang ada di
sekeliling saya dan kebanyakan dari mereka lupa, kapan terakhir kali khatam Al
Quran, karena memang sudah lama sekali ingatan itu, sampai-sampai tidak mampu
untuk kembali hadir hanya sekadar mengingatkan kenangan saat khatam Al Quran.
“Mungkin nggak membaca Al Quran 1 juz setiap harinya?” saya
bertanya sambil tersenyum di hadapan mereka, kemudian menatap raut wajah mereka
yang mulai sedikit berkerut.
“Satu juz? Itu banyak banget, Ustadz,”
ujar salah seorang di antara mereka, diikuti oleh anggukan yang lainnya.
“Biar saya jelaskan cara sederhana
biar bisa membaca 1 juz/hari. Al Quran cetakan Madinah biasanya satu juz
berjumlah 10 lembar. Nah sekarang kita bagi 10 lembar itu dalam 5 shalat wajib
yang setiap hari kita lakukan. Kalo seandainya setiap lepas shalat kita membaca
2 lembar Al Quran, itu artinya dalam 5 kali shalat wajib kita sudah bisa menyelesaikan 1
juz. Kalo perhari kita mampu membaca 1 juz, itu artinya kita bisa khatam 1 kali
setiap bulannya. Kalo demikian, selama setahun kita bisa khatam 12 kali. Mudah,
kan? Sebenarnya mudah, asal betul-betul memiliki keinginan kuat untuk bisa
khatam. Kalo nggak ada niat, 1 juz aja nggak bakalan selesai dalam 1 bulan,
bahkan 1 tahun lamanya juga nggak bakalan selesai kalo nggak pernah dibaca.”
Saya mengakhiri penjelasan sambil
tersenyum simpul dan sedikit tertawa kecil. Saya kembali menatap wajah
pemuda-pemuda yang ada di hadapan saya. Mereka mengangguk.
“Jadi, mungkin nggak 1 juz setiap
harinya? Jangan langsung takut setiap kali mendengar 1 juz,” lanjut saya sambil
mempersilahkan mereka untuk membuka Al Quran dan mencoba untuk membaca 2
lembar. Karena bacaan yang masih belum terlalu lancar, mereka baru bisa
menyelesaikan 2 lembar selama kurang lebih 15 menit.
“Nah, sekarang gimana, masih takut
dengan 1 juz setiap hari?”
“Insya Allah akan dicoba, Ustadz.”
“Semoga bisa istiqamah, ya,” ucap
saya, kemudian berlalu dari hadapan mereka, dan merapal doa, semoga mereka bisa
istiqamah dengan cinta pada Al Quran, semoga mereka bisa menjadi generasi yang
selalu hanyut dalam ayat-ayat Allah SWT.
Lantas, bagaimana dengan kalian? Siap
untuk khatam Al Quran setiap bulannya?
Pasti siap dong, ya. Ayo, siapkan
diri untuk terus menjadi lebih baik.
Selamat berbincang dengan Allah dalam
tiap ayat-ayat yang kalian baca, semoga kebaikan selalu menyertai kalian. Amin
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan