Skip to main content

Anak-anakku Hebat

Saat kegiatan motivation day "Mulia dengan Al Quran"

Anak-anak di kelas yang saya ampu, selalu saya tekankan untuk shalat lima waktu tepat waktu dan berjemaah. Setiap pagi, sebelum memulai pelajaran, saya selalu menanyakan apakah mereka shalat tepat waktu atau tidak. Selain menanyakan shalat lima waktu, saya tidak lupa memastikan bahwa mereka semua sudah melaksanakan shalat dhuha sebelum bel masuk sekolah berdering. Ehm… bahagia melihat mereka memulai hari dengan tadarus dan shalat dhuha terlebih dahulu. Bagaimana dengan kalian, saudaraku? Jika anak-anak didik saya bisa tadarus dan shalat dhuha terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai, kalian pasti bisa mengikuti jejak mereka, tadarus dan shalat dhuha sebelum memulai aktifitas harian. Bisa, kan? Hehe

Nah, ada satu murid saya yang mengalami perubahan yang luar biasa besar. Saya mengenalnya sebagai sosok yang jarang bicara, dan jarang sekali mau shalat berjemaah di masjid. Sejak  sepekan yang lalu dia sudah mulai shalat berjemaah di masjid lima waktu bahkan sekarang dia sudah mulai puasa Senin dan Kamis, mengikuti jejak saya dan beberapa temannya yang sudah memulai lebih dahulu. Duh, senengnya melihat perubahan-perubahan yang ada pada dirinya. Namanya Farhan Hafidz. Semoga dia tumbuh menjadi anak yang shaleh. Amin

Saya memang suka memberikan konsekuensi yang logis jika anak melanggar tata tertib yang sudah kami sepakati bersama. Dulu, shalat dhuha hanyalah bersifat anjuran saja, tapi Alhamdulillah mereka sudah mendirikannya dengan baik. Dan sekarang, ketika shalat dhuha menjadi program wajib, mereka tidak kesusahan lagi untuk melakukannya, karena memang sejak awal sudah saya anjurkan untuk shalat dhuha.

Sedangkan shalat berjemaah di masjid pun saya mulai secara perlahan. Saya tidak langsung memerintahkan mereka untuk shalat berjemaah di masjid 5 waktu. Saya mulai dengan membuat aturan bahwa mereka semua harus shalat tepat waktu, tidak diundur-undur. Itu adalah kesepakatan awal. Setelah hampir satu bulan berlalu, dan mereka sudah bisa shalat lima waktu secara tepat, meski memang ada anak yang kadang tidak shalat tepat waktu. Jika demikian, saya tanyakan alasannya mengapa tidak shalat tepat waktu.

Setelah shalat tepat waktu, selanjutnya adalah “shalat maghrib berjemaah di masjid”. Ya, sejak awal februari lalu, setiap anak minimal harus shalat berjemaah di masjid dua kali dalam sehari. Saya tidak memaksa mereka harus shalat berjemaah di masjid setiap shalat fardhu, tidak demikian. Saya memulai semuanya perlahan terlebih dahulu. Shalat dzuhur dilaksanakan secara berjemaah di sekolah, maka di rumah harus ada salah satu shalat fardhu yang mereka kerjakan berjemaah di masjid, dan mereka sepakat bahwa shalat yang dipilih adalah “maghrib”.

Jika ada anak yang ternyata tidak shalat dhuha, atau tidak shalat berjemaah maghrib, atau tidak shalat tepat waktu, maka ada konsekuensi yang saya berikan, misal; mereka harus berjemaah di masjid pada saat maghrib, Isya dan Subuh. Atau bahkan jika ada yang ternyata lebih dari 3x tidak berjemaah di masjid, maka konsekuensinya adalah berjemaah di masjid 5x sehari dalam kurun waktu beberapa hari.

Dan ada satu hal yang begitu mengejutkan, bermula dari konsekuensi yang saya berikan agar ia shalat berjemaah setiap shalat lima waktu dalam jangka waktu beberapa hari, ia mulai terbiasa dan enggan untuk tidak berjemaah. Sungguh, semoga ini adalah titik balik perubahan ia menjadi seorang anak yang mulai terpaut akan masjid. Bukankah ada bahagia ketika melihat anak-anak kita menjadi anak-anak yang cinta akan Masjid?

Sudah memasuki Minggu ketiga kesepakatan kami buat, Alhamdulillah sebagian besar sudah berjemaah di masjid, bahkan beberapa memang sudah berjemaah di masjid setiap shalat fardhu. Segala puji bagi Allah Swt., yang sudah memberikan saya kesempatan untuk bersama mereka. Ada bahagia yang meluap-luap saat tahu mereka semakin taat dan cinta pada agama yang selama ini mereka yakini. Semua memang harus ditanamkan sejak dini, karena itu adalah bekal mereka nanti. Jika tidak diajarkan sejak dini, bisa saja mereka sama sekali tidak melaksanakan semua itu nantinya.

Terlepas dari itu, hidayah merupakan hak Allah Swt. Dia yang berhak menentukan kepada siapa hidayah itu akan Ia berikan. Saya hanya bisa berusaha membimbing mereka dengan baik, dan tetap merapal pinta kepada Allah Swt., semoga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang shaleh. Amin

Surga merindukan pemuda yang hatinya terpaut akan masjid. Mari ajarkan anak-anak kita untuk mencintai agamanya, dan menjalakan perintah Allah Swt. Dengan baik. Dan tentunya dimulai dari para orangtua terlebih dahulu.

Siap menjadi teladan yang baik bagi anak-anakmu? Yuk menjadi teladan yang baik.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Malaikat Kecil Itu Bernama Faris

saya dan Faris Ersan Arizona Kenal dengan anak kecil yang ada di foto di atas? Dia adalah Faris, saya yakin, bagi pembaca setia blog saya sudah tidak asing lagi dengan sosok Faris, ada banyak kisahnya yang saya tulis di blog ini. Foto ini adalah satu-satunya foto selfie bareng dia, namun memiliki kesan yang begitu dalam bagi saya. Foto ini diambil sehari sebelum Faris menjalani operasi yang keempat kalinya. Saya tidak bisa menemaninya seperti saat operasi pertama dan kedua. Maaf, ya, fotonya rada burem, maklum, saya belum bisa membeli windows phone ascend W1 dari Smartfren untuk bisa menghasilkan foto selfie yang lebih keren dari ini. Faris adalah satu dari sekian anak yang memiliki hubungan yang begitu erat dengan saya, dimulai dari perkenalan kami ketika saya menjadi wali kelasnya, sampai musibah itu terjadi, saat dimana Faris mengalami kecelakaan, kehilangan sosok Ayah dari hidupnya dan harus mengalami operasi yang berulang kali. Kebersamaan yang tidak pernah kami renc...

Dosen dengan Gelar S2 dan Tantangan Gaji: Antara Investasi Pendidikan dan Realitas Pasar Tenaga Kerja

Pendidikan tinggi adalah tonggak penting dalam pembangunan individu dan masyarakat. Bagi banyak orang, gelar S2 adalah pencapaian yang menandai komitmen mendalam terhadap bidang studi tertentu. Bagi sebagian besar dosen dengan gelar S2, perjalanan akademik ini bukan hanya tentang memperluas pengetahuan mereka sendiri, tetapi juga tentang mempersiapkan diri untuk berkontribusi dalam pengajaran, riset, dan pembangunan intelektual di masyarakat. Namun, ada satu aspek dari karier dosen dengan gelar S2 yang sering kali menjadi sorotan: gaji yang mungkin tidak selalu sejalan dengan tingkat pendidikan mereka. Memahami Konteks Pendidikan Tinggi Sebelum kita memasuki diskusi lebih lanjut, penting untuk memahami konteks pendidikan tinggi saat ini. Pendidikan tinggi di berbagai negara memiliki struktur, kebijakan, dan dinamika pasar tenaga kerja yang unik. Di satu sisi, pendidikan tinggi dianggap sebagai investasi jangka panjang yang dapat membawa keuntungan besar bagi individu dan masyarakat. Di...