24 Desember 2013
Berdasarkan pengalaman di hari pertama yang diguyur hujan
terus menerus, saya pun tidak ingin mengambil resiko kehujanan lagi, kemudian
sakit dan tidak bisa menikmati masa liburan saya selama di Bali, akhirnya saya
memutuskan untuk mengajak teman-teman yang kebetulan baru tiba di Bali untuk
menyewa sebuah mobil lengkap dengan supirnya. Setelah musyawarah, akhirnya
semua setuju untuk menyewa mobil.
Saya dan empat orang teman memulai perjalanan pukul tujuh
pagi, rencananya hari ini kami akan mengeksplor Bali Selatan, tidak terlalu
jauh memang, akan tetapi ada banyak tempat yang cantik yang sayang jika
dilewatkan begitu saja. Rencananya hari ini full day tour, jadi
perjalanan kami bakalan seharian penuh. Memang dasar saya itu tukang tidur, baru beberapa menit jalan
saya sudah molor di mobil.
Tanjuang Benoa
Tujuan pertama kami adalah Pantai Tanjung Benoa yang terkenal
dengan water spot-nya yang keren. Sebelum ke Tanjung Benoa, kami terlebih
dahulu mampir sejenak di Pusat Peribadatan Puja Mandala, yaitu tempat yang
menjadi lokasi rumah ibadah lima agama di Indonesia (Masjid, Gereja Katolik,
Vihara, Gereja Protestan, dan Pura). Setelah itu kami baru melanjutkan ke
Tanjung Benoa. Akan tetapi, cuaca sama sekali tidak bersahabat, hampir satu jam
lamanya kami hanya duduk di salah satu restoran yang ada di pinggir pantai,
menunggu hujan reda dan hujan sama sekali tidak reda, akhirnya kami memutuskan
untuk berbelanja oleh-oleh di Toko Kahuripan. dan kalian tahu siapa yang paling
suka kalo diajak berbelanja? Ahhh jangan pura-pura nggak tahu, saya adalah
orang yang paling bersemangat berbelanja dari semua rombongan yang ada.
GWK Cultural Park
Di perjalanan menuju GWK, hujan masih tetap menderas,
untungnya kami menyewa mobil, jadi masih bisa molor lagi di mobil hehe. GWK ini
keren banget, semacam tebing-tebing yang kemudian dibentuk sedemikian rupa
menjadi tempat wisata yang menakjubkan. Bahkan, jika patung yang ada disini
sudah selesai dibuat, akan menjadi patung tertinggi di dunia. Silahkan cari di
Mbah Google, saya tidak mau berbicara lebih lanjut tentang GWK ini hehe.
Hujan sedikit mereda sejenak, sebelum akhirnya kembali menderas
dan kami langsung kembali ke mobil, dan melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Pantai Pandawa
Nah, di Pantai ini nggak kalah keren dengan GWK,
tebing-tebing dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibuat patung-patung yang
menghiasi sepanjang jalan menuju pantai, ditambah air terjun yang mengalir
deras menjadi pemandangan yang indah, saya berasa seperti sedang berada di
lembah hehe. Tapi hujan kembali menemani perjalanan di pantai ini, jadi tidak
terlalu bisa mengeksplor lebih banyak lagi.
Pantai Dreamland
Pantai yang sudah cukup terkenal dan indah ini begitu cantik.
Saya betah berlama-lama di pantai ini, menghabiskan waktu sambil duduk di salah
satu resort yang ada di pinggir pantai, meski tidak makan haha. Saya hanya
numpang duduk, kemudian menikmati sajian alam yang agung, ciptaan Tuhan.
Sungguh luar biasa indahnya alam raya ini. Beberapa kali saya berdecak kagum,
melihat betapa indah hamparan pasir di hadapan saya, gugusan karang yang
menjulang tinggi, dan deru ombak yang menenangkan. Saya suka berlama-lama
disini, meski teman-teman sudah kembali ke mobil lebih awal. Saya yang paling
terakhir kembali ke mobil.
Pantai Padang-Padang
Pernah menonton film Eat Pray Love yang dibintangi oleh
pesohor Dunia Julia Robert? nah di pantai ini menjadi salah satu tempat
pembuatan film tersebut. Sejak film itu hadir, pantai ini semakin ramai
dikunjungi oleh wisatawan, baik oleh wisatawan domestik maupun internasional.
Tidak ingin hanya sekadar menikmati keindahan dari pinggir pantai, saya
langsung mengganti pakaian, kemudian berteriak sekencang-kencangnya tanpa
peduli dengan keramaian. Saya membenamkan diri di air laut yang asin, kemudian
mencoba untuk bersantai, sementara yang lain hanya sibuk foto-foto di bibir
pantai.
Rugi rasanya jika hanya sekedar foto-foto dan tidak merasakan
nikmatnya bermain dengan ombak-ombak yang begitu bersahabat. Di dekat saya ada
seorang Bapak dari Francis yang sedang bersama anaknya yang lucu, proses mandi
saya pun jadi galau haha. Huh, saya jadi galau dan ingin segera punya anak.
#hening
Setelah mandi dan berhasil membuat rombongan menunggu sekian
lama, saya baru kembali ke mobil dan kami pun melanjutkan perjalanan ke
Uluwatu. Sampai disini, saya banyak mengucap puji-pujian kehadirat Tuhan, atas
ciptaan-Nya yang luar biasa menakjubkan. Kami berada di bibir jurang, yang
dihadapkan dengan hamparan laut di bawahnya. Begitu cantik. Saya betah
berlama-lama melihat ke bawah, mencoba untuk mendengarkan nyanyian ombak di
bawah sana.
Setelah asik menikmati keindahan yang ada, saya dan empat
orang teman saya langsung menuju tempat Kecak Dance tampil. Dengan merogoh
kocek 75.000, kami bisa menikmati sajian tari yang baru kali ini saya saksikan.
Ada lebih dari seribu penonton dari berbagai macam belahan dunia yang
menyaksikan tari ini.
Tarian ini cukup keren dan menghibur, hanya saja ada lakon
yang bagi saya tidak serius dalam menyajikan tarian, sehingga membuat tarian
ini tidak sakral, alias seperti lelucon. Saat tarian sedang berlangsung, ada
saja lakon yang celingak celinguk, ketawa sendiri, dan saling tegur satu sama
lain, sementara ada lebih dari seribu orang yang menyaksikan tarian mereka.
Over All, tarian ini keren dan cukup menghibur.
Oh ya, monyet-monyet disini rada nakal, hati-hati dengan
barang bawaan anda, lebih-lebih kaca mata, karena menurut pengamatan saya
selama disini, banyak monyet yang mengambil kacamata pengunjung. Jadi
berhati-hatilah.
Malam semakin larut, kami pun langsung kembali ke penginapan,
melepas penat setelah menjalani hari dengan berbagai macam kegiatan. Kami
sempat menikmati santap malam, sebelum akhirnya kembali ke penginapan
masing-masing.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan