Adakah
yang mengharapkan memiliki pasangan (jodoh) dengan orang-orang yang tidak baik?
Saya rasa tidak ada. Saya sendiri mendamba pasangan hidup yang baik, yang akan
bersama-sama meniti jalan hidup yang telah Allah gariskan. Saya ingin memiliki
pasangan yang mencintai Tuhannya melebihi cintanya kepada makhluk. Tidak ada
salahnya mengharapkan jodoh yang terbaik untuk kita, karena bersamanyalah kita
akan membangun bahtera rumah tangga yang diridhai oleh-Nya. Akan tetapi perlu
diingat, hanya sekedar berharap saja tidaklah cukup. Boleh berharap, tapi harus
sadar diri. Jangan hanya mendambakan pasangan hidup yang baik, tanpa mau
berusaha untuk menjadi baik. Bukankah tidak seimbang jika yang satu rajin
shalat, sedangkan yang satunya masih susah untuk diajak shalat? Bukankah indah
jika bisa bersama-sama sujud di hadapan Allah Swt di malam-malam-Nya?
Teruntukmu wahai saudariku, pilihlah
calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik. Dengan demikian, dia
akan mencintaimu karena Allah. Dia tidak akan berlaku dzalim kepadamu, karena
dia tahu bahwa wanita adalah ciptaan Allah Swt., yang seharusnya disayangi,
diperlakukan secara manusiawi. Dia tidak akan berkata kasar kepadamu ketika ia
mendapati kamu melakukan kesalahan. Dia akan mengingatkanmu dengan cara yang
baik, sebagaimana diajarkan oleh baginda Nabi, bahwa menasehati pun memiliki
etika, yaitu dengan cara yang baik dan penuh kesabaran.
Seorang laki-laki yang mempunyai
agama yang baik akan selalu menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan yang tidak
diridhai oleh Allah Swt. Dia akan senantiasa membimbingmu untuk terus
meningkatkan keshalehan kepada Dia yang telah menciptakan alam raya ini.
Bukankah indah memiliki suami yang bisa menjadi imam bagimu? Bisa mengajarkan
agama kepada anak-anakmu, sehingga keluarga kecilmu menjadi keluarga yang penuh
dengan nilai-nilai keislaman, bersama-sama membangun rumah tangga menuju
ridha-Nya. Indah, bukan?
Suatu ketika ada seorang laki-laki
bertanya kepada Hasan bin Ali: ā
Bandingkan jika kamu menikah dengan
laki-laki bukan karena agama dan akhlaknya, dia belum tentu bisa menjadi
seorang imam yang baik bagimu. Dia belum tentu bisa mengajarimu tentang agama.
Saudariku, jika ada seseorang yang
datang melamarmu, dang engkau ridha dengan agama dan akhlaknya, maka menikahlah
dengannya. Insya Allah engkau akan merasakan betapa indah kehidupan yang
didasari oleh ketaatan kepada Allah Swt. Tapi perlu engkau pahami juga wahai
saudariku, laki-laki yang mempunyai agama dan akhlak yang baik bukan berarti
tidak memiliki kekurangan. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Akan tetapi,
dia akan memperlakukanmu dengan baik, sebagai wujud ketaatan kepada Allah Swt.
Teruntukmu wahai saudaraku, carilah
pasangan hidup karena ketaatannya kepada Allah Swt. Jika engkau menikahi
perempuan karena baik agamanya, maka dia akan mencintaimu sebagai bentuk ketaatan.
Dia akan menerimamu apa adanya, tanpa menuntut sesuatu yang melebihi batas
kemampuanmu. Dia akan bersabar menjalani bahtera rumah tangga bersamamu. Dia akan
bersabar dengan semua cobaan yang ada dalam hidup dan selalu mengingatkanmu
untuk tetap besabar. Bukankah indah jika kita memiliki seorang istri yang
selalu mampu mengingatkan kita dalam hal kebaikan? Bisa saja kita lalai, tapi
dia mengingatkan kita dengan lembut sebagai bentuk kasih sayangnya kepada kita.
Jika engkau mencintai perempuan karena
kecantikannya, maka kecantikan itu akan memudar saudaraku. Wajah yang dulu
kencang, lambat laun akan dipenuhi oleh garis-garis kehidupan. Tangannya yang
dulu halus, lambat laun akan menjadi kasar karena ditempa oleh kehidupan. Beda hal
ketika engkau menikahi perempuan karena baiknya agam dan akhlaknya, semua itu
akan tetap ada. Ingat, carilah
pasangan hidup yang tidak hanya tahu tentang agamanya, tapi memiliki pemahaman
akan beragama. Selain paham, dia harus memiliki kesadaran untuk menjalankan
perintah-perintah Tuhannya.
Lantas bagaimana caranya mengetahui
apakah dia termasuk wanita yang taat kepada Allah Swt. ?
- Engkau bisa melihat dari caranya berpakaian. Apakah dia termasuk orang yang sangat peduli dengan kewajiban seorang perempuan untuk menutup hijabnya? Pastikan dia adalah perempuan yang memakai pakaian sesuai syariat. Bukan berjilbab tapi telanjang, dalam artian bukan menutup auratnya, tapi membalut auratnya, sehingga tampak jelas lekukan-lekukan tubuhnya.
- Lihatlah dari caranya berbicara, lihatlah bagaimana caranya bergaul dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Seberapa baik dia di mata orang-orang yang ada di sekelilingnya. Tanyakanlah kepada mereka tentang si dia yang akan menjadi pasangan hidup kita. Jadikan itu sebagai bahan pertimbangan untuk menilai kebaikannya.
- Engkau bisa langsung bertemu dengan keluarganya, dan menanyakan bagaimana si dia sesungguhnya. Engkau juga bisa langsung berbincang dengan si dia, dan pastikan dia ditemani oleh keluarganya, sehingga engkau bisa tahu tentangnya secara langsung dari kedua orangtuanya.
Saudaraku, jika ada seorang perempuan yang engkau
ridhai agama dan akhlaknya, makan menikahlah dengannya. Jangan engkau ragu
untuk menjadikannya pasangan hidup. Dia akan mendidik anak-anakmu dengan baik,
sesuai dengan tuntunan Islam. Dia akan mengajarkan anak-anakmu tentang
pemahaman tentang keislaman, karena pendidikan pertama bagi anak berada di
rumah. Memiliki pasangan hidup yang mampu mendidik anak-anakmu untuk menjadi
anak-anak yang shaleh/shalehah adalah hal yang indah, bukan? Setiap orang pasti
mendamba memiliki istri yang shalehah.
Perempuan yang shaleh paham bahwa āanak adalah
titipan Allah Swt., yang harus dijaga dan dididik dengan baikā. Dia tidak akan
menyerahkan pendidikan anak-anakmu pada pembantu rumah tangga, kemudian dia
sibuk dengan urusan yang lain. Dia akan selalu menomorsatukan hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak. Wanita beragama mampu menggunakan
sifat-sifat keibuannya hanya untuk membimbing anak-anaknya. Sifat
keibuan wanita ini didukung oleh dua hal, pertama;
wanita itu memiliki rasa cinta lebih besar yang karenanya
besar pula pengorbanan demi anak-anaknya, kedua;
memiliki kelembutan rasa yang karenanya anak-anak
lebih dekat dan dalam kehangatan dekapannya (Quraish Shihab).
Saudaraku, perlu
diingat bahwa istri bukanlah seorang pembantu bagimu; yang harus mengerjakan
semuanya untukmu, yang bisa kamu suruh sesuka hatimu, padahal sebenarnya kamu
mampu untuk membantunya. Bantulah pekerjaan-pekerjaan istrimu, dan sayangilah
dia.
Pada akhirnya, kita akan merasakan indahnya berumah
tangga ketika dibangun atas kecintaan kepada Allah Swt.
Teruntukmu yang masih tak nyata
Jika nanti kita bersama, semoga cinta kita
kepada-Nya masih tetap utuh. Melangkahlah bersamaku, menuju jalan cinta-Nya
yang hakiki.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan