Gedung baru SMP Al Irsyad Purwokerto, terdiri dari empat lantai
Minggu, 1 September 2013
Cuaca pagi ini cukup sejuk, biasanya setiap hari Minggu saya
keliling dengan sepeda, menikmati udara pagi sambil melihat keramaian Sunday morning
di sepanjang jalan dekat alun-alun kota. Berhubung hari ini ada kegiatan
silaturahim dengan seluruh wali murid SMP Al Irsyad, sekaligus syukuran gedung
baru, saya harus ke sekolah.
Pukul 7.30 pagi saya sudah berada di sekolah dan membantu persiapan
kegiatan hari ini dengan harapan bisa berjalan dengan baik. Acara baru bisa
dimulai pukul delapan lebih sedikit, karena menunggu wali murid berdatangan.
Saya tidak bisa mengikuti rangkaian demi rangkaian acara, karena
harus menemani anak-anak membuat mading kelas di lantai 4. Tahun ini saya
menjadi wali kelas 7 F (Al Qolam). Saya sengaja mengajak mereka untuk datang ke
sekolah dan mengerjakan mading kelas. Ada lima anak yang datang ke sekolah,
kami pun membuat mading dengan penuh semangat.
Pukul sepuluh lebih seperampat, rangkaian kegiatan silaturahim dan
syukuran gedung baru pun selesai. Wali murid diminta untuk menuju kelas
masing-masing untuk pembentukan komite kelas.
“Lumayan capek ya, Ustadz. Harus naik turun lantai satu sampai ke
lantai empat,” ucap seorang wali murid waktu sedang meniti tangga menuju
kelas saya di lantai empat. Saya hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.
Setelah semua kumpul, saya memulai pertemuan dengan wali murid yang
ada di kelas yang saya ampu. Setelah perkenalan, saya menyampaikan
program-program kelas, setelah itu saya memimpin pembentukan komite kelas yang
terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Cukup alot pembentukan ini
karena masing-masing memiliki kesibukan tersendiri. Tapi, setelah diskusi dan
melalui proses yang lumayan panjang, terbentuklah komite kelas saya.
Alhamdulillah.
Setelah selesai pembentukan komite kelas, dilanjutkan dengan
bincang-bincang, saya mempersilahkan wali murid menyampaikan masukan atau apa
saja yang ingin mereka sampaikan. Ada beberapa wali murid yang menyampaikan
kondisi anak mereka di rumah, ada yang memiliki ide dan berharap bisa
dilaksanakan oleh pihak sekolah dan masih banyak lagi.
Kalian tahu, komunikasi antara guru dan wali murid sangatlah
penting, agar sama-sama memiliki sebuah tujuan yang sama, yaitu mendidik
generasi muslim menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah. Maksudnya, agar
tidak terjadi ketidakharmonisan antara apa yang diajarkan oleh guru dan
orangtua di rumah. Guru dan orangtua bekerjsama memantau perkembangan anak,
agar semua bisa terkontrol dengan baik. Guru dan orangtua harus bekerjasama
untuk mengajak anak untuk beribadah dengan baik dan lain sebagainya.
Setelah berbincang hangat, saya menyampaikan sebuah program yang
Insya Allah akan menjadi salah satu program unggulan di kelas saya; yaitu
berwirausaha. Kami akan memanfaatkan dana dari pihak sekolah untuk membuat
usaha kecil-kecilan yang akan dikelola langsung oleh anak-anak. Kami akan
membuat semacam kantin sederhana yang hanya berjualan satu hari dalam satu
minggu dan dikelola oleh anak-anak. Nantinya akan dibagi menjadi beberapa
kelompok, anak-anak akan diberi modal dan dipersilahkan mengelola modal
tersebut. Wali murid sangat mendukung kegiatan ini, untuk melatih anak-anak
berbisnis dan melatih rasa tanggung jawab dengan apa yang telah diamanahkan.
Hasil kerja anak-anak, masih belum selesai
Setelah semua selesai, saya mengakhiri pertemuan hari ini kemudian
bersalam-salaman dengan bapak-bapak, sedangkan dengan para ibu, saya hanya
menangkupkan kedua tangan di dada dan menjawab salam mereka sambil tersenyum.
Ada satu wali murid yang menemui saya, saat wali murid yang lain
sudah pulang. Ia bercerita betapa bahagianya ia melihat perkembangan anaknya
yang sekarang sudah rajin shalat dan sudah tidak emosional lagi.
"Ustadz,
saya ingin berterimakasih karena sudah mendidik anak saya, sehingga sekarang
dia bisa lebih baik dari sebelumnya. dulu, dia sangat susah untuk diajak
shalat, sekarang dia selalu berusaha shalat tepat waktu dan berjamaah. Bahkan kadang
mengajak saya untuk segera shalat tepat waktu. Dia juga sudah tidak emosional seperti
dulu, dia sudah lebih sabar."
Saya mengangguk
sambil tersenyum,
"Alhamdulillah,
,,, Insya Allah, Buk. Kita bersama-sama berjuang mendidik anak-anak menjadi
generasi muslim yang shaleh dan shalehah. Mohon doanya agar saya selalu diberi
kekuatan untuk menjalankan amanah Allah ini."
Ada bahagia
yang menyeruak saat mendengar perkembangan anak-anak didik saya, semoga mereka
selalu berada di jalan Allah Swt, mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi
segala larangannya.
Anak-anakku,
jadilah generasi muslim yang shaleh dan shalehah, yang memberi manfaat kepada
orang-orang yang ada di sekeliling kalian.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan