Skip to main content

Curcol Ustad Galau


Guru yang masih membujang itu nggak cuma gue, ada banyak rekan guru lain yang sama nasibnya kayak gue, hidup membujang. Tapi kayaknya yang paling sering galau itu cuma gue. Sejak dari orok gue memang sudah sering galau. Ditambah lagi gue tinggal di kompleks dimana gue satu-satunya yang masih belum menikah. Tambah ngenes, nggak tuh? Seluruh tetangga gue sudah berkeluarga semua. Sedangkan gue hanya seorang diri menghuni rumah yang lebih dari kata ombreng untuk dihuni seorang diri. Kadang pengen deh nyewa genderuwo untuk nemenin gue di rumah. Ya kali aja genderuwo bisa jadi teman sejati gue di kamar #kumat.
            Nggak cuma sebatas itu kegalauan gue, ada lagi yang paling ngeselin bagi seorang bujangan seperti gue ini. Kalian mau tahu? Mari gue ceritakan secara runtut. Jangan lupa siapkan cemilan, air minum, kopi, dan sekotak tissue. Kali aja kalian bakalan laper dan terharu membaca curcol ustad galau kayak gue. Haha
            Jadi ceritanya begini, satu kali dalam seminggu, ada kelompok halaqah, semacam kelompok belajar sesama rekan guru yang dipimpin oleh seorang ustad senior. Gue sih seneng bisa kembali belajar melalui kelompok halaqah ini. Tapi yang gue sebel itu (tarik nafas dalam-dalam), kelompok gue dihuni oleh ustad-ustad yang masih bujangan semua. Keren, nggak tuh? Kayaknya kami disuruh galau berjamaah deh.
            Lebih parah lagi, ada ustad yang selalu membahas tentang nikah saat mengisi kajian di kelompok kami. Nggak peduli materinya tentang apapun, pasti selalu bisa nyerempet ke hal-hal yang berkaitan dengan nikah. Ya bagus sih, untuk memotivasi bujang galau kayak gue ini untuk segera mengakhiri masa lajang. Tapi masalahnya kalo hampir setiap pertemuan selalu dibahas, jadi males banget dengernya. Sumpah.
            Kelompok gue adalah kelompok ustad-ustad yang masih sendiri, masih sering galau, masih sering kesel, masih sering komentar berbagai macam hal saat sang guru mengisi kajian di kelompok kami. Dan status single kami menjadi bahan omongan yang sangat menarik bagi sang guru. Meski pembahasan materi berkaitan dengan shalat sunnah misalkan, tapi ujung-ujungnya tetap aja ngebahas nikah. Nggak tahu dari mana sinyalnya kok bisa nyambung ke masalah nikah.
            Ada lelucon yang sering keluar dari kalangan senior untuk junior macam gue ini. Kalo bujangan yang ngomong, sering dikomentarin gini;
            “Ah nggak valid tuh, nikah dulu baru ngomong dan bisa dipercaya.”
Ergh…kami pun tergelak.
Tapi kadang kami juga usil ngebalas ledekan sang guru, kalo beliau sering lupa dengan materi yang sedang dibahas, kami dengan santai bilang gini;
“Pengaruh usia tuh ustad, jadinya pikun.”
Ucapan itu akan diikuti derai tawa seluruh ustad yang ada di kelompok halaqah.
Meski kadang kesel karena sang guru selalu ngebahas tentang nikah dan menganjurkan kami untuk segera menikah, tapi gue mulai terbiasa dan menikmati semua itu. Kerennya lagi, udah banyak yang termotivasi untuk menikah. Sempat kaget juga waktu teman-teman rekan guru satu-persatu mulai menanggalkan status jomblo akut yang selama ini ada. Nah bagaimana dengan gue? Nampaknya gue masih setia dengan status jomblo akut ini. Masih belum pengen pisah dengan yang namanya status single #gigitpulpen.
Pernah pada suatu malam, saat sang guru tidak bisa hadir untuk mengisi kajian di kelompok kami, jadilah kami sekelompok ustad-ustad galau yang curhat satu sama lain haha. Gue malah asyik banget tuh curhatnya. Berasa kayak lagi berhadapan dengan biro jodoh. Setelah sesi gue curhat, gue iseng nanya ke teman yang ada di sebelah gue;
“Antum memang belum pengen nikah atau memang belum ada calon, Ustad?” Kejam banget nih pertanyaan gue. Dalem banget. Yang ditanya cuma nyengir doang.
 “Itu rahasia, Ustad,” ujar salah satu ustad.
Nggak berhasil bertanya dengan yang ini, gue nggak putus asa. Gue nanya ke rekan guru yang lain dengan pertanyaan yang sama. Gue nanya ke Ustad Andika. Sepertinya gue niat banget ingin tahu alasan mereka masih betah dengan kesendirian.
“Saya itu udah pengen banget nikah, Ustad, tapi belum ada calonnya,” jawab Ustad Andika dengan suara pelan.
Hening. Suasana mendadak hening. Angin tiba-tiba berhenti berembus, lampu tiba-tiba mati semua, hujan tiba-tiba deras banget (ini mulai lebay banget) Entah karena terharu dengan jawaban barusan atau memang lagi pada mikir gimana caranya ustad yang satu ini bisa segera mendapatkan calon. Eh tapi boro-boro nyariin dia calon, lah gue sendiri aja masih belum nemu juga #kode.
“Antum sendiri kenapa belum menikah, Ustad?” arghhh kenapa nanya balik? Haha gue cuma senyum-senyum nggak jelas saat pertanyaan itu ditujukan ke gue.
Di kelompok gue itu ada sembilan orang ustad. Satu orang sudah menikah, sedangkan delapan orang lainnya masih bujangan semua. Tidak lama lagi tiga orang ustad akan segera melangsungkan pernikahan. Itu artinya hanya ada lima orang lagi yang mempertahankan status jomblo akut ini, dan salah satu dari lima orang itu adalah gue. Seandainya gue salah satu dari tiga orang yang akan segera menikah itu #ngarep.
Waktu gue tanya ke teman-teman yang akan segera menikah, motivasi terbesar mereka untuk segera menikah ternyata juga dapat dari sang guru yang sering banget ngomongin masalah nikah saat kajian sedang berlangsung. Mendengar jawaban itu, gue akhirnya memutuskan untuk membuka hati gue untuk menjadikan itu sebagai pemicu untuk memperbaiki diri, mempersiapkan diri, menyiapkan mental untuk menikah dengan seseorang yang akan menjadi tempat berlabuhnya sang hati. Amin.
Ngomongin masalah jodoh, kita nggak pernah tahu, Bro. Meski lo suka banget ama anak tetangga lo, ama anak pembokat lo, anak bos lo de el el, kalo bukan jodoh ya nggak bakalan nikah juga. Tapi kalo memang jodoh, meski calon istri lo di dunia antah berantah sono, kalo memang jodoh pasti bakalan ketemu juga, kok. Jadi nggak usah khawatir. Emang dimana sih dunia antah berantah? Sudah, anggap saja ada.
Di tempat gue ngajar ada banyak juga kok ustadzah yang masih sendiri. Jadi gue sering iseng banget ngejodohin ustad dengan ustadzah yang masih sama-sama single. Tapi nggak pernah berhasil. Kayaknya gue memang nggak bakat buka biro jodoh. Selain itu gue juga pernah iseng ngomong ke teman kayak gini;
“Ustad, coba antum rajin-rajin berkunjung ke rumah murid, siapa tahu ada yang punya kakak perempuan cantik. Siapa tahu dia lah jodoh sampean.”
Teman gue biasanya malah nyuruh gue melakukan apa yang baru saja gue omong ke dia. Yah begitulah resiko omongan gue, belum valid kalo belum menikah #liriksenior.
Seperti liriknya lagu Afgan, Gr…rrr.. ternyata gue sering dengerin lagu Afgan akhir-akhir ini. Soalnya lagu ini kayaknya lagi ngehit banget di radio. Hampir setiap hari lagu ini mengudara di radio yang biasa gue dengerin kalo berangkat sekolah.

Jika aku memang bukan jalanmu
Kuberhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Kukan memilikimu
Jodoh pasti bertemu

Jadi nggak usah panik, Bro. Takdir kan menjawab siapakah yang akan menjadi pasangan hidup lo. Yang terpenting kita mau berusaha. Kalo mau dapat pendamping hidup yang baik, ya silahkan perbaiki diri lo dulu. Nggak usah berharap bakalan dapat pendamping hidup yang baik, kalo lo sendiri nggak berusaha menjadi orang yang baik.

Maaf, gue jadi ceramah gini ujung-ujungnya. #kalem

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat bermalam selama kamu berada di Batu. Saya jamin, tempa

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

16 Website Belajar Bahasa Arab Online

Saat ini, rasanya mau belajar apapun terasa lebih mudah. Saya termasuk orang yang suka belajar otodidak. Saya belajar bahasa Inggris otodidak. Pernah ikut les beberapa kali dan masih merasa tidak begitu memberi dampak pada kemampuan saya dalam berbahasa Inggris, saya merasa lebih nyambung ketika belajar bahasa Inggris secara online, memanfaatkan beberapa situs yang cukup membantu saya dalam mempelajari bahasa Inggris. Selain bahasa Inggris, saya juga belajar bahasa Rusia dan juga bahasa Arab. Semuanya otodidak. Nah, jika kita mau memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, belajar bahasa memang menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kali ini kita akan membahas bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang sangat ingin saya kuasai, makanya saya berusaha belajar sebaik dan seefektif mungkin. Bahasa Arab menjadi penting bagi umat Islam karena bahasa Arab yang digunakan oleh dua sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Ketika seorang muslim menguasai bahasa Arab, m