Sebenarnya
di hari kelima ini saya mau pergi ke museum gunung merapi yang berada di
Kaliurang, tapi ternyata teman yang baru saya kenal waktu di Jogja malah
ngajakin ke Pantai-pantai yang ada di Wonosari. Kebetulan ada salah satu temannya
yang berasal dari Wonosari, jadinya kami tidak membutuhkan tour guide
yang lain hehe, lumayan kan menghemat uang jalan? J
Dengan
mengendarai sepeda motor, saya dan ketiga orang teman pun menuju ke Wonosari.
Perjalanan dimulai pukul 9, matahari sudah mulai sedikit terik. Perjalanan dari
Jogja ke Wonosari kurang lebih memakan waktu 2 jam perjalanan. Jalanan menuju
pantai-pantai yang ada di Wonosari bisa dibilang cukup menantang. Jalanan
berbelok, menanjak, bahkan ada yang belum diaspal. Batu-batu kerikil yang tajam
menjadi makanan roda motor menuju lokasi pantai. Jika ingin menuju
pantai-pantai yang ada di Wonosari harus menggunakan kendaraan pribadi, karena
tidak ada angkutan umum yang menuju kesana. Alhamdulillah, saya tidak perlu
menyewa motor atau mobil untuk ke pantai-pantai yang ada di Wonosari. Saya
cukup mengisi bensin motor yang membawa saya kesana.
Saat
dalam perjalanan menuju pantai, kami sempat berhenti dan narsis di tempat yang
bagus pemandangannya hehe. Kami sampai pantai Wonosari pukul 11.06, matahari
sudah sangat sangar. Sinarnya siap menyantap bulat-bulat pertahanan kulit.
Sebelum pergi saya memang sudah sempat mengoleskan lotion sun block untuk
melindungi kulit dari sengatan matahari. Namun. Panasnya terik ternyata tidak
mengurungkan niat kami untuk foto-foto dari pantai yang satu ke pantai yang
lainnya. Saat sampai, kami langsung foto-foto terlebih dahulu, atau bahkan
selama di Pantai yang pertama kami sama sekali tidak menghiraukan sengatan
sinar matahari yang membakar kulit. Kami tetap narsis secara bergantian di
depan kamera haha
Pantai
pertama yang kami datangi masih sepi dari wisatawan. Pantainya masih sangat
natural, masih belum ada perubahan, dan bahkan masih banyak yang belum tahu
tentang pantai itu. saya lupa nama pantai-pantai yang kami kunjungi waktu itu
saking terlalu asyik menikmati semua keindahan yang disajikan alam di hadapan
kami J
Setelah
puas berfoto-foto ria, alias narsis akut saya kambuh, kami pun melanjutkan
perjalanan ke pantai selanjutnya. Masih dengan permasalahan yang sama, saya
lupa nama pantainya. Pantai yang kami kunjungi selanjutnya sedikit berbeda
dengan pantai sebelumnya. Disitu sudah banyak wisatawan lokal yang datang dan
menikmati keindahan ombak yang membumbung tinggi, mandi, atau berjemur di bawah
teriknya matahari.
Karena
sebelumnya kami sudah berfoto-foto dan itu cukup menyita tenaga, saya dan satu
orang teman saya memutuskan untuk mandi. Kami memang sudah menyiapkan baju
ganti sebelum berangkat ke Wonosari. Sedangkan dua orang teman yang lain hanya
mengabadikan pertarungan kami saat beradu dengan ombak #halahhh udah kayak
perang aja haha.
Yang
jelas, hampir tiap langkah saya selama mandi itu terekam oleh lensa kamera
#kasihan uy teman yang jadi photographer dadakan. Meski panas, tapi saya
betul-betul menikmati suasana pantai, mandi, berlari-lari meski kaki saya
cidera karena terkena runcingnya terumbu karang. Selama mandi pun penuh dengan
pose-pose agar difoto lebih terlihat aneh bin ajaib hehe. Ahh tapi saya memang
tidak punya bakat untuk menjadi foto genik. Bagaimana tidak, saya itu selalu
kebingungan setiap kali mau difoto. Saya bingung bagaimana gaya berfoto yang
terlihat natural alias tidak dibuat-buat dan tidak terlihat kaku. Ahhh
sepertinya waktu saya selama di pantai memang habis untuk foto-foto J
Setelah
selesai mandi, kami pun melanjutkan perjalanan ke pantai-pantai yang lain meski
tidak menyempatkan diri untuk menikmati keindahan pantai. Kami hanya melintasi
pantai-pantai yang ada karena hari sudah mulai sore dan kami sudah harus segera
kembali lagi ke hotel muslim di Jogja.
Saya
sangat beruntung bisa kenal dengan mereka, mereka dengan baik hatinya mengajak
saya mengunjungi pantai-pantai yang ada di Wonosari. Jika saya menyewa
kendaraan, dan menyewa tour guide untuk bisa kesana, berapa biaya yang
saya perlukan? Dan dengan mereka saya cukup mengisi bensin kendaraan mereka,
membelikan tiket dan membayar parkir. Cuma dengan itu saja saya sudah bisa
menikmati semua keindahan pantai. Terimakasih kawan #terharu #nangis
Sore
sudah menjelang, kami pun segera pulang.
Malam
harinya, meski seharian sudah lelah karena tenaga terkuras (udah kayak bak
mandi aja dikuras haha) saya tetap nekad pergi ke Malioboro pada pukul Sembilan
malam dan sukses juga digodain banci waktu saya lewat di depan mereka #hadeuhh
mimpi apa saya semalam? Kok bisa-bisanya digodain banci untuk yang kedua
kalinya.
Dengan
modal nekad, saya menuju Malioboro dengan sepeda motor hasil minjem. Dengan bekal
selembar denah lokasi, saya melaju perlahan menuju Malioboro dan sukses nyasar
haha. Dan kemacetan yang ada di Malioboro itu sungguh melebihi batas kewajaran.
Di Malioboro saya ketemu dengan satu makhluk dari Bengkulu dan satu lagi dari
Bali. Lumayan, setidaknya saya tidak terlihat seperti orang gila yang suka
jalan-jalan sendiri haha J
Setelah
puas menikmati suasana malam hari di Malioboro, mendengarkan alunan musik
keroncong, melihat sulap, atau iseng melihat seorang kakek yang meramal
beberapa pengunjung dengan gayanya yang aneh dan sukses membuat saya takut
haha, tidak Cuma itu, ada juga seorang kakek berpakaian seperti nenek sihir dan
hampir saya tabrak karena gelap dan kembali sukses membuat saya kaget haha
#parah
Setelah
puas, saya pun kembali ke hotel muslim dan saya pun lupa jalan pulanggggg.
Jadinya muter-muter nggak jelas. Tapi bukan Arian namanya kalo begitu aja
nyerah #sombong J.
Setelah nanya sana-sini, akhirnya saya bisa kembali dengan selamat hehe.
Sekian
cerita dihari kelima di Jogja.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan