Pukul
tujuah pagi, anak-anak sudah berada di dalam kelas, duduk rapih di bangku
masing-masing dan bersiap untuk membaca doa. Saya duduk di bangku belakang
(tempat wali kelas). Setelah anak-anak selesai berdoa, mereka langsung berdiri
mengambil Al-Qur’an masing-masing di rak khusus tempat Al-Qur’an. Kemudian
mereka kembali duduk di bangku masing-masing, membuka Al-Qur’an dan mereka pun
mulai membaca Al-Qur’an secara bersama-sama.
Membaca
Al-Qur’an di pagi hari secara bersama-sama di kelas adalah bagian dari pendidikan
karakter. Pendidikan yang diawali dengan membiasakan kebiasaan baik pada anak.
Seperti contohnya “mengawali kelas dengan berdoa, kemudian dilanjutkan dengan
membaca Al-Qur’an bersama-sama selama kurang lebih 10 menit atau shalat dhuha
sebelum masuk kelas”. Kebiasaan itu akan membekas pada anak. Saya sengaja
mengajak mereka untuk mencintai Al-Qur’an dengan cara rajin membacanya. Lidah
akan kelu saat kita jarang berinteraksi dengan Al-Qur’an. Kemudian mengajak
mereka untuk melaksanakan shalat dhuha.
Awalnya
mungkin berat, tapi lama kelamaan mereka akan terbiasa untuk membaca Al-Qur’an
dan shalat dhuha. Tentu yang saya harapkan bukan hanya sekedar di sekolah saja,
namun di rumah pun mereka bisa membaca Al-Qur’an secara rutin, shalat dhuha dan
melaksanakan kebiasaan baik yang lainnya. Itu adalah harapan saya.
“Membiasakan
kebiasaan baik” dan “Memberi teladan” pada anak mempunyai pengaruh yang besar
pada anak. Keteladanan seorang guru adalah hal yang sangat penting. Saat kita
ingin mengajarkan pada anak tentang cinta pada Al-Qur’an, maka dimulai dari
diri kita sendiri terlebih dahulu, kemudian bersama-sama dengan murid belajar
mencintai Al-Qur’an. Pun dengan shalat lima waktu, saya selalu memantau shalat
wajib dan belajar mandiri murid melalui lembar pantauan “Shalat dan Belajar
Mandiri”. Pantauan juga bisa dilakukan dengan menjalin hubungan baik dengan
wali murid. Tentunya akan lebih mudah jika guru dan wali murid mempunyai tujuan
yang sama. Di sekolah anak diajarkan untuk mencintai Al-Qur’an, shalat limat
waktu dan hal baik lainnya, maka di rumah pun orangtua harus menekankan hal
yang sama. Jangan biarkan anak-anak tidak melaksanakan shalat, lupa membaca
Al-Quran (karena asik maen game hingga lupa waktu shalat). Ajak anak untuk ikut
shalat berjama’ah saat adzan berkumandang.
Semua
kebiasaan baik itu akan membekas pada diri anak didik, hingga menjadi karakter
mereka. Selain membaca Al-Qur’an di pagi hari, shalat dhuha sebelum bel masuk
berdering, saya juga mengajak anak-anak untuk cinta akan buku, karena buku
adalah salah satu sumber ilmu pengetahuan. Dengan membaca, mereka bisa mengetahui
banyak hal. Saya senang melihat murid-murid yang rajin membaca buku. Selain perpustakaan
sekolah, saya mengajak anak untuk membuat “Perpustakaan Mini” di kelas.
Perpustakaan mini adalah kumpulan buku yang dibawa oleh murid. Setiap bulan
masing-masing murid akan membawa 1 buah buku, di kelas yang saya ampu ada 37
murid, maka akan ada 37 buku yang siap untuk dibaca di kelas. Bulan selanjutnya
pun demikian. Buku yang ada di perpustakaan kelas akan diganti dengan koleksi
yang baru. Dengan demikian mereka akan terbiasa untuk mencintai buku.
Setiap
awal bulan, saya memberikan 1 buah buku pada anak yang bisa menjawab kuis yang
saya buat. Itu saya lakukan sebagai motivasi bagi mereka untuk rajin membaca
buku. Mereka akan saya minta menceritakan hasil bacaan mereka di depan kelas. Terkadang
saya kasih mereka voucher belanja buku, saya dan murid yang menang kuis akan
pergi ke toko buku, dan saya membiarkan murid memilih buku mana yang ingin
dibeli.
So,
buat para guru dan wali murid, mari berikan kebiasaan baik pada anak, kebiasaan
baik itu akan menjadi karakter mereka. Jika kita membiasakan mereka untuk
membaca Al-Qur’an, maka Insya Allah mereka akan terbiasa membaca Al-Qur’an. Jika
kita membiasakan diri untuk mengajak mereka shalat dhuha, maka mereka akan
terbiasa untuk melaksanakan shalat dhuha. Dan masih banyak lagi
kebiasaan-kebiasaan baik yang lain.
Semoga
anak-anak kita menjadi anak-anak yang memiliki pribadi yang unggul. Mereka bisa
menjadi dokter, tapi dokter yang sholeh. Mereka bisa menjadi polisi, tapi
polisi yang sholeh. Amin
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan