Sejak sibuk
dengan yang namanya Thesis, saya itu rada kurang banget piknik, ditambah lagi
menjelang melepas masa lajang, saya nggak boleh terlalu sering panas-panasan di
pantai seperti sebelumnya, biar nggak gosong-gosong amat pas pernikahan nanti. Hahaha.
Ini lebay pake banget. Memang sayanya yang lagi rada malas gerak dari kondisi perfect
di kosan. Biasalah, jomblo macam saya ini kalo lagi datang malasnya, kosan
menjadi persembunyian terindah. Boro-boro mau jalan-jalan, masak aja udah nggak
pernah, udah ogah megang alat masak haha.
Jomblo
Kebetulan Tomas,
teman saya asal Czech Republic sedang berkunjung ke Malang, masa saya suruh dia
guling-guling di kasur sepanjang hari, tuan rumah macam apa saya kalo begitu. Saya
juga nggak mungkin nyuruh dia ngepel, cuci piring, apalagi nyuruh nyuci baju
dan setrika, saya tidak sejahat itu saudara-saudara. Makanya, hari ini saya
ajak ke Coban Rondo. Saya rasa tidak perlu saya jelaskan mengapa tempat ini
dinamakan Coban Rondo, udah mainstream banget penjelasan beginian (emang
lagi malas aja ngetik panjang lebar).
Biasanya saya
menikmati air terjun dari bawah, tempat dimana para pengunjung asik berfoto ria
bersama orang-orang terkasih, kami memilih untuk naek ke bukit yang
mengelilingi air terjun. Bosan melihat keindahan air terjun dari bawah, saya
jadi penasaran bagaimana keindahannya dari atas, sukur-sukur bisa terjun bebas
dari ketinggian (ya, kali aja gue berani). Setelah sempat potret beberapa kali,
kami pun memutuskan naek ke atas. Berhubung baru saja hujan, jalanan licin
banget menuju puncak bukit. Cukup membuat jomblo seperti saya ini ngos-ngosan
ganteng menuju puncak haha. Inilah mengapa saya itu nggak terlalu suka menuju
puncak, karena memang cepat banget ngos-ngosan, saya itu cuma semangat kalo
disuruh ketemu pak KUA saja, kalo ini saya rela, deh, capek-capek, asal
disegerakan. Lol.
Ini bukan pilkada :p
Di perjalanan,
Tomas mendengar suara menakutkan, konon katanya suara ular, dan saya cuek saja,
terus melanjutkan perjalanan menuju puncak. Tomas manggil, nyuruh saya mencoba
mendengar suara aneh yang serem itu, saya coba menghampirinya, tapi saya tidak
mampu mendengar suara hatinya (eh salah fokus), maksudnya saya nggak mendengar
apa-apa, jadi, ya, masih berlagak cuek, sambil menikmati keindahan jalan menuju
puncak. Tomas masih sibuk dengan suara-suara yang dia dengar.
Setelah sampai
di posisi keren untuk menikmati keindahan alam Coban Rondo dari atas, saya pun
termangu, beberapa kali mengucap syukur kepada Tuhan, sudah memberikan saya
kesempatan menikmati keindahan hamparan alam yang begitu indah. Saya pun
menyadari, mengapa banyak orang yang rela bersusah payah mendaki puncak, demi
keindahan yang menakjubkan dari ketinggian. It was awesome. Berhubung saya
tidak membawa kamera, maka tentu saja Tomas yang menjadi tukang foto gratisan
buat saya hehe.
Tomas
Coban Rondo
dari puncak memang terlihat lebih menawan dan menakjubkan, berbeda banget jika
hanya dilihat dari bawah. Keindahan dari atas ini bener-bener membuat saya
takjub. Coban Rondo dikelilingi keindahan alam raya yang menyejukkan. Dari atas,
saya bisa melihat keindahan pepohonan yang menjulang, para petani yang sedang
berada di ladang mereka, dan keindahan lain yang tak bisa saya jelaskan dengan
kata-kata (aihh dalemm ini). Perjuangan menuju puncak memang rada-rada
melelahkan, apalagi tadi pas saya sedang puasa (biar dibilang anak shaleh ini
namanya, sok pamer haha). Meski capek, semua terbayar kok dengan keindahan yang
didapat setelah berada di ketinggian.
Jadi, kalo
sedang berkunjung ke Malang atau Batu, Coban Rondo bisa dijadikan salah satu
tempat untuk berlibur, melepas penat kerjaan dengan kepenatan yang lain alias
jalan-jalan. Terutama buat kamu yang suka dengan yang bernuansa alam, maka
tempat ini bisa menjadi pilihan. Dari Malang silahkan arahkan kendaraanmu
menuju Batu, ketemu Alun-alun tinggal lurus aja, sampai nanti ketemu patung
sapi, belok kiri. Tiket masuk buat turis lokal cuma 15.000, (tapi saya nggak
pernah bayar karena udah kenal sama penjaganya haha), kalo buat turis asing 25.000,
kemudian bayar parkir 2.000. Di Coban Rondo juga bisa dijadikan tempat untuk
berkemah, merasakan embusan udara yang sejuk, mendengar kicauan burung-burung yang terbang di alam bebas, dan
tentu saja akan membuatmu semakin bersyukur dengan keindahan alam raya yang
terbentang luas di negeri tercinta Indonesia.
Abaikan judul
tulisan di atas, ya, biasalah, bawaan pengen segera menikah ya gini. Haha.
banyak tempat tersembunyi untuk sekedar tracking di malang ya mas, salam kenal
ReplyDeleteiya, asal kuat aja hehe:)
Deletemungkin kakinya yang rempong mas..naik turun bukit..
Deletesemoga cepat nikah mas hehe
ReplyDeletewah air terajunnya bagus ya mas, jadi pengen kesana :-)
ReplyDeletemonggo :)
DeleteKereeeen! Mau ah kapan-kapan kesini. In shaa Allah. Hehehe.
ReplyDeleteAnyway salam kenal dulu ya, Kang. Oiya, perasaaan saya aja apa emang Akang mirip sama Mamduh Jamaludin yang suka openmic di Komika Vaganza ya? :D
wah saya google ya siapa mamduh jamaludin haha
DeleteKirain ada postingan pengantin baru di sini :)
ReplyDeleteBtw, selamat yah. Barakallah. Semoga sakinah mawaddah warahmah.
hahaha belum sempat, uy :(
DeleteCakep ya Coban rondo, main2 kesana ah entar
ReplyDeletejangan lupa mampir ke rumah *eh maksud saya kosan * haha
DeleteSekilas mirip Air Terjun Sipiso piso di Danau Toba. Adem
ReplyDeleteduh saya belum pernah ke air terjun sipiso :(
DeleteIni jomblo cari janda yaaaa hua hua
ReplyDeleteminat? sinih ke Batu :p
Delete