Dinda, Alhamdulillah,
satu persatu impian kita terwujud. Pintu menuju sarjanamu sudah semakin dekat. Kakak
tahu bagaimana perjuanganmu untuk bisa sampai pada titik ini, ada banyak
tangis, ada banyak luka, ada banyak tawa, namun engkau tetap percaya bahwa “tidak
ada yang tidak mungkin jika Tuhan menghendaki, kita hanya perlu meyakini apa
yang menjadi impian, kemudian berusaha menggapai semua itu sebaik mungkin.”
Dinda,
engkau tidak perlu mantra khusus dalam berjuang meraih impian-impianmu,
kuncinya hanya ada pada bagaimana engkau memahami potensi yang ada diri,
kemudian berusaha menjadikan itu sebagai cara mewujudkan kebaikan di muka bumi
ini. Karena hakikat kehidupan adalah menjadi seseorang yang bisa memberi
manfaat pada orang-orang yang ada di sekeliling kita. Itulah manusia terbaik
yang Rasul katakan; “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat
bagi manusia.”
Dinda,
Tuhan Mahabaik, ya, selalu memiliki cara untuk mewujudkan apa yang menjadi
impian kita. Engkau tentu masih ingat bagaimana perjuanganmu di awal ketika
pertama kali ingin kuliah, bukan? Ada banyak air mata di awalnya, namun Ayah
dan Ibu tetap memberi harapan dan kepercayaan bahwa keduanya akan menyekolahkan
kita setinggi mungkin. Ayah dan Ibu tidak peduli dengan gunjingan tetangga,
tidak peduli betapa banyak keringat yang harus tumpah membasahi tubuh, tidak
peduli betapa lelah mencari biaya untuk kita semua, karena keduanya percaya
bahwa Allah selalu Mahabaik pada manusia yang mencoba untuk belajar menjadi
manusia yang lebih baik.
Dinda,
selamat, ya, hari ini akhirnya engkau taklukkan apa yang selama ini menjadi
salah satu momok yang menakutkan. Kakak tahu bagaimana perjuanganmu untuk
menyelesaikan tugas akhirmu. Kakak tahu betapa banyak keringat mengucur dalam
tiap langkahmu menapaki perjuanganmu. Engkau adalah bidadari surga yang begitu
tangguh. Perjuanganmu lebih hebat dari yang kakak kira, keyakinanmu lebih
mantap dari yang orang lain sangka, dan engkau tidak goyah dengan lika-liku perjalanan
menuju impian.
Dinda,
Ayah dan Ibu menangis haru saat mengetahui putri mereka sudah selesai ujian
tugas akhir tingkat sarjana. Gerbang Sarjana ini sudah semakin dekat, Dinda. Peluh
perjuangan keduanya berganti menjadi tangis bahagia, karena apa yang selama ini
keduanya yakini akhirnya terbukti, bahwa keduanya mampu menyekolahkan
anak-anaknya sampai jenjang sarjana. Jangan engkau tanya betapa beratnya
perjuangan keduanya, Dinda, tak perlu kujelaskan dengan kata-kata, engkau sudah
tahu bagaimana pengorbanan keduanya untuk kita semua.
Dinda,
jangan pernah berhenti percaya dengan kekuatan mimpi, ia datang dengan cara
yang kadang tidak kita duga, memberi kekuatan penuh, mendobrak keraguan yang menghantui,
meluruhkan getirnya perjuangan, dan menjadikan kita pribadi hebat yang siap
dengan segala konsekuensi dalam sebuah perjuangan.
Dinda,
mimpimu tidaklah harus berhenti sampai disini. Ada mimpi-mimpi lain yang harus
engkau raih, setidaknya mimpi menjadi seorang perempuan yang shalihah, semakin
shalihah dari waktu ke waktu, dalam rangka taat kepada Allah SWT, Rabb Semesta
alam.
Dinda,
inspirasi tidak perlu engkau cari jauh-jauh, lihatlah Ayah dan Ibu, raihlah
tangan keduanya ketika nanti engkau pulang, peluk hangat tubuh keduanya yang
semakin ringkih karena perjuangan. Merekalah inspirasi paling hebat yang berada
di sekelilingmu. Perjuangan keduanya tidak akan pernah bisa tergantikan oleh
apapun. Percayalah, bahwa keduanya mencintaimu sepenuh hati bagaimana pun
keadaanmu.
Dinda, doa
dan terus doa demi kebaikan kedua orang tua kita. Nanti, coba engkau lihat wajah
Ayah dan Ibu ketika keduanya lelap dalam tidur. Wajah yang dulu kencang kini
mulai kendur, dihiasi oleh garis-garis kehidupan. Coba engkau raih kedua tangan
Ayah dan Ibu, engkau akan merasakan betapa kasar telapak tangan keduanya,
karena beratnya perjuangan demi masa depan yang lebih baik bagi kita,
anak-anaknya.
Dinda,
terimakasih sudah menjadi adik yang baik, tetaplah berusaha menjadi perempuan
yang dirindukan surga, perempuan yang selalu berusaha taat pada Tuhan Yang
Mahacinta.
Salam rindu
untukmu, Dinda
Dari kakakmu,
Arian Sahidi
memang inspirasi terbaik datang dari kedua orang tua yang keduanya berjuang demi masa depan anaknya :)
ReplyDelete