Skip to main content

Quantum Teaching


Judul Buku     : Quantum Teaching
Penulis            : Bobbi DePorter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie

Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
            Quantum Teaching bersandar pada konsep ini:
“Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.
Inilah asas utama-alasan dasar di balik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka Quantum Teaching-setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional-dibangun di atas prinsip Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.
            Beginilah maksudnya. Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama Guru harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Jadi, masuki dulu dunia mereka. Mengapa? Karena tindakan ini akan memberi Guru izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
            Bagaimana caranya? Dengan mengaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, Guru dapat membawa mereka ke dalam dunianya, dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Begitulah dinamika manusia. Dan seperti itulah Asas Quantum Teaching.
            Quantu Teaching juga memiliki lima prinsip:
  • Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh Guru, dari kertas yang Guru bagikan hingga rancangan pelajaran; semuanya berbicara.
  • Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan Guru mempunyai tujuan.
  • Pengalaman Sebelum Memberi Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
  • Akui Setiap Usaha
Belajar megandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut untuk mendapatkan pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
  • Jika Layak Dipelajari, maka layak Pula Dirayakan!
Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Di dalam Quantum Teaching, sementara kita mengajak siswa ke dalam proses belajar seumur hidup yang dinamis dan tak terlupakan, kita menciptakan suasana prima yang unik bagi mereka, yang membuat mereka merasa aman tapi tertantang, dimengerti dan dirayakan.
            Sejenak coba bayangkan para siswa Anda: tersenyum penuh dukungan, melihat diri mereka sendiri dinamis dan sukses. Dengarkan para siswa bercerita, berbagi, mengambil risiko, dan merayakan belajar mereka. Rasakan kehangatan mereka memperlunak perlawanan seraya mereka membiarkan teman-temannya berbagi, tertawa, dan merayakan kegembiraan dan ketakjuban belajar.
            Bagaimana mencipatkan suasana seperti itu? Tentu saja harus membangun hubungan baik dengan siswa, mengakui proses belajar, dan menyelidiki keingintahuan mereka. Dengan demikian, Guru akan merasakan kebanggaan pemberdayaan, kegembiraan dan belajar seumur hidup. Inilah yang ditegaskan oleh Quantum Teaching, betapa pentingnya membangun emosi antara pendidik dan peserta didik, pentingnya pengakuan pada diri peserta didik sehingga mereka merasa dihargai keberadaannya, dan semua itu akan menimbulkan kehangatan karena rasa saling memiliki satu sama lain.
            Seperti suasana, landasan bertujuan membangun konteks Quantum Teaching. Guru dapat menciptakan landasan yang kukuh di kelas dengan menggariskan parameter dan pedoman yang jelas untuk diikuti siswa, antara lain: tujuan, prinsip-prinsip, keyakinan, prosedur, kebijakan, peraturan, dan kesepakatan bersama. Parameter-parameter ini harus jelas bagi semua siswa, dan mereka harus berkomitmen untuk mengikutinya. Pedoman yang jelas akan menciptakan lingkungan kelas yang aman, meningkatkan pengambilan risiko dan belajar.
            Ingatlah keyakinan ini dalam Quantum Teaching...
v  Aku melakukan sesuatu yang berarti di dunia ini.
v  Setiap tindakan, pikiran, dan perasaan memberi sumbangan kepada bumi ini.
v  Aku manusia yang berkeinginan bebas.
v  Kekuatan pilihan adalah bakatku yang terbesar.
v  Akulah penyebab pengalamanku.
v  Aku dapat memilih cara berpikir, merasa, dan bertindak. Tak ada seorang pun yang dapat memaksaku memiliki perasaan tertentu.
v  Kenyataan itu bersifat pribadi.
v  Duniaku berbeda dengan dunia orang lain.
v  Semua murid berbakat-konteks menentukan buktinya.
v  Orang bisa menjadi jenius-ciptakan kondisi yang perlu.
v  Tidak ada siswa yang kurang akal, hanya keadaanlah yang kurang akal.
v  Ubah keadaan, maka perilaku akan berubah.
v  Setiap interaksi memiliki kapasitas untuk menyembuhkan atau merusak.
v  Hasil adalah jumlah semua penyembuhan atau kerusakan semua perilaku, perasaan, dan perkataan menyarankan pikiran baik kepada benak sadar maupun tidak sadar.
Quantum Teaching sangat memperhatikan kondisi lingkungan kelas. Karena lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi. Peningkatan seperti adanya berbagai poster ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual, sementara poster afirmasi akan menguatkan dialog internal siswa.
            Selanjutnya, alat bantu mengajar dapat menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan pelajar kinestetik. Pengaturan bangku juga mendukung hasil belajar. Geser bangku atau meja agar siswa dapat berfokus pada tugas yang dihadapi. Musik membuka kunci keadaan belajar optimal dan membantu menciptakan asosiasi, barok adalah musik paling cocok untuk belajar, mengulang, dan saat berkonsentrasi. Gaya lain dapat digunakan pada saat jeda, membuat jurnal, kerja kelompok, dan transisi. Pengorkestrasian unsur-unsur dalam lingkungan sangat berpengaruh pada kemampuan untuk mengajar lebih banyak dengan usaha sedikit.
Quantum Teaching juga memberi penekanan penting pada “Perancangan Pengajaran”. Inilah yang akan menjembatani jurang antara guru dan siswa. Dalam setiap perancangan pengajaran, guru dapat dengan mudah menyertakan mereka, mempersiapkan mereka, dan melibatkan setiap kecerdasan dan modalitas mereka! Dengan adanya perancangan pengajaran yang baik, akan memberikan rasa penasaran pada siswa dalam menangkap informasi, dan mereka pun akan menyukainya.
Tugas seorang Quantum Teacher: sedapat mungkin menyajikan kurikulum dengan ketakjuban, minat, pesona, dan antusiasme. Dengan menerapkan ketrampilan penyesuaian modalitas, menimbulkan citra, mengarahkan fokus, inklusif, dan spesifik dengan tindakan nonverbal yang kongruen dalam paket presentasi berbeda-beda akan menambah kejelasan komunikasi. Pelajari bagaimana memaparkan materi secara gamblang dan menarik siswa, mulailah dari hal-hal yang paling sederhana, karena perbaikan yang kecil tampak tak berarti, berkesinambungan, dan tanpa henti. Semua akan terus mengarah kepada lebih baik jika dilakukan secara kontinyu.
Seorang Quantum Teacher harus memahami bagaimana gaya belajar masing-masing peserta didik. Dengan mengetahui gaya belajar masing-masing, mereka menyerap bahan pelajaran dengan cara yang terbaik bagi mereka. Mereka menyusun materi secara efisien dengan menggunakan Peta Pikiran, Catatan: TS dan Belajar Memutar. Siswa menjadi Quantum Reader saat mereka memasuki keadaan Alfa dan mengingat informasi penting dengan asosiasi yang menyenangkan dan bermakna. Betapa mengembirakan mengajar kelas yang penuh dengan murid-murid demikian.
Adapun Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching dikenal dengan sebutan TANDUR. Berikut akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan TANDUR. Ini hanyalah singkatan yang mempermudah untuk diingat dalam memahami kerangka rancangan belajar Quantum Teaching.
TUMBUHKAN. Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat Bagiku ” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar. Strategi untuk melaksanakan Tumbuhkan tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis, melainkan dapat pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, isu muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang.
ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Konsep Alami mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”. Dalam memahami konsep Namai yaitu perbedaan apa yang perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan? Strategi implementasi konsep Namai dapat menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang lainnya.
DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”.
RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa ya yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lehi lanjut.

Jika seorang pendidik memahami bagaimana langkah-langkah menjadi seorang Quantum Teacher, dengan mempelajari buku ini dengan mendalam, saya rasa ia akan menjadi seorang pendidik yang luar biasa, yang bahagia menjalani proses pembelajaran. Karena bagi seorang Quantum Teacher, mengajar bukan hanya sekadar transfer informasi saja, melainkan bagaimana menjalin kedekatan emosi antara pendidik dengan peserta didik, bagaimana mencinptakan suasana kelas yang semuanya berbicara, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menarik hati siswa dan akhirnya akan mewujudkan suatu proses pembelajaran yang menarik dan penuh dengan inovasi. Tidak akan ada lagi tekanan-tekanan bagi peserta didik selama pembelajaran, karena bagi Quantum Teacher, mengajar adalah bagaimana membuat peserta didik nyaman belajar dengannya.

Comments

  1. Hm, bagaimana membuat peserta (murid/mahasiswa) nyaman ya, itu intinya.
    Kalo teknisnya, adakah di dalambuku ini juga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada, kok. kalo yang buku penulisnya orang Indonesia ada juga sih yang saya suka, buku-bukunya pak Munif Chatib, bagus-bagus, :)

      Delete
    2. Eh, saya ke postingan ttg Al Ghazali ... atau bukunya., dari Google Plus ..... koq gak ada ya?

      Delete
    3. postingannya kehapus. ntar di post lagi :)

      Delete
  2. wah sebuah cara belajar yang efektif ya, emang terlebih dahulu harus menumbuhkan minat, klo gak ada minat, sekeras apapun mencoba gak akan bisa.

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...