Di dalam Islam, bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki makna yang begitu
dalam. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan di dalam al-Quran sebagai kitab
suci umat Islam. Maka tentu saja, menguasai bahasa Arab adalah suatu keahlian
yang sangat mendukung sekali seseorang untuk bisa mempelajari lebih dalam
tentang agama Islam. Memang betul, semakin berkembangnya zaman, sudah banyak
dilakukan penerjemahan-penerjamahan al-Quran ke berbagai bahasa dengan harapan agar
bisa dipahami oleh pemeluknya. Kitab-kitab klasik yang berisi ajaran keislaman
pun sudah banyak diterjemahkan ke dalam beragam bahasa. Akan tetapi tentu
menjadi berbeda ketika kita bisa memahami bahasa Arab dengan baik. Inilah sebenarnya
yang menjadi cambuk penyemangat saya untuk mempelajari bahasa Arab lebih
lanjut.
Izinkan saya bertanya
sebentar, apakah kamu sekolah di madrasah ibtidaiyah, kemudian melanjutkan
pendidikan di MTs, selanjutnya ke Madrasah Aliyah, dan melanjutkan ke Perguruan
Tinggi Islam? Kalo iya, pertanyaan saya selanjutnya adalah apakah kamu bisa
berbahasa Arab? Jika, iya, maka kamu termasuk orang yang beruntung. Jika tidak,
maka perlu dipertanyakan kembali, apa sebenarnya yang salah dengan pola
pendidikan bahasa Arab yang ada di Negara kita, terutama sekolah MI, MTs, MA,
dan Perguruan Tinggi Islam? Bahkan pondok pesantren, yang kesehariannya mempelajari
kitab, nyatanya banyak juga yang tidak menguasai bahasa Arab aktif.
Saya mencoba untuk
menganalisa kembali pendidikan saya dari jenjang bawah sampai ke Perguruan Tinggi,
dimana saya sudah mempelajari bahasa Arab sejak sekolah tingkat Tsanawiyah dan
sampai lulus Perguruan Tinggi Ilmu al-Quran Jakarta, saya masih belum bisa
berbahasa Arab. Yang paling saya ingat adalah, proses pembelajaran yang saya
lalui adalah proses pembelajaran yang sangat membosankan, itulah mengapa saya
tidak terlalu menyukai bahasa Arab sejak dulu. Sempat suka, ketika bertemu
dengan guru yang cara mengajarnya sangat menyenangkan, yaitu Ustadzah Iim,
lulusan Al-Azhar, tapi hanya sebentar karena setelah itu saya sudah pindah ke
Jakarta.
Guru-guru PAI memang
terkesan mengajar dengan cara yang monoton, yaitu ceramah, sementara peserta
didik hanya sebagai pendengar, guru yang aktif, sementara murid hanya diam
membisu, tidak banyak inovasi-inovasi dalam metode pembelajaran. Padahal,
proses terjadinya pengetahuan menuntut kepuasan otak peserta didik. Seorang guru
bermain-main dengan otak anak, bukan dengan lambung, maka disinilah letak pentingnya
inovasi pembelajaran, bagaimana mewujudkan proses belajar mengajar yang
menyenangkan.
Hari ini, saya mengikuti
pelatihan metode pembelajaran bahasa Arab atas kerjasama Pascasarjana Jurusan
Bahasa Arab UIN Malang dengan Irsyad International Singapore. Ada satu hal yang
sangat menarik yang saya lihat bagaimana pendidik di sana mengajarkan bahasa
arab pada tingkat Ibtidaiyah dengan cara yang sangat menarik, anak-anak diajak
belajar dengan suasana yang sangat menyenangkan, mereka bermain dengan kosa
kata bahasa Arab, mereka begitu aktif mengikuti proses belajar tanpa sadar
padahal sebenarnya mereka sedang belajar aneka ragam kosa kata baru, karena
semua itu dilakukan dengan cara yang sangat menyenangkan.
Metode yang digunakan di
Irsyad International Singapore adalah Metode Fitrah, yang dilengkapi dengan
buku pegangan siswa, guru, audio, games dan semuanya berusaha mengintegrasikan
pembelajaran dengan teknologi yang semakin berkembang. Inilah sebenarnya yang
dinamakan dengan sebuah inovasi pembelajaran bahasa Arab yang menyenangkan. Guru
dilatih bagaimana menggunakan perangkat yang sudah disediakan, agar bisa
mengajar dengan baik.
Dengan semakin
berkembangnya information communication technology, seharusnya tenaga
pendidik bisa memanfaatkan perkembangan itu untuk memudahkan proses
pembelajaran bahasa Arab. Mengapa banyak anak pesantren yang hafal kitab
alfiyah yang isinya 1000 bait, kemudian kitab ‘imriti, dan kitab yang lain,
akan tetapi ketika berkomunikasi dengan bahasa Arab malah kagok, nggak bunyi? Memang
betul, pemahaman kaidah bahasa Arab sangat diperlukan, tapi jangan lupa untuk
diimbangi dengan kemampuan berkomunikasi, dalam hal ini “kalam”, bagaimana
bahasa yang diajarkan bisa menghasilkan “bunyi yang terdiri dari kalimat yang
bisa dimengerti”. Selama ini, pembelajaran-pembelajaran bahasa Arab di
sekolah-sekolah lebih banyak terfokus pada penguasaan kaidah bahasa, sampai
lupa bagaimana mengajak peserta didik untuk bisa berkomunikasi dengan bahasa
Arab.
Metode Fitrah yang dilengkapi dengan seperangkat alat
bantu yang modern, anak-anak bisa belajar melalui smartphone mereka,
ipad, laptop, adanya games yang bisa mengasah kemampuan berbahasa Arab,
akhirnya melahirkan sebuah perubahan yang begitu jelas, dimana anak-anak Sekolah
Dasar sudah bisa berbincang dengan bahasa Arab sederhana. Mengapa semua itu
terjadi? Karena selain dilengkapi dengan perangkat yang memadai, metode
pengajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran yang variatif, sehingga
menarik minat peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Ada banyak asumsi, “belajar bahasa kedua tidak akan
mencapai kesempurnaan, karena dia adalah yang kedua, bukan yang pertama, jarang
digunakan dalam keseharian.” Memang betul adanya, dalam mempelajari bahasa Arab
diperlukan adanya pembiasaan, sebenarnya tidak hanya bahasa Arab, bahasa
apapun, semua memerlukan pembiasaan. Nah ini yang kadang tidak banyak terjadi
di sekolah-sekolah kita, guru bahasa Arab malah mengajar dengan bahasa
Indonesia. Harusnya, ketika mengajar, langsung menggunakan bahasa Arab dengan
memerhatikan tingkat kemampuan siswa yang diajar, dimulai dengan menjelaskan
pelajaran dengan bahasa-bahasa yang sederhana. Pembiasaan mendengar, menirukan,
kemudian mempraktikkan inilah yang akan membentuk pencapaian akan tujuan adanya
pembelajaran.
Asli Bengkulu semua ini :)
Jika ingin tahu lebih banyak tentang metode fitrah ini,
silahkan megakses Fitrah Irsyad Singapore
, kita bisa mendownload, kemudian belajar lebih banyak bagaimana berinovasi
dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran bahasa Arab menjadi lebih menarik.
Metode ini termasuk metode yang sangat modern karena menggunakan teknologi
terkini, atraktif, mudah untuk dipahami, dan tentu saja aplikatif.
Permasalahan kurangnya inovasi dalam pembelajaran
sebenarnya menjadi rahasia umum bagi guru-guru, tidak hanya guru PAI. Inilah sebenarnya
yang menjadi PR besar bagi pemerintah maupun lembaga pendidikan, bagaimana
melatih guru-guru untuk bisa berinovasi dalam pembelajaran, tidak hanya
menggunakan metode ceramah saja. Coba bayangkan, jika sehari mengajar 3 kelas,
masing-masing kelas dua jam pelajaran, dan metode yang digunakan adalah ceramah
TOK, capek nggak tuh? Makanya perlu berinovasi, menggunakan metode yang
variatif yang bisa menarik siswa untuk mencintai proses belajar. Ingat,
mengajar itu bukan hanya sekadar transfer informasi, akan tetapi bagaimana
mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan tentu saja
menyenangkan. Siap berinovasi?
Aku kenal Bahasa Arab dr MI, karena sekolahnya dulu di MI :D. Dan menurutku Bahasa Arab jauh lebih sulit dipelajari drpd Bahasa Inggris. Tp memang bener, kalo yg ngajar fun, ga ngebosenin in shaa Allah siswa2nya bakal semangat belajar ;)
ReplyDeleteiya, jadi ada minat mengajar bahasa Arab, kah? haha :p
DeleteKalo ngaji sih bisa, klo percakapan bahasa arab ga bisa-bisa -_-
ReplyDeleteudah pernah tuh belajar bahasa arab waktu sekolah agama, ternyata susah juga, harus bener2 ngapalinnya, kalau salah sedikit aja pasti akan beda pengertiannya :(
ReplyDeletemonggo, bareng-bareng belajar hehe
DeleteAku boro-boro bahasa Arab, bahasa inggris yang universal aja banyak yang keceletot. hihihihihi
ReplyDeleteTapi ini keren ya inovasinya, membuat bahasa Arab jadi fun! Dulu suka nemenin adek belajar kalo mau ujian bahasa Arab, tapi taunya cuma Syukon sama Afwan x))))
Syukron ya Pungky, sudah mampir haha :p
Deletebahasa arab adalah bahasa asing pertama yang sering saya dengar dan ucapkan (ketika dengar adzan dan belajar shalat) tapi sampai sekarang ngga ngerti2 bahasa arab. kali karena bahasa arab sangat sulit ya :)
ReplyDeletesaya juga sedang belajar om hehe
DeleteNah, gini dong bagus. Saya pernah belajar bahasa arab cuma sampe hadza hadzihi. Hehe...mau lanjut kelas bubar karena gempa jogja tahun 2006 itu.
ReplyDeleteKadang saya penasaran kenapa kok belajsr bahasa arab tuh musti dipersulit? sudahlah sulit, dipersulit ditambah akses juga sulit.
Kl bahasa inggris kan seenggakbisanya orang masih bisa lihat acara tv berbahasa inggris drngan teks terjemahan. Lha bahasa arab??
hehe berarti nontonnya harus acara dr TV Arab hahaha
Deleteaku masih ingat pas lagi sekolah puisi bahasa arab uhh ribet banget :)
ReplyDeleteKudu pindah ke arab dulu kali ya hehe etapi orang arab inggrisnya bagus bagus jadi ya mentok lagi ngomong nya pake inggris juga hadeuh
ReplyDeletehaha ya begitu, deh :p
Delete