Skip to main content

Life Is Beautiful


14 Oktober 2014
Kadang, kita mungkin pernah merasa betapa sulitnya menjalani kehidupan ini, selalu saja ada hal yang kurang dan tidak sesuai dengan keinginan kita. Kadang kita juga sering lalai mensyukuri kehidupan yang telah kita miliki, selalu saja melihat kehidupan orang lain lebih baik dari apa yang kita miliki. Padahal, mungkin saja orang yang kita anggap lebih bahagia justru mendambakan kehidupan seperti yang kita miliki. Itulah kita, manusia yang kadang terlalu disibukkan dengan menghitung apa yang kita miliki, bukan menyibukkan diri untuk mensyukuri kehidupan, dengan beramal sebaik mungkin kemudian menyerahkan semuanya kepada kehendak Allah SWT. Berusaha maksimal disertai doa, kemudian tawakkal, selesai. Itulah sebenarnya yang bisa kita lakukan.
Kadang, dalam berdoa, memohon kepada Allah SWT., kita sering terlalu mengatur Allah SWT., terkesan mengucapkan doa-doa yang memaksa Tuhan untuk mengabulkan harapan-harapan yang telah terpatri di dalam diri kita. Padahal, Tuhan Mahatahu mana yang terbaik bagi kita. Sering kita berburuk sangka kepada Tuhan karena tidak mengabulkan sesuai pinta kita pada-Nya, padahal lagi-lagi Tuhan yang Mahatahu mana yang memang kita butuhkan. Sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik menurut-Nya. Pun demikian sebaliknya.
Ketika kita menjalani kehidupan hanya mengandalkan nafsu, bisa dipastikan kita tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki, padahal Allah sudah menjanjikan akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang selalu mensyukuri nikmat yang telah Ia berikan kepada kita. Nafsu duniawi akan selalu membuat kita merasa kekurangan dengan apa yang kita miliki, hingga menghalalkan segala macam cara untuk menggapai apa yang kita miliki.
Sering kali, kesibukan yang kita jalani sehari-hari membuat kita lupa untuk mensyukuri segalanya, setidaknya hari ini kita masih diberi kesempatan untuk bisa menjalani kehidupan, karena kelemahan kita, kita tidak pernah tahu kapan waktu terbaik untuk mensyukuri karunia-Nya. Seolah kesempatan kita menjalani kesibukan bukanlah sebuah nikmat, padahal ada banyak orang yang mendamba bisa beraktifitas dalam keadaan sehat.
            Kehilangan orang-orang yang kita cintai kadang menimbulkan sedikit ketidaksukaan atas kehendak Tuhan, berharap semua itu tidak terjadi, padahal, kehilangan orang-orang yang kita cintai merupakan bagian dari kuasa-Nya, kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan dipisahkan dari keluarga yang selama ini selalu ada di sekitar kita. Maka, seberat apapun cobaan kehidupan yang kita hadapi, tetaplah percaya bahwa Tuhan selalu ada di dekat kita, mendekatlah pada-Nya, jangan sungkan memohon karunia-Nya, jangan malu berhadapan dengan-Nya. Karena ketika kita dekat dengan Tuhan, maka kehidupan ini akan baik-baik saja, karena kita percaya bahwa selagi kita percaya akan kuasa-Nya, maka disanalah akan timbul kesadaran diri untuk selalu menjalani hidup penuh syukur.
            Ketika salah satu sahabat saya di Pasca sarjana kehilangan kemampuan melihatnya, saya seolah ditampar dengan sedemikian keras oleh Tuhan, bahwa selama ini saya tidak terlalu mensyukuri kemampuan melihat yang telah Tuhan berikan kepada saya. Sahabat saya itu, ia dinyatakan akan kehilangan kemampuan melihat di mata sebelah kirinya, sedangkan  bagian kanan masih bisa diselamatkan. Karena dalam jangka waktu yang lama tidak adanya kontrol yang benar-benar serius atas apa yang ia rasakan di matanya, sekarang ia baru menyadari apa yang terjadi di kedua matanya. Ada semacam virus yang menggerogoti kemampuannya untuk melihat. Saya tersadar dalam kelalaian, kemudian mengucap syukur hingga saat ini masih diberi kemampuan untuk melihat meski dengan bantuan kaca mata. Bukankah ini juga bagian dari hal yang seharusnya kita syukuri?
Kalau kita ingin jujur, sampai kapan pun kita tidak akan pernah berhasil menghitung sekian banyak nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Bahkan, jika seluruh manusia di permukaan bumi ini berusaha menghitung nikmat yang ada pada satu orang saja, dipastikan tidak akan mampu untuk menghitung keseluruhan karunia yang telah Tuhan berikan kepadanya. Karena kita hanyalah manusia lemah yang tidak sebanding dengan kuasa-Nya, maka tugas kita adalah menjalani semua kehidupan ini dengan penuh syukur.
Mencintai kehidupan berarti mensyukuri apa yang ada. Mencintai kehidupan berarti mempercayai kehendak-Nya. Percaya akan Tuhan berarti meyakini bahwa semua akan baik-baki saja, selama kita mengimani-Nya, menjalankan semua perintahnya dengan sebaik-baiknya. Selamat menjalani hidup penuh syukur, semoga kita semua dijadikan hamba-hamba yang termasuk dalam golongan orang-orang yang mensyukuri hidup dan dimasukkan ke dalam jannah-Nya, dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang shaleh. Amin.  

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...