Skip to main content

Manajemen Waktu

 Saya bukan tipe orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Saya paling tidak suka jika anak-anak terlambat masuk di jam pelajaran saya, saya tidak suka jika ada Guru yang menyerobot jam mengajar saya dikarenakan keasikan mengajar, mungkin. Intinya, saya tipe orang yang sangat peduli dengan waktu yang saya miliki.

Dulu, pernah saya dan anak-anak membuat rincian rutinitas kami sehari-hari. Misal, kalo dalam satu hari satu malam kita tidur selama 8 jam lamanya, maka dalam waktu satu bulan, kita sudah tidur kurang lebih 10 hari lamanya. Wuih, ngeri, nggak tuh? Kalo kita memiliki umur 60 tahun, berarti kita sudah tidur kurang lebih selama 20 tahun lamanya. Hikz… sungguh, andai tidur kita itu tidak dalam beribadah, sungguh banyak waktu kita hanya untuk tidur saja. Sangat tidak sebanding dengan waktu kita untuk beribadah kepada Allah Swt.

Saya kasih gambaran apa yang menjadi rutinitas harian saya.

Jam tidur saya jarang yang di atas pukul 22.00, saya usahakan selalu tidur tepat waktu, yaitu pukul 10 malam sampai dengan pukul 3.30 pagi. Saya bangun untuk shalat tahajud dan tadarus sampai pukul 04.30. setelah itu shalat berjemaah subuh di masjid, dilanjutkan dengan mengajar beberapa mahasiswa di pesantren mahasiswa mafaza sampai pukul 6 pagi. Setelah itu, persiapan ke sekolah. Saya baru berangkat ke sekolah pada pukul 6.20. dari pukul 6.30 sampai dengan pukul 14.30 saya berada di sekolah. Menjadi seorang pendidik, yang memang hal yang saya sukai.

  

Sepulang sekolah, saya istirahat selama kurang lebih satu jam lamanya di kamar, setelah ashar masih ada kegiatan lagi, yaitu les Bahasa Inggris (senin s/d Jumat) sampai pukul 5 sore. Setelah itu istirahat dan persiapan shalat maghrib dan isya berjemaah. Saya mengisi waktu antara maghrib dan isya untuk tadarus. Lepas isya, saya memiliki waktu untuk persiapan mengajar esok hari selama satu jam, kemudian waktu untuk membaca buku selama satu jam. Nah, saat sudah pukul 10, saya pun tidur.

Kurang lebih demikianlah yang menjadi rutinitas saya sehari-hari. Apa saya bosan? Itu manusiawi kalo pernah merasa jenuh. Tapi, karena ini sesuai dengan passion saya, dan apa yang saya lakukan adalah atas pilihan diri sendiri, saya pun menikmati kesibukan saya. Saya tidak mengeluh dengan rutinitas yang demikian. Karena ini adalah apa yang telah saya pilih. Saya yang sekarang merupakan hasil dari pilihan-pilihan yang saya ambil sebelumnya, bukan?

Ada banyak hal yang saya takuti di dalam keseharian saya, saya takut shalat tidak tepat waktu, saya takut tidak terbangun untuk shalat tahajud, saya takut melewati hari tanpa tadarus Al Quran. Dan masih banyak lagi yang saya takuti. Pernah suatu ketika, saya hampir terlambat untuk shalat Isya berjemaah di masjid, dikarenakan lepas maghrib saya harus pergi dan saat akan kembali ke masjid, hujan deras mengguyur malam, saya tidak membawa jas hujan. Saya menunggu beberapa waktu hingga memungkinkan untuk pergi ke masjid demi shalat berjemaah, dan Alhamdulillah, Tuhan Mahabaik, memberikan saya kesempatan untuk selalu shalat berjemaah di masjid.


Saya malah kadang bingung sendiri jika terlalu banyak waktu luang. Dan saat akhir pekan, saya mempunyai kegiatan sosial, mulai dari menjadi pembicara akhir pekan, melakukan kunjungan ke panti asuhan, belajar mendongeng, atau hanya sekadar bermain bersama anak-anak yang ada di kampung-kampung yang saya kunjungi.

Bagi saya, waktu itu sangat berharga, saya tidak ingin waktu saya sia-sia begitu saja, tanpa melakukan kegiatan yang bermanfaat. Saya mengabdikan diri saya untuk menjadi seorang pendidik, mendidik anak-anak agar tumbuh menjadi generasi muda yang shaleh/shalehah.

Saya selalu bilang ke beberapa mahasiswa yang saya ampu, hidup ini adalah pilihan, apa yang ada pada diri kita saat ini adalah hasil dari apa yang sudah kita pilih sebelumnya. Maka pilihlah menjadi pribadi shaleh berlimpah manfaat, yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah Swt.

Untuk bisa bahagia tidak meski harus menunggu kaya. Seberat apapun beban dalam hidup, saya harus menjalani hari dengan bahagia. Saya tidak mau jika hari-hari saya hanya dipenuhi oleh mengeluh akan apa yang saya rasakan. Andai kita sadar, bahwa tidak pernah ada hari yang sama yang kita lalui. Setiap harinya, kita selalu memiliki kesempatan yang berbeda dengan sebelumnya. Setiap hari, kita mendapati hari yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Maka lakukanlah semuanya dengan baik di hari itu. Tidak perlu menunggu sore jika memang bisa dikerjakan di pagi hari. Tidak perlu menunggu malam jika memang bisa dikerjakan di sore hari. Selalu berusaha untuk tidak menunda-nunda merupakan bagian dari konsistensi untuk mengatur waktu yang kita miliki agar bermanfaat, tidak terbuang sia-sia.

Saya aneh melihat mereka yang sehabis subuh malah molor, bukannya melakukan kegiatan yang bermanfaat. Saya kadang aneh melihat mereka yang ngorok selepas ashar, seolah tidak ada beban. Karena bagi saya, itu sama sekali sia-sia. Saya malah pusing kalo tidur lepas subuh, apalagi ashar.

Kadang, saya risih mendengar orang yang kerjaannya hanya mengeluh dengan apa yang dia lakukan, padahal dia tentu memiliki pilihan. Life is choice, to be awesome is a choice. Hidup hanya sekali, maka hidup seperti apa yang kamu inginkan?

Lakukanlah sesuatu yang sesuai dengan passion-mu. Ketika kamu jatuh cinta dengan apa yang kamu kerjakan, ketika itulah sebenarnya kamu memupuk passion yang ada pada dirimu. Lakukan apa yang kamu kerjakan dengan cinta, maka kamu pun akan bahagia dengan apa yang kamu miliki. Karena kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan apapun. Sebesar apapun gaji yang kamu terima, tapi kalo tidak bahagia menjalaninya? Apa kamu masih mau bertahan?

            Setiap detik yang kita lalui di dunia ini akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah swt. Maka, sudah sepantasnyalah kita memanfaatkan kesempatan hidup yang hanya sekali ini untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Mengutip ucapan Fatma Pasha di dalam novel 99 cahaya di langit eropa, 

“Jadilah agen muslim yang baik.”

Iya, jadilah muslim yang baik, yang selalu berusaha menebar kebaikan, meski orang lain bertindak sebaliknya.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat bermalam selama kamu berada di Batu. Saya jamin, tempa

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat 119 Alla