Tadi malam, saat saya sedang lelap
dalam tidur, Adik Sari yang sedang menempuh pendidikan Sarjana di Newcastle
University tiba-tiba mengirim pesan melalui line,
dia menceritakan ada orang yang menyebar issue
yang mengatakan bahwa dia dan temannya sudah tidak lagi belajar di Inggris,
melainkan sudah berada di Jakarta. Informasi ini sudah sampai ke Bupati dan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten, Kaur. Sontak saja, informasi ini membuat
heboh pihak terkait, dan pihak pemerintah daerah langsung menghubungi Adinda
dan menanyakan kebenaran informasi yang beredar. Tentu informasi itu tidak
benar adanya, itu hanyalah ulah dari mereka yang tidak bertanggung jawab,
mereka yang iri melihat pencapaian orang lain, mereka yang tidak bisa menerima
bahwa hanya orang-orang yang bersungguh-sungguh yang akan mendapatkan apa yang
diinginkan. Adinda justru sedang sibuk dengan agenda kuliah yang padat.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama
berbagai macam issue yang beredar di
daerah. Adinda Sari dan satu orang temannya mendapatkan beasiswa dari
pemerintah daerah untuk belajar di Newcastle, tentu saja setelah melalui proses
seleksi yang sedemikian ketat dan sangat melelahkan. Adinda tidak pernah
menyerah untuk berhasil meraih mimpinya untuk bisa kuliah. Jika mengandalkan
biaya dari orangtua, memang kecil kemungkinan untuk bisa melanjutkan study di jenjang sarjana, oleh karena
itulah, dengan tekad yang luar biasa hebat, adinda berusaha dan berhasil meraih
beasiswa ini. Berhasil meraih beasiswa bukanlah akhir, justru disinilah
perjuangan besar baru dimulai, ada amanah yang ia emban.
Pemerintah Kabupaten Kaur, Bengkulu
memang sedang melakukan terobosan luar biasa bagi generasi muda di daerah, demi
memajukan generasi penerus yang akan memberi kontribusi besar bagi kemajuan
daerah yang akan datang. Diperlukan sebuah usaha dan pengorbanan besar bagi
daerah untuk bisa menjadikan generasi penerus yang berkompeten di bidang-bidang
yang sedang menjadi perhatian bagi pemerintah daerah. Program ini diberi nama “Bintang
Menjemput Bintang”.
Selain ke Inggris, ada juga yang
dikuliahkan ke Amerika Serikat, dan tahun ini, ada tiga orang lulusan SMA yang
Insyaallah akan melanjutkan pendidikan ke Jerman.
Saya tidak sedang sombong,
menceritakan bagaimana adinda berhasil meraih beasiswa ini. Tidak semudah
membalikkan telapak tangan untuk ia sampai pada titik ini. Ada tangis yang
menyertai perjuangannya, ada luka yang sempat membuatnya lelah, tapi tentu saja
ada Tuhan sebagai tempat ia mengadukan segala resah di hati dan selalu berhasil
membuatnya kembali kuat dan pantang menyerah untuk menggapai apa yang sudah ia
impikan.
Meski ada banyak orang yang tidak
suka dengan apa yang ia capai, tapi ada banyak orang yang mendukungnya. Meski berbagai
macam issue yang disebarkan oleh
orang yang tidak bermoral, tapi dia tetap meniti langkah demi langkah menuju
pantai harapan. Dia tetap berusaha untuk bijak menghadapi permasalahan yang
kerap kali datang menghampiri. Bukankah masalah itu ada untuk kita hadapi? Bukankah
masalah itu tidak lebih besar dibandingkan dengan Tuhan, Sang Pencipta jagat
raya ini? Jadi apa yang perlu dikhawatirkan? Kerap kali sesuatu yang baik
menurut kita, justru tidak baik menurut Tuhan. Kita hanya perlu melakukan
semuanya sebaik mungkin, selebihnya biar Tuhan memperlihatkan betapa indah
kuasanya. Dan itulah yang adinda yakini. Dia selalu percaya, bahwa Tuhan
mempunyai rencana yang indah baginya, meski harus melewati berbagai macam ujian
dalam menggapai mimpi.
“Abaikan saja, Dik. Akan selalu ada
orang-orang yang tidak suka dengan keberhasilan orang lain, tetaplah
mendekatkan diri pada Allah, dan belajar dengan tekun. Biarkan Allah yang
membalas mereka yang sudah melakukan itu semua,” saya memberinya semangat. Dan syukur
Alhamdulillah, dia ternyata tidak terganggu dengan issue yang beredar. Dia hanya butuh seseorang untuk
mendengarkannya, karena kadang kita hanya butuh untuk didengarkan tanpa perlu
adanya penghakiman.
Saya dan Adinda sering menghabiskan
waktu di akhir pekan untuk berbagi cerita satu sama lain, dengan perantara
teknologi yang semakin canggih. Ada skype
yang selalu setia menemani kami kala rindu sedang membuncah, membuat kami bisa melakukan
video call dengan mudahnya. Syukur Alhamdulillah, kamar kami masing-masing
dilengkapi dengan internet kecepatan tinggi, jadi kami bisa leluasa video call
sesuka hati, meski memang kadang perbedaan waktu antara Indonesia dan Newcastle
membuat kami harus membuat janji terlebih dahulu. Kadang saya sedang tidur, dia
menghubungi dan begitu juga sebaliknya.
Saya selalu bilang ke Adinda, “Selalu
ada hasil dalam sebuah kesungguhan. Mimpi hanya akan menjadi mimpi selama tidak
ada usaha untuk menggapainya. Kita harus bangun dari mimpi dan berusaha untuk
meraih apa yang kita impikan.”
Dear Adindaku
Jangan berhenti untuk menjadi lebih
baik
Jangan berhenti untuk terus
mendekatkan diri pada-Nya
Jangan berhenti untuk terus melangkah
menuju pantai harapan
Ada kami yang selalu merangkai pinta
pada-Nya
Semoga engkau baik-baik disana
Adindaku
Tetaplah dengan senyumanmu
Tetaplah dengan luhurnya budi
pekertimu
Tetaplah dengan yakinmu akan
kuasa-Nya
Bahwa tidak ada yang tidak mungkin
bagi-Nya
Tuhan selalu ada bagi hamba-Nya
Selamat berjuang meraih mimpi, Adinda
Subhanallah yaa bisa dapet Amanah untuk kesana :)
ReplyDeletesaya jadi termotivasi ustad :")
Subhanallah ya dapet amanah untuk kesana, saya jadi terharu dan termotivasi dengan kisahnya adinda :')
ReplyDeleteselamat berusaha untuk menggapai mimpinya, ya :)
Delete