Skip to main content

Pejuang Subuh



Saya tidak pernah bermimpi menjadi bagian dari mereka yang selama ini ada di sekeliling saya. Sama sekali tidak pernah terbesit di dalam benak saya bahwa saya akan menjadi bagian dari kehidupan mereka yang sebenarnya sejak 2,5 tahun terakhir sudah terjadi. Dan baru sekarang saya disadarkan oleh Allah SWT., untuk ambil bagian dalam mewujudkan generasi Qurani. Baru kali ini saya betul-betul merasa khawatir dengan mereka semua, kemudian timbul sebuah keinginan kuat di dalam diri untuk bisa melakukan sesuatu buat mereka. Saya tidak bisa hanya sekadar diam, kemudian membiarkan mereka lupa betapa nikmatnya mengkaji ayat-ayat Allah, betapa indahnya menghafal kalam-Nya dan betapa menyejukkannya ketika bisa membaca Al Quran dengan baik dan benar. Saya harus melakukan sesuatu. 

Begitulah yang saya jalani. Berbekal sebuah semangat, saya pun memulainya sejak satu bulan terakhir. Saya menjadi pejuang subuh bagi mereka, dan Allah selalu mempunyai cara yang begitu hebat untuk membuat hati ini bahagia dengan apa yang kulihat akhir-akhir ini.

Saya menjadikan diri sebagai pejuang subuh bagi mereka, mengajak mereka bangun malam untuk mendirikan shalat tahajud, hanyut dalam rangkaian ibadah mereka masing-masing. Saya membiarkan mereka hanyut dalam kesunyian malam bersama Sang Pencipta melalui ayat-ayat yang terdengar merdu di telinga, saya mengajak mereka untuk kembali belajar membaca Al Quran dengan baik dan benar, saya membantu mereka menghafal ayat-ayat Allah. Dan saya selalu percaya, bahwa mereka akan tumbuh menjadi generasi yang dirindukan surga. Mereka akan tumbuh menjadi generasi muslim yang hebat. Amin

Mereka adalah beberapa mahasiswa yang tersatukan dalam sebuah pesantren mahasiswa. PESMA MAFAZA, begitu kami biasa menyebutnya, yang merupakan singkatan dari “Pesantren Mahasiswa Masjid Fatimatuzzahrah” sebuah nama yang indah bukan? Disinilah kami bertemu dan disini pula kami disatukan dalam ikatan ukhuwah islamiyyah. Saling peduli satu sama lain dalam rangka mencari ridha Allah SWT.

Mungkin mereka tidak pernah tahu, bahwa saya selalu merangkai doa-doa kepada Allah SWT dalam tiap pertemuan dengan-Nya di malam yang sepi. Ada harapan yang saya sampaikan pada Sang Pencipta, semoga mereka menjadi generasi muslim yang shaleh, yang bisa menjadi  teladan yang baik bagi orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Sekarang, meski subuh belum datang menghampiri, mereka sudah bangun dari lelap tidur, bersiap diri menghadap Allah SWT dengan basuhan air wudhu, kemudian hanyut dalam rangkaian ibadah masing-masing. Masjid bercahaya, melihat generasi muda yang sedang mengadu cinta pada Sang Pencipta, malaikat pun sibuk mencatat amal kebaikan mereka di malam yang sunyi.

Saya kerap jalan-jalan, berhenti di beberapa rumah Allah yang tersebar di berbagai daerah yang saya kunjungi. Kadang saya menangis, melihat masjid yang hanya di huni oleh mereka yang sudah berusia senja, dimanakah para pemuda? Acap kali saya merasa seperti disayat-sayat pedih hati ini, saat melihat masjid kotor dan tak satu pun penduduk yang shalat berjemaah di masjid. Dimanakah mereka, Tuhan? Mengapa tidak ada yang datang ke rumah-Mu di saat waktu shalat tiba?

Hanya sekadar mengeluh tidak akan menghasilkan apa-apa, bukan? Mari lakukan sesuatu untuk membuat itu semua lebih baik. Lakukan semampu kita, agar semakin banyak generasi muslim yang cinta akan masjid, yang berbondong-bondong ke rumah Allah SWT demi menunaikan shalat berjemaah. Bukankah indah melihat pemuda-pemuda yang rajin shalat berjemaah di masjid?

Berbicara tentang hidayah, tidak ada yang bisa memilih kepada siapa hidayah itu diberikan, hanya Allah yang Mahakuasa akan semua itu. Dia lah yang menentukan kepada siapa hidayah itu akan Ia berikan. Tugas saya sekarang adalah berusaha dan berdoa. Saya hanya sedang berusaha sebisa saya untuk membantu mereka, selebihnya biarkan Tuhan memperlihatkan betapa indah kuasa-Nya.

Dulu, sebelum saya mengabdikan diri sebagai pejuang subuh bagi mereka, jadwal saya tadarus adalah setelah shalat subuh. Sekarang jadwal tadarus saya berubah, jadwal tadarus saya menjadi sebelum subuh. Sebelum subuh, saya memastikan diri untuk bisa tadarus 1 juz. Sedangkan lepas subuh, saya sibukkan diri membina pemuda-pemuda yang ada di sekeliling saya; mengajari mereka mengaji, dan membimbing mereka menghafal ayat demi ayat kalam Ilahi.

Ini adalah bagian dari bahagia saya dalam menjalani hidup. Tuhan memberi bahagia pada saya melalui mereka, saat melihat mereka hanyut dalam ayat demi ayat yang mereka baca. Setelah selesai membina mereka dari lepas subuh sampai pukul enam pagi, barulah saya bersiap diri untuk bertemu dengan malaikat-malaikat kecil yang ada di sekolah, saatnya saya berjuang di lahan yang berbeda. Dan lagi-lagi, inilah rencana indah Tuhan untuk memberi saya bahagia dalam hidup. Saya bahagia dengan jalan hidup yang Tuhan berikan pada saya dan semoga ini menjadi amal baik nantinya.

Di akhir tulisan ini, izinkan saya mengajak kalian semua untuk mulai shalat tahajud. Shalat tahajud memiliki banyak sekali keutamaan, Tuhan akan mengampuni dosa mereka yang shalat malam, dan Tuhan akan mengabulkan keinginan hamba-Nya.

Bagi yang belum mendirikan shalat tahajud, maka mulailah sejak malam ini. Bagi yang sudah mendirikan, mari tingkatkan kualitas shalat dengan menambah kekhusyukan dalam shalat. Semoga kita semua menjadi hamba-Nya yang selalu berusaha untuk taat akan perintah-Nya. Amin

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...