“Tak perlu kau berlari
untuk mengejarku, karena aku tak pernah benar-benar menjauh darimu. Aku tak
pernah benar-benar membencimu. Aku hanya mengeja jarak yg belum Ia ridhai.
Nanti, ketika hati telah memilihmu, genggamlah erat kedua tanganku. Melangkahlah
bersamaku, menuju cinta-Nya yang hakiki.”
Cinta,
satu kata yang kadang membuatku bingung sendiri untuk memberi pengertian apa
itu cinta. Kalian mungkin pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Aku suka
menulis cerita pendek tentang cinta, tapi jarang berhasil untuk menggambarkan
suasana hati seseorang yang sedang jatuh cinta. Kata sahabat saya,
“Dari tulisan-tulisanmu, aku tahu
bahwa sesungguhnya kamu belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta,”
selorohnya sambil tertawa.
Setelah mendengar apa yang ia
ucapkan, aku merenung. Menatap langit-langit tempat kami bertemu setelah sekian
lama dipisahkan oleh jarak. Setelah merenung, mencoba untuk kembali ke masa
lalu, mencoba untuk menemukan sebuah kisah cinta yang pernah kualami dalam
hidup, akhirnya aku setuju dengan apa yang diucapkan oleh sahabatku ini.
Aku belum pernah jatuh cinta
sejatuh-jatuhnya. Aku belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Selama
ini apa yang kurasa tak lebih hanya sebatas kagum belaka, kemudian menguap
begitu saja. Aku belum pernah jatuh ke dalam cinta. Demikian rumitkah bahasa
cinta? Bahkan untuk merasakannya saja, tidak semudah membuat puisi cinta. Tak
bisakah aku jatuh cinta seperti kisah-kisah lebay yang sering kulihat di layar
kaca? Seperti adanya pertemuan tidak disengaja, saling benci satu sama lain,
musuhan, dan akhirnya saling jatuh cinta. tidak bisakah demikian?
Kata mereka, jatuh cinta itu
tidaklah sakit. Tapi mengapa ada banyak orang yang mencoba untuk bunuh diri
karena cinta? Bukankah itu artinya cinta adalah hal yang menyakitkan?
“Cinta itu ibarat kamu minum air
laut, semakin kamu minum, maka kamu akan semakin haus,” ucap sahabatku yang
lainnya.
Ehm.. benarkah cinta demikian
adanya?
Apakah salah jika seorang laki-laki
jatuh cinta kepada seorang perempuan? Atau sebaliknya. Tentu tidaklah salah,
sama sekali tidak salah. Yang salah adalah jika ada seorang laki-laki jatuh
cinta dengan seorang laki-laki juga. Cinta adalah anugerah dari Tuhan Yang
Mahakuasa. Kita tidak bisa memilih kepada siapa rasa cinta itu berlabuh. Kita
bahkan tidak punya kuasa untuk menentukan kemana hati kita akan memilih. Karena
memang masalah hati adalah rahasia Allah Swt. Pun dengan cinta.
Ibnu Hazm mengatakan, “Seorang
laki-laki berkata kepada Umar r.a., ‘Wahai Amirul Mukminin, aku pernah melihat
seorang wanita, kemudian aku jatuh cinta kepadanya.’ Umar r.a., menjawab, ‘Itu
berada di luar kekuasaan manusia.”
Cinta itu anugerah saat cinta bisa
menjadikan kita lebih taat kepada Allah Swt. Mensyukuri segala rasa yang telah
Ia berikan kepada kita. Namun cinta juga bisa menjadi musibah, kala cinta
menjadikan kita orang-orang yang lalai akan perintah-Nya; Karena cinta
membuatmu lupa akan hadir-Nya. Karena cinta engkau menjadi uring-uringan, ingin
selalu bersama dia yang engkau sebut cinta, sehari tidak bertemu seakan dunia
akan runtuh seketika. Gelap. Inilah cinta yang akan membawa kepada siksa Tuhan.
Cinta, kadang aku merenung dalam sepi
Mengapa cinta begitu indah untuk dirasai
Mengapa cinta tak pernah lelah menghadiahi cerita
indah
Meski pahit kadang menjadi akhir dari perjalan cinta
Cinta, dengan segala keindahan yang ada
Akhirnya akan berakhir dengan bahagia
Kala cinta kita kepada manusia adalah karena Ia yang
Mahacinta
Hey, bagaimana jika aku betul-betul
jatuh cinta? tak bolehkah aku menyatakan cintaku kepada dia yang kucintai? Tak
bolehkah aku pergi bersama dia, memadu kasih yang semakin menyesakkan dada?
Ingat! Cinta itu anugerah jika
engkau mencintai makhluk karena-Nya. Cinta itu akan menjadi musibah kala
cintamu dibalut nafsu. Bahaya.
Jika memang sudah yakin dan siap
untuk membina rumah tangga, maka langsungkanlah segera. Segeralah temui
orangtua si dia yang engkau cintai. Mohonlah izin dari keduanya untuk menikah
dengan si dia yang engkau cintai. Jangan buang-buang waktu untuk mengikuti
nafsu yang akan membawa ke jalan menuju murka Allah Swt.
Bagaimana jika masih menjadi pelajar
di sekolah menengah atas? Tapi aku cinta mati dengan si dia? Duh, yang ini
lebay. Masa cinta tapi ujungnya mati. Nah, disinilah letak perjuangan yang akan
Allah Swt. balas dengan ganjaran yang setimbal. Ketika engkau jatuh cinta dan
engkau belum siap untuk menikah, maka tahan. Mengadulah kepada Ia yang
menghadiahi hatimu dengan cinta. Sampaikan keluh kesahmu kepada-Nya. Jangan
pilih menjalin hubungan atas nama cinta, tapi di jalan yang Ia murkai. Jangan
engkau pilih pacaran sebagai pelampiasan cinta.
Orang yang cerdik adalah mereka yang
bisa mengendalikan diri saat sedang jatuh cinta. Bisa saja rasa yang engkau
sebut sebagai cinta hanyalah sebatas kekaguman semata kepadanya, akan hilang
begitu saja bersamaan dengan berjalannya waktu.
Dulu, aku pernah menganggap bahwa
ini adalah cinta. Waktu itu aku masih di sekolah menengah atas. Anehnya, aku
menganggap itu cinta, meski pertemuan tidak pernah terjadi. Aku menyukai
seseorang hanya karena mendengar suaranya di ujung telephone. Aneh, kan?
Banget. Hingga akhirnya aku menyadari bahwa sebenarnya aku hanya merasa nyaman
dengan kelembutan si pemilik suara di ujung sana. Aku tidak benar-benar jatuh
cinta.
Jika ada yang mengatakan bahwa “Aku
mencintainya sejak pandangan pertama”, aku meragukan itu. Karena jika demikian
adanya, ia hanya sekedar mencintai bagian luarnya saja. Sedangkan cinta tidak
hanya sebatas fisik semata, melainkan lebih dari itu. Cinta adalah permasalahan
rasa yang mungkin tidak semua orang bisa menjelaskan dengan kata-kata. Karena
semakin banyak penjelasan tentang cinta, semakin dalam kekayaan makna cinta itu
sendiri.
“Wanita itu dikawini karena empat hal: pertama karena kecantikannya,
kedua karena hartanya, ketiga karena nasabnya dan keempat karena agamanya,
maka pilihlah karena agamanya, hidupmu akan bahagia.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Urusan “cantik, harta,
nasab dan agama” adalah cara bicara Nabi Saw. sesuai naluri lawan bicaranya
(Al-Hadis) yaitu pemuda, sehingga cantik menjadi urutan pertama, padahal urutan
dimaksud sebenarnya dibalik, yaitu “agama, nasab, kedudukan/harta, baru
kecantikan”. Bahkan Rasulullah Saw. melarang dan mengancam
laki-laki yang memilih wanita bukan karena agama:
“Jangan kalian mengawini wanita karena kecantikannya, bisa jadi
kecantikannya akan membuatnya sombong. Dan jangan pula karena hartanya, bisa
jadi kekayaannya membuat dia melawan, tetapi kawinilah wanita karena agamanya.
Sesungguhnya hamba sahaya yang hitam lagi pesek namun beragama itu lebih
baik.”(HR Ibnu Majah)
Agama yang dimaksud bukan hanya ilmu agama (knowledge)
tapi “dzaatuddin”, memiliki kesadaran agama.
Mencari gadis yang memiliki keempat
potensi tersebut bukan hal mudah, sehingga disamping mengenal betul kehidupan
keluarganya, juga tidak dapat mengabaikan pendekatan spiritual. Kita
seharusnya akan janji Allah Swt., bahwa semua makhluk diciptakan
berpasang-pasangan. Tidak perlu khawatir, Allah sudah menyiapkan seseorang yang
akan menjadi teman hidup kita.
Ah, tulisan ini semakin tidak jelas,
mungkin dikarenakan Aku tidak pernah merasakan jatuh cinta. Selama ini aku
sering bertemu dengan perempuan-perempuan yang membuatku kagum akan mereka.
Tidak pernah yang betul-betul merasai indahnya jatuh cinta. Aku sendiri buta
dengan yang namanya “jatuh cinta”.
Aku pernah bilang ke sahabat saya
Siwi Mars Wijayanti, “Aku jadi malas baca blog-mu, sejak kamu sering menulis
tentang si dia di blog. Aku merasakan beda, tulisan sebelum-sebelumnya tidak
lebay seperti sekarang.”
“Nanti, ketika kamu sedang jatuh
cinta, kamu akan merasakan hal yang sama. Aku yakin, kamu bakalan lebih lebay
dariku. Sekarang aja sudah selebay ini, apalagi pas jatuh cinta.”
Aku hanya mematung, dan berharap
semua itu tidak akan terjadi.
“Mengapa kamu memilih untuk sendiri?
Jika ada banyak yang memilih untuk bisa bersamamu?” Tanya seorang kawan lama.
“Karena aku masih belum siap untuk
memilih siapapun. Nanti, ketika hatiku sudah siap untuk berlabuh, ia akan
terbang bersama rasa yang kau sebut dengan cinta. dan doakan aku, semoga
cintaku masih tetap utuh kepada-Nya, meski aku telah memilih pasangan hidup.”
Jawabku datar.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta
Pertemukan aku dengan dia yang bisa bersamaku menuju
cinta-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh cinta
Pertemukan aku dengan dia yang bisa mengingatkanku
akan cinta-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh cinta
Izinkan aku mencintainya karena-Mu
Jagalah cintaku agar tetap utuh kepada-Mu
Tuntunlah kami menuju ridha-Mu
Kawan, Ketika
hatimu dilanda gelisah, ingatlah, kawan, ada tempat kita mengadu, ada tempat
kita berkeluh kesah, ada tempat kita mencurahkan segala rasa yang bergejolak di
dalam dada; susah, senang, semua akan terasa indah kala kita bersabar. Sebesar
apapun permasalahan hidup yang dihadapi, pada akhirnya akan memberikan kita
suatu pelajaran berharga tentang indahnya kesabaran. Begitu pula dalam
menjalani rasa yang kau sebut dengan cinta, perlu adanya kesabaran agar rasa
itu tetap utuh kepada-Nya.
Ingatlah,
kawan. Jangan galau
saat permasalahan selalu ada di dalam hidup, jangan galau saat jodoh tak
kunjung datang, jangan galau lagi. Sudah cukup sekian banyak kegalauan yang
selama ini telah kita lakukan. Aku mengartikan galau sebagai gambaran suasana hati yang
tidak tenang. Bagaimana kegalauan bisa dihilangkan? Perbaiki kondisi hatimu
dengan aturan-aturan yang telah Ia ajarkan, Dia yang menguasai apa yang ada di
dalam hati kita. Dialah Tuhan, satu-satunya tempat kita berserah diri.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan