setelah selesai menyiapkan tempat tidur pada saat pesantren Ramadhan
Aku jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya kepada mereka;
anak-anak yang penuh dengan kejutan-kejutan yang tidak pernah ada habisnya,
mereka dengan tingkah yang kadang-kadang membuatku harus bertahan di tengah
rasa yang aku sendiri tidak mengerti entah apa itu namanya, mereka yang dengan
polosnya berlarian menjabat tanganku, mereka yang dengan senyum terukir indah
di wajah mereka masing-masing, aku jatuh cinta dengan mereka semua.
Kami juara 1 lomba membuat poster
15 Juli 2013
Tahun ajaran baru, sekolah baru dan tentunya semangat baru
menyambut murid baru dan anak-anak yang baru saja menghabiskan masa liburan
kurang lebih sebulan lamanya. Kami berbaris rapi di bagian depan sekolah,
menyambut kedatangan anak-anak. Aku melihat wajah-wajah baru yang nantinya akan
menjadi murid-muridku.
anak-anak sedang mendengarkan tausiah
Aku pertama kali bertemu dengan mereka di hari ini, melihat
wajah-wajah yang asing, melihat senyum yang baru kulihat di hari ini, melihat
mereka yang berlarian kesana kemari dan berebut menyambut tangan kami para
guru. Aku menatap lekat-lekat wajah-wajah itu, wajah polos nan menyejukkan.
Setelah serangkaian kegiatan awal masuk selesai, saatnya pembagian
kelas. Aku menjadi wali kelas 7 F. Aku berdiri di depan kelas, tersenyum di
hadapan mereka dan mulai memperkenalkan diri. Tidak banyak yang kucoba jelaskan
kepada mereka, aku hanya memperkenalkan nama, TTL, asal, alamat dan juga
status. Selebihnya aku mempersilahkan
mereka bertanya apa saja, agar perkenalan lebih hangat.
Satu persatu aku membaca nama-nama yang ada di daftar hadir, nama
yang juga masih asing bagiku. Tapi aku jatuh cinta kepada wajah-wajah yang
sekarang ada di hadapanku. Ada yang tersenyum, ada yang menunduk, ada yang
sibuk mengamati langit-langit kelas, ada yang sibuk memerhatikan kertas kosong
yang ada di tangan dan lain-lain. Aku jatuh cinta dengan segala tingkah mereka.
Sebelum pulang, aku sengaja menghafal sepuluh nama anak terlebih
dahulu, rencananya satu minggu ke depan saya sudah harus hafal nama-nama mereka
semua. Setelah menghafal nama sepuluh anak, aku mempersilahkan mereka pindah
tempat duduk sesuka hati mereka dan aku akan mencari sepuluh anak yang tadi
sudah kuhafalkan wajah dan nama mereka semua. Ah, aku masih belum berhasil
menghafal wajah dan nama mereka dengan baik. Dari sepuluh nama, hanya delapan
yang berhasil kuhafal nama dan wajah mereka. Next day tantangan untuk
menghafalkan dua puluh nama berikut wajah mereka tentunya.
Kami juara 2 lomba MTQ
Dua minggu kami bersama, kami sudah mulai saling mengenal satu sama
lain, kami sudah mulai akrab satu sama lain, kami sudah mulai menjalankan janji
kami bahwa kami adalah satu keluarga. Aku masih ingat di hari-hari pertama
mengenal mereka semua, kami berdiri kemudian saling menjabat tangan satu sama
lain dan berjanji bahwa kami adalah satu keluarga; layaknya sebuah keluarga,
kami harus peduli satu sama lain, saling menghormati, dan saling menyayangi.
Aku terharu saat mereka mengucapkan janji itu, janji kami sebagai
sebuah keluarga. Di kelas ini, kami adalah satu keluarga yang akan saling
membantu satu sama lain, agar semua bisa merasa nyaman dengan kondisi kelas
yang ada.
Saat pesantren Ramadhan, semua memiliki kesan tersendiri, bisa
menemani mereka hingga malam tiba dan terpaksa harus kembali ke rumah karena
kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Kami juga menjadi juara pertama di
lomba membuat poster dan juara kedua di lomba MTQ. Kami sudah memiliki rasa
bahagia satu sama lain.
26 Juli 2013
Hari ini aku sudah bisa kembali ke sekolah setelah dua hari tidak
masuk sekolah karena sakit. Ustadzah Liliq memberitahukan hasil rapat wali
kelas 7. Dari awal memang sudah diberitahukan kepada seluruh siswa bahwa kelas
yang ada hanyalah sementara, akan ada pergantian anggota kelas yang satu dengan
yang lainnya.
Sempat kaget dan sempat terlupakan juga dengan hal ini. Aku sempat
lupa bahwa kelas yang sekarang hanyalah sementara. Aku membacai satu persatu
daftar nama-nama yang akan menjadi penghuni kelasku. Ada 60% perubahan; ada
anak-anak yang sudah terlanjur dekat tapi harus pindah ke kelas yang lain, ada
anak yang baru mulai merasa nyaman denganku tapi harus pindah ke kelas lain. Ah
iya, inilah namanya cinta. Aku harus mencintai mereka meski mereka bukanlah
anak-anak yang ada di kelasku lagi, bukankah aku harus membagi cintaku kepada
mereka semua, terlepas apakah mereka ada di kelasku atau tidak, bukan?
Ada satu kekagetan saat membaca dafar nama-nama siswa yang akan
menjadi penghuni kelasku. Ada satu nama yang dinyatakan penderita ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik
anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain
sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka
membuat keributan.
Pihak BK menjelaskan bahwa menurut pertimbangan BK, Pihak
kesiswaaan dan guru yang pernah menangani anak ini sebelumnya, aku dirasa cocok
membina anak ini. Aku tidak banyak komentar, hanya bertanya lebih jauh
bagaimana kondisi anak itu sebenarnya, bagaimana cara penanganan yang baik agar
anak bisa nyaman dan lain sebagainya.
Akhir-akhir ini aku memang tertarik membaca buku-buku tentang
anak-anak autis, ADHD, dan anak-anak istimewa lainnya. Aku menjadikan ini
adalah sebuah tantangan, sebagai cambuk untuk bisa lebih baik lagi. Aku percaya,
ketika aku sudah melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh, semua akan
membuahkan hasil. Sebelumnya aku sempat dekat dengan beberapa anak autis dan
aku nyaman bersama mereka semua.
Ketika aku berdiri di hadapan anak-anak, dan memberitahu mereka
bahwa besok akan terjadi pembagian kelas lagi, suasana kelas menjadi riuh dan
mereka berharap tidak pindah kelas. Mungkin mereka sudah merasa nyaman dengan
kelas yang sudah mereka huni selama dua minggu terakhir. Aku tersenyum dan
berkata kepada mereka,
“Anak-anakku, di kelas mana pun kalian berada, kalian tetap
murid-murid ustadz, ustadz akan menyayangi kalian sama seperti ustadz
menyayangi kalian sekarang. Jadi jangan khawatir.”
Tuhan, Engkau memang memiliki cara yang tidak pernah bisa kutebak. Engkau
selalu memberiku kejutan-kejutan yang memberikan rona bahagia di wajah ini. Aku
selalu berdoa, semoga aku bisa menjadi guru yang baik, yang bisa mereka
teladani. Aku selalu berusaha untuk bisa menjadi lebih baik lagi, Ya Allah.
Anak-anakku, selamat bergabung di kelas yang baru, selamat belajar
dan semoga kalian semua menjadi anak yang shaleh dan shalehah.
Salam.
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan