Pernah
dapat email nggak jelas dari seseorang? Seseorang yang mengaku mengenalmu
dengan baik meski dalam diam? Seseorang yang mengaku bahwa dia mencintaimu
meski enggan menampakkan diri di hadapanmu? Seseorang yang entah siapa kemudian
tiba-tiba mengirimu kata-kata romantis? Pernah?
Coba
baca pesan yang dikirim dari seseorang yang mengaku mengenal saya di bawah ini
:
“Di keramaian aku pernah berteriak kepadamu dalam hati " Aku mencintaimu !", namun dirimu tak pernah mendengarkannya.
Aku
selalu ada di belakangmu, tanpa pernah punya nyali untuk berdiri menghadapmu
dan mengaku.
Biarlah
ini menjadi kelakar yang memalukan, asal kau tahu, asal kau tahu.
Cukup
bagiku, saat kau tahu.”
Siapapun anda, tidak
baik bersikap seperti ini. Apa salahnya mengaku dengan jujur siapa diri Anda
sebenarnya? Bukankah dengan mengakui sejujurnya, rasa yang ada di dalam hatimu
akan lebih tenang?
Selain pesan di atas,
ada lagi pesan yang lain:
“Di
akhir musim hujan nanti semua akan selesai. Aku akan mengembalikan setiap
potongan hati ke tempatnya semula. Mengembalikanmu ke dalam benak yang tidak
pernah tahu. Mengembalikanmu pada Tuhan yang telah menebar cinta ini sejauh
hati berkisah tentangmu.
Jika
ada selembar keajaiban yang turun dari langit, aku harap keajaiban itu akan
mempertemukan kita kembali di waktu yang entah kapan lagi. Aku jatuh cinta,
hanya ketika tahu bahwa aku tidak pernah tahu alasan hati memilihmu.
Ada
bunga yang mekar meranum di hati, meski hari tak pernah memihakku, namun waktu
telah mengantarkan pelajaran indah untukku memahami cinta.
Teruntukmu,
sang penghuni sepi. Semoga kau temukan bidadari syurgamu suatu saat nanti.
Suatu hari ketika Tuhan telah memoleskan pemahaman cintaNya kepadamu.
Cinta
adalah penerimaan yang tak terperi, meski tak selalu berbalas serupa, karena
kita jarang sekali menang dalam urusan cinta, namun sakit hatinya pun tetap
indah. Begitulah bagaimana Tuhan mengajarkan makna mencintai kepada hambaNya.”
Dear my secret admirer
Terimakasih karena sudah
memiliki rasa pada diriku. Meski aku tidak tahu siapa dirimu yang sesungguhnya,
namun aku percaya bahwa suatu saat engkau akan menemukan seseorang yang bisa
mengerti akan rasamu. Jagalah rasamu agar tetap utuh untuk mencintai Sang
Pencipta. Percayalah, bahwa Allah Swt telah menciptakan seseorang yang akan
menjadi pendamping hidupmu. Bukankah Tuhan menciptakan manusia ini
berpasang-pasangan?
Tidak ada salah dengan
cinta, karena ia adalah anugerah. Akan tetapi yang menjadikan cinta itu salah
adalah ketika kita diperbudak oleh cinta. Seharusnya hadirnya cinta semakin
mendekatkan diri kita kepada Allah Swt, bukan malah nekat melakukan hal seperti
ini, menjadi pengagum rahasia dan membuat orang yang engkau kagumi menjadi
terganggu dengan sikapmu.
Tidak bisakah engkau
mengakui akan rasamu di hadapanku? Aku tidak akan membencimu jika memang engkau
berdiri di hadapanku dan menyatakan rasamu padaku. Aku juga manusia yang
dikarunia rasa cinta. Tapi cintaku masih belum ingin memilih siapa pun. Cintaku
masih utuh untuk Ia yang Mahacinta, yang selama ini selalu menganugerahiku rasa
cinta yang cukup. Aku belum siap untuk memilih.
Terimakasih karena sudah
menjadi seseorang yang mengenalku meski hanya dalam diam.
Terimakasih akan rasamu
meski hanya bertepuk sebelah tangan.
Terimakasih akan kasihmu
meski hanya dalam bait-bait kata yang menyejukkan hati.
Terimakasih.
Salam. Arian Sahidi
pengagum rahasia :)
ReplyDeletesepertinya demikian :)
Delete