Skip to main content

Rumah Baca Satria



Hallo Kakak-kakak semuanya….
Selamat berakhir pekan, ya.
Di pagi yang cerah ini, saya ingin berbagi bahagia, bukan berbagi uang gajian di awal bulan, ya hehe.

Baiklah, jadi ceritanya begini, saya itu sedang berusaha mendirikan “Rumah Baca Satria”. Rumah Baca Satria adalah rumah baca yang saya peruntukkan untuk anak-anak panti asuhan, anak-anak jalanan, dan juga untuk umum.

Mengenai namanya, mengapa saya memberi nama “Rumah Baca Satria”? Satria sendiri saya ambil dari nama Kota Purwokerto “Kota Satria”, jadilah nama rumah baca yang ingin saya dirikan menjadi “Rumah Baca Satria”.

Sebenarnya ide untuk mendirikan rumah baca ini sudah sejak lama, tapi karena kesibukan (baca: sok sibuk J), sempat terlupakan sejanak. Dan akhir-akhir ini, saya sudah memulai kembali kunjungan ke panti-panti, pesantren, atau hanya sekedar mendongeng di pinggir kali bersama anak-anak yang ada di desa-desa yang saya singgahi. Ada bahagia, tiap kali melihat anak-anak hanyut dalam bacaan mereka. Ada rasa kasihan juga melihat anak-anak panti, pesantren yatim, dan juga anak-anak jalanan yang kesusahan untuk mendapatkan akses informasi melalui buku.

Kalian tahu sendiri, kan, harga buku sekarang itu nggak murah. Apalagi untuk anak-anak yang ada di panti asuhan, pesantren yatim, dan juga anak-anak jalanan. Jangankan untuk membeli buku, untuk makan aja mereka kesusahan. Oleh karena itulah, saya ingin melakukan sesuatu untuk mereka, sesuai dengan kemampuan saya.

Saya tidak menginginkan sesuatu yang super ribet, sekarang saya hanya ingin mendirikan rumah baca untuk mereka, membiarkan mereka membacai buku-buku yang ada, mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru dan membuat mereka mengerti bahwa ada banyak ilmu yang bisa mereka dapatkan melalui buku.

Terus, rumah siapa yang mau dijadikan tempat untuk “Rumah Baca Satria” ? ehm, jangan khawatir, untuk sementara waktu, saya bersedia menjadikan rumah saya sebagai tempat untuk rumah baca ini. Ada dua kamar yang kosong, dan ruang tengah yang bisa dijadikan tempat membaca, dan juga rak-rak buku.

Sebagai langkah awal saya rasa tidak masalah menjadikan rumah saya sebagai tempat anak-anak untuk menambah pengetahuan. Justru saya senang jika rumah saya dipenuhi oleh anak-anak yang ingin membaca buku.

Saya sangat suka bertemu dengan anak-anak, ikut bermain bersama mereka, menceritakan isi buku yang mereka kehendaki, atau hanya sekedar duduk menatap wajah mereka satu persatu, yang sedang asyik dengan dunia mereka. Saya sangat bahagia bisa melakukan itu semua.

Nah, bagi kakak-kakak yang mau bantu saya mendirikan rumah baca ini, bisa dimulai dengan menyumbangkan buku-buku bacaan, bantu-bantu share tentang rumah baca satria, ajak teman-teman untuk ikut gabung, dan lain-lain. Saya selalu siap menerima sumbangan buku-buku dari kalian semua. Atau ada yang mau nyumbang rak-rak buku, atau berupa donasi, silahkan. Saya siap menampung. J
Seperti kata @pengajarmuda

"Berhenti mengecam kegelapan. Nyalakan lilin." Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu.

Oleh karena itulah, mari lakukan sesuatu untuk putra-putri bangsa ini. Beri mereka kesempatan untuk mengakses berbagai macam informasi melalu buku, beri mereka kesempatan untuk ikut merasakan betapa buku menjadi salah satu jendela ilmu pengetahuan. Yuk bantu.

Siapapun yang ingin membantu saya mendirikan rumah baca ini, silahkan mention saya di @ariansilencer atau langsung hubungi saya via:
Email : arian.sahidi@yahoo.com Hp : 085289464322

Sedikit yang kita lakukan untuk mereka, tentu akan sangat berarti. Untuk yang di Purwokerto, saya bersedia mengambil buku-buku yang ingin kalian sumbangkan. Saya bersedia mengambilnya langsung. Terimakasih kakak, semoga Allah membalas segala kebaikan yang kalian lakukan. Selamat berakhir pekan bersama keluarga, sahabat, dan lain-lain. Salam, Arian Sahidi.

Comments

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...