Mudik
kali ini Tuhan kembali memberi saya sebuah kejutan yang telah lama saya nanti.
Saat mudik ke Bengkulu, saya melihat “Ibu” menyambut kedatanganku dengan “Hijab”
yang menutupi auratnya. Alhamdulillah, Allah sudah memberikan hidayah-Nya pada
Ibu untuk memakai “Hijab” yang memang sudah diwajibkan Allah dalam
syariatNya. Dulu Ibu memang belum memakai hijab, biasanya hanya pada
acara-acara tertentu beliau memakainya. Dan kali ini Ibu sudah mendapatkan
hidayahNya. Alhamdulillah.
Berbicara
tentang hidayah, kita tidak mempunyai kuasa kepada siapa hidayah itu mau kita
berikan. Karena sesungguhnya Tuhan lah yang memberikan hidayah kepada hambaNya.
Barang siapa yang sudah diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada siapa pun
yang bisa menghalangi semua itu. Bahkan kepada orang terdekat kita sekalipun,
kita tidak bisa memaksakan kehendak. Yang perlu kita lakukan adalah menasehati
mereka tentang kebenaran dengan penuh kesabaran dan tentunya dengan cara yang
bijak. Selebihnya adalah urusan Allah, kepada siapa Dia akan memberikan
hidayahNya.
Lihat
saja sejarah tentang Nabi Muhammad saw, bahkan paman Nabi saja ada yang tetap
dengan kekafirannya dan Nabi tidak bisa memaksa Tuhan agar memberikan
hidayahNya pada pamannya. Itu menunjukkan bahwa hidayah itu memang hanya kuasa
Allah yang Maha Kuasa.
Demikianlah,
saya memang belajar Agama sejak kecil, namun saya tidak mempunyai kuasa untuk
memaksa keluarga saya untuk memakai “Hijab”. Saya hanya mengingatkan
mereka dengan baik, mengajarkan mereka akan makna hijab bagi seorang muslimah,
menjelaskan kepada mereka bahwa “Hijab” itu hukumnya adalah wajib. Dan jika
Allah sudah memerintahkan untuk memakainya, maka tidak ada alasan yang patut
kita ajukan untuk tidak menutup aurat. Karena hakikatnya sebuah perintah adalah
“ Untuk dilaksanakan”.
Saat
ini Ibu sudah memutuskan untuk memakai “Hijab” selamanya, dan saya terus berdoa
kepada Allah swt. agar adik saya yang perempuan juga segera diberi hidayah
olehNya. Saat ini adik saya yang perempuan sudah mulai mengurangi memakai
pakaian-pakaian yang menampakkan lekuk tubuh alias ketat, dan saya terus
mendoakan dirinya agar segera diberi hidayah oleh Allah. Saya tetap bersyukur
mereka tetap rajin melaksanakan shalat lima waktu dengan baik. Dan saya terus
berdoa agar ajaran-ajaran shalat itu bisa dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kalo di dalam shalat kita menutup aurat, maka sejatinya di luar
shalat pun kita harus menutup aurat. Demikianlah selanjutnya ajaran-ajaran yang
terdapat di dalam shalat yang kita laksanakan.
Saya
terus membimbing keluarga agar bisa menjadi lebih baik. Setiap kali mudik, saya
membimbing adik-adik saya agar bisa tumbuh menjadi anak-anak yang sholeh dan
sholehah. Sudah kewajiban seorang kakak agar bisa “menjadi teladan yang
baik” bagi adik-adiknya. Itulah yang bisa saya lakukan. Selebihnya saya
serahkan pada Allah.
hidayah..oh hidayah. sampai mulut berbusa memberi nasehat, kalau hidayah tidak dijemput, ya tidak ngaruh apa-apa. Semoga hidayah yang sama juga sampai ke mamaku...
ReplyDeleteamin ya rabb :)
Delete