Skip to main content

Air Mata Cinta Hanisah


Judul Buku : Air Mata Cinta Hanisah
Penulis : Arian Sahidi
Harga : 35.000 (Belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan bisa dengan cara kirim email ke : 
admin@nulisbuku.com atau arian.sahidi@yahoo.com

Kata Mereka Tentang
Air Mata Cinta Hanisah


Air Mata Cinta Hanisah merupakan buku yang luar biasa menarik. Penulisnya sangat kukuh bercerita mengenai cinta dari sisi yang berbeda dengan penulis lain. Buku ini menawarkan pembaca cara pandang baru dalam mengikuti sebuah cerita cinta. Begitu manis dibawakan, namun tetap sarat makna.
- Teguh Puja. Author of Life Sketch, A Drop of Happiness, A Cup of Coffee, L.I.F.E., Shit Happens and Life Goes On, Project Coord of #20HariNulisDuet.

Membaca karya Arian layaknya berkaca pada kehidupan sehari-hari. Tawa, tangis, senyum, rindu, dan hal-hal simple lainnya yang sangat dekat dengan realita dibungkus dengan apik sehingga menjadi bahan renungan. Cara bertuturnya mengalir seolah mengingatkan bahwa hidup juga terus mengalir, pun dengan riak-riak kecilnya (entah apa karena ini dipengaruhi oleh profesinya sebagai pendidik atau tidak). Tak jarang, cerita-ceritanya membuat saya manggut-manggut karena dia mampu melihat dari sudut yang manis dan membuat hal yang terlihat pahit menjadi terasa manis. Menyenangkan.
- Yunita Rahma Fauziah, Blogger, http://yunitarahma.wordpress.com/

"Jleb!!" .. "Keren!!" .. "Senyam-senyum sendiri, kemudian mata ngembeng" ... "Speechless" ... Itu beberapa reaksi saya ketika membaca cerpen-cerpen yang ada di blog Pak Guru (begitu saya memanggil penulis). 
Memasukkan unsur Religi ke dalam sebuah cerita, tanpa terkesan menggurui. Rangkaian kata dikemas menjadi sebuah cerita menarik, mudah dipahami sehingga mampu membuat pembaca terhanyut di dalamnya (saluuuut!!!). Saya selalu menanti postingan terbaru dari Pak Guru, begitu ada postingan cerpen baru, langsung meluncur ke blognya Pak Guru.. Bahkan mungkin saya yang paling bersemangat ketika Pak Guru bertanya "Bagaimana kalau cerpen-cerpen saya jadikan buku?"         
Yes Pak, saya tidak sabar menanti edisi cetak cerpen-cerpen Pak Guru.
Saya teringat Kang Abik, pengarang Ayat-Ayat Cinta, yang memasukkan unsur religi dalam cerita yang kemudian menjadi best-seller. Semoga Pak Guru sesukses Kang Abik nantinya.
- Nurul Aria, Blogger,

Disaat kebanyakan penulis menulis cerpen yg mellow menggalau, tapi tidak dengan Pak Guru yang satu ini. Cerpen yang ditulis disini begitu Islami dan mengangkat kisah cinta yg hakiki, yakni cinta kepada-Nya. Buku yg sangat bagus untuk dibaca, menyadarkan kita akan hakikat mencinta yang sesungguhnya.

- Indah Falentina, Blogger, http://whitedolphinwoo.wordpress.com/


“Dirangkai dengan sederhana, kata demi kata dalam buku ini sarat akan makna. Saya suka cara penulis menyampaikan religiusitas yang dihadapkan pada cinta; tangis dan tawa yang akhirnya terasa lembut.”
- Reza Nufa, Penulis Novel Iqra’

Pembawaan bahasanya yang cenderung figuratif, idukung konflik religi dari narasi yang dibuatnya sangat deskriptif sehingga mampu menciptakan sugesti yang kuat bagi para pembaca, begitulah kesan yang saya cerna dari beberapa cerita pendek yang ditulis oleh Arian Sahidi. 

- Naussea, Sahabat Penulis

“Sederhana tapi menawan!! Begitulah kesan saat membacai karya Arian. Dengan konsisten mengusung tema-tema keislaman dengan bahasa yang lugas, menyisip dalam kisah keseharian menjadikan misi dakwah yang dia bawa menjadi lebih mudah tercerap. Buku ini menghadirkan berbagai kisah dari berbagai sudut pandang, tentang cinta, tentang Tuhan, tentang keluarga dan kehidupan. Patut dan menarik untuk disimak serta mendapatkan makna di baliknya. Happy reading!!

- Siwi Mars Wijayanti, Author of True Love Keeps No Secrets, Balada Seorang Lengger, Koloni Milanisti-Sebuah Hidup di atas Mimpi


Comments

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...