Ada yang berpendapat bahwa cinta itu tumbuh karena sudah ditetapkan untuk tumbuh dan bukan pilihan. Mereka mengatakan hal ini serupa dengan keinginan manusia untuk minum air ketika merasakan haus, atau keinginan makan ketika merasakan lapar. Keadaan ini tidak dapat disangkal ataupun dibendung oleh manusia.
Seandainya mereka tahu bahwa aku berusaha untuk mengubur rasa cinta ini, seandainya mereka tahu bahwa aku berusaha untuk menganggapnya sebagai teman biasa saja, aku berusaha memahamkan kepada hati bahwa perasaaanku kepada Sulma hanya sebatas kekaguman belaka, mungkin mereka akan lebih mengerti. Atau seandainya saja mereka berada di posisiku saat ini, mencintai orang yang berbeda keyakinan dengan mereka, sanggupkan mereka untuk bertahan? Melepas cinta yang datang dan pergi secara tiba-tiba.
Mereka mencelaku karena cintaku pada Sulma Mereka menganggap cinta sebagai kesengajaan Padahal cinta datang dengan tiba-tiba Ketetapan ar-Rahman untuk menguji hamba-Nya.
Cintaku ini, datangnya bukanlah pilihanku, kehadirannya juga bukanlah keinginanku. Yang aku ingat, hatiku mulai berdetak kencang saat memandang wajah Sulma , dia memang tidak mengenakan kerundung putih bak muslimah, dia memang tidak mengenakan jubah panjang seperti muslimah, akan tetapi kebaikannya yang membuatku jatuh cinta padanya. Ada semangat yang ia alirkan dalam hari-hariku lewat akhlaknya yang terkadang menyindir kelemahan dan keluh kesahku. Semangatnya terkadang jauh diatas apa yang bisa dilakukan oleh diri ini. Bergetar hati ini, Setiap namanya disebutkan, atau terpampang dalam sebuah susunan kegiatan amal sholih. Seolah tak habis waktunya untuk korbankan sesuatu bagi kemaslahatan manusia.
Pertemuanku dengannya bukanlah kesengajaan, aku bertemu dengannya dalam kegiatan bakti sosial di sebuah desa yang jauh dari kota, kami bersama dengan rombongan datang membawa sembako, dan buku-buku untuk anak-anak yang ada di sana. Anak-anak yang berjuang meraih masa depan, mereka berjalan kaki menuruni bukit untuk bisa sampai ke sekolah, jika hujan datang, maka sudah bisa dipastikan mereka akan bermandikan lumpur. Hampir setiap bulan kami datang kesana, membina taman bacaan agar mereka tidak buta akan dunia. Kadang satu persatu kami meneteskan air mata saat mendengar cita-cita yang mereka ucapkan. Kami hanya melakukan apa yang mungkin untuk kami lakukan, dan kami berharap kehidupan anak-anak disana akan menjadi lebih baik.
Sulma, Masih kuingat dengan baik saat Beberapa bocah kecil berlari riang di sekelilingmu. Bercanda bergelayutan dibahumu. Tiba-tiba seorang diantara mereka terjatuh, wajahnya meringis memegang lututnya. Tangisnya hampir meledak, ketika dengan cepat tanganmu membelai rambutnya. Sang anak lupa sakitnya, langsung meloncat riang dalam dekapanmu, diiringi teriakan cemburu kakak-kakaknya. Secarik senyuman sekejap menghiasi wajahmu.
Bisikan cinta bukan bisikan sembarangan Tiada yang tahu apa yang telah dikabarkan Cinta tidak cukup dengan penalaran Tidak pula cukup dengan analogi dan pikiran Cinta adalah sentuhan hati Yang datangnya silih berganti
Ya Rabbi, berdosakah aku yang jatuh cinta? Bukankah cinta yang tumbuh akibat pandangan yang bukan merupakan pilihan, atau berusaha untuk menyangkalnya, lalu kemudian ada rasa yang menguasai hati itu tidaklah tercela? Karena aku terus berusaha untuk menghindarinya. Aku tidak ingin menjadi mabuk cinta, karena aku tahu diri bahwa cintaku kepada-Mu harus di atas segala-galanya.
Ya Rabbi, bimbing hamba membina cinta ini, jangan sampai karena cintaku kepada Sulma membuat Engkau murka, bimbing hamba menata hati agar bisa lebih mencintai-Mu dibandingkan cintaku kepada sesama insan. Aku adalah hamba yang lemah, yang kerap kali terjatuh dalam lamunan yang membuatku hanyut dan lupa akan cinta-Mu yang begitu besar kepadaku.
Ya Rabbi, selamatkan diriku dari cinta durjana yang membuatku lupa akan hadirnya cinta-Mu dalam tiap hembusan nafasku.
Lantas bagaimana dengan cintaku pada Sulma?, kami memiliki keyakinan yang berbeda, aku memeluk Islam sebagai Agamaku, sementara dirinya berkeyakinan Kristen. Apakah ini sudah takdirku untuk mencintainya yang berbeda keyakinan denganku? Ataukah hanya aku yang telah salah memilih hati yang ingin kujadikan belahan jiwaku?
Aku berdiam diri merenungi cinta yang sedikit demi sedikit tumbuh dilubuk hatiku, aku juga sudah mulai terbiasa dengan cibiran tetangga, celaan teman-teman satu kantor tentang cintaku kepadanya. Mereka mencibirku karena aku mencintainya yang non muslim, mereka membacakan dalil-dalil untuk meyakinkanku bahwa aku sedang di jalan yang salah. Aku tidak memberontak dengan cibiran dan dalil-dalil yang mereka bacakan kepadaku, aku mendengarkan dengan baik, aku berusaha menjadi pendengar yang baik.
saya suka paragraf empat. i've done :'(
ReplyDeleteberarti dirimu termasuk org yg kuat. yg akhirnya mampu untuk memutuskan jalan mana yg akan kamu pilih. Insyaallah Allah sudah memberikan Jodoh terbaik untukmu. :)
ReplyDelete