Skip to main content

Home Visit


Beberapa tahun yang lalu, saya belum mempunyai bayangan sama sekali bagaimana indahnya menjadi seorang guru, dan beberapa hari ini kebahagiaan saya semakin bertambah, ibarat bunga , hati saya sedang mekar dan berharap akan terus mekar sepanjang waktu (halah lebay sekali ini).

Sudah 3 hari ini, saya melakukan satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh seorang wali kelas, dan itu memang diwajibkan dari pihak sekolah dan kegiatan itu dinamai dengan Home Visit. Jadi, home visit dilakukan bukan hanya karena murid sedang terkena satu permasalahan saja, namun semua murid berhak untuk dikunjungi. Dengan melakukan home visit ini, paling tidak kita bisa mempunyai gambaran jelas dari orang tua siswa bagaimana keadaan si anak saat berada di rumah, selain memang sudah ada buku penghubung yang diberikan pihak sekolah ke orang tua, kegiatan home visit ini juga menjalin kedekatan hati antara wali kelas dan orang tua siswa.


17 Oktober 2011


Hari ini saya melakukan home visit ke rumah si A, selepas sholat maghrib, saya melawan dinginnya malam dan berusaha menemukan alamat yang ada diselembar kertas yang sudah saya siapkan, tidak begitu sulit menemukan alamat rumah si A, namun dinginnya malam sedikit mengganggu perjalanan saya menuju rumahnya. 20 menit kurang lebih waktu yang saya butuhkan hingga akhirnya saya bisa berhenti dengan sebuah senyum (melebay dikit).


Motor saya parkir di depan rumah si A, dan si A sudah berada di depan pintu dan menyambut kedatangan saya (macam pangeran ya.. he he). Saya disambut dengan  senyuman yang dari ayah dan ibunya, saya duduk dan memulai pembicaraan, dimulai dengan menanyakan apa kabar, bagaimana kesibukan si A di rumah, apakah si A rajin belajar, taat kepada kedua orang tua, bagaimana dengan sholatnya, apakah masih suka bolong, atau tetap sholat tapi dengan waktu yang tidak teratur, nampaknya si A ini lumayan susah untuk disuruh belajar, sholat, namun sebenarnya dia anak yang baik hati dan penurut (ahh jangan sampe yang punya baca pujian saya ini J). Sebab seingat saya, di sekolah si A ini merupakan anak yang penurut dan tidak banyak tingkah.


Kurang lebih 30 menit berbincang  dengan kedua orang tua si A, kesepakatan pun dibuat untuk membuat si A lebih baik tentunya, semoga dengan kerjasama yang baik antara kedua orang tua dan guru menjadikan anak lebih baik. Amin.


18 Oktober 2011


Sore ini, tepat pada pukul 17.15 saya mengendarai motor butut saya menuju rumah si B, saya berhenti sejenak di sebuah masjid yang tidak jauh dari rumah si B saat adzan maghrib berkumandang, setelah selesai melaksanakan sholat, saya kembali melanjutkan perjalanan ke rumah si B, sesampainya di rumah B, ia menyambut kedatangan saya dengan sebuah senyum, tidak lupa secangkir kopi dan gorengan di atas meja  membuat pemandangan saya tidak konsen, saya sangat tidak suka minum kopi, namun karena menghormati tuan rumah, saya usahakan untuk meminum meski hanya beberapa teguk saja. Dan gorengan pun menjadi masalah karena pada saat home visit, saya sedang terkena radang tenggorokan (banyak penyakit ya saya ini :D).


Nampaknya si B tidak ada masalah selama di rumah, kedua orang tuanya memberi penjelasan yang sama, si anak merupakan anak yang berbakti, selalu nurut, belajar mandiri, taat ibadah, saya tersenyum sumringah saat mendengarkan penjelasan dari ayah dan ibunya, tidak aneh memang, di sekolah dia memang anak yang baik, cerdas, taat, dan sangat peduli. Saya bangga mempunyai murid seperti dia. Semoga dia menjadi anak yang baik sampai kapan pun. Amin.


18 Oktober 2011


Masih di hari yang sama, sepulang dari rumah si B, saya melanjutkan perjalanan menuju rumah si C, nampaknya si C ini hampir sama dengan si A, susah bangun pagi and sholatnya pun jadi molor, jarang ke masjid, tapi dia tetaplah anak yang baik. Hanya perlu kesabaran dan kepedulian yang lebih saja.

Intinya, sebagai seorang guru, saya selalu mendoakan semua kebaikan bagi murid-murid saya, karena semua itu adalah proses dalam pendidikan, tidak mungkin semuanya jadi langsung rajin belajar, rajin sholat semua, semua itu memerlukan proses yang tidak sebentar, dan kita sebagai seorang guru jangan pernah lelah untuk memberikan nasehat-nasehat yang membangun agar mereka menjadi lebih baik.

Nantikan cerita Home Visit selanjutnya :D

I LOVE MY STUDENTS

Comments

  1. Mantap,Pak Guru. Sebuah program yang wajib diteruskan. Zaman saya skul dulu ngga ada yang seperti ini. Kalaupun ada kunjungan di luar "misi" sekolah, itu memang karena kedekatan guru, murid dan keluarga murid saja. Saya ngga tau apa semua sekolah menerapkan ini. Hmm..ngga deh kayaknya.. Oya, kalo boleh tau, ngajar di mana nih,Pak Guru? Saya terpikir untuk membuat semacam, katakanlah, profil sekolah ini :)

    ReplyDelete
  2. saya ngajar di http://alirsyadpwt.com/ dan saya ngajar di SMP nya.terimakasih sudah membaca tulisa ini :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Malaikat Kecil Itu Bernama Faris

saya dan Faris Ersan Arizona Kenal dengan anak kecil yang ada di foto di atas? Dia adalah Faris, saya yakin, bagi pembaca setia blog saya sudah tidak asing lagi dengan sosok Faris, ada banyak kisahnya yang saya tulis di blog ini. Foto ini adalah satu-satunya foto selfie bareng dia, namun memiliki kesan yang begitu dalam bagi saya. Foto ini diambil sehari sebelum Faris menjalani operasi yang keempat kalinya. Saya tidak bisa menemaninya seperti saat operasi pertama dan kedua. Maaf, ya, fotonya rada burem, maklum, saya belum bisa membeli windows phone ascend W1 dari Smartfren untuk bisa menghasilkan foto selfie yang lebih keren dari ini. Faris adalah satu dari sekian anak yang memiliki hubungan yang begitu erat dengan saya, dimulai dari perkenalan kami ketika saya menjadi wali kelasnya, sampai musibah itu terjadi, saat dimana Faris mengalami kecelakaan, kehilangan sosok Ayah dari hidupnya dan harus mengalami operasi yang berulang kali. Kebersamaan yang tidak pernah kami renc...

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...