Cinta,
Sadarkah engkau bahwa aku membencimu
melihat wajahmu aku sudah tidak sudi
apalagi bertutur sapa dengan dirimu
Aku sangat membencimu
Why ?
Karena engkau telah berani lari dariku tanpa seizinku
Cintamu tak punya etika, tak punya hati
Engkau datang sesuka hati dan pergi saat cintamu merasuk dalam jiwaku.
Karena engkau telah berani lari dariku tanpa seizinku
Cintamu tak punya etika, tak punya hati
Engkau datang sesuka hati dan pergi saat cintamu merasuk dalam jiwaku.
Diam, teriakku saat engkau mencoba untuk berucap.
Sudah cukup rasanya aku mendengar suara lirihmu
Sedu sedan tangismu tak mampu jua membuatku tersenyum.
Sudah cukup rasanya aku mendengar suara lirihmu
Sedu sedan tangismu tak mampu jua membuatku tersenyum.
Cukup , teriakku kembali padamu
Pergi saja bersama hembusan angin
Terbang layaknya kapas yang terbawa arah angin
dan jangan kembali.
Pergi saja bersama hembusan angin
Terbang layaknya kapas yang terbawa arah angin
dan jangan kembali.
Murkaku padamu belum berakhir
ini hanya sekedar sesal yang sengaja engkau buat.
aku Murka dengan Cinta yang telah engkau ukir
ini hanya sekedar sesal yang sengaja engkau buat.
aku Murka dengan Cinta yang telah engkau ukir
sepertinya murka yang amat sangat tersirat dalam puisi ini pak guru :)
ReplyDeleteha ha, teman-teman bilang puisi ini kejam,tidak ada maksud apa-apa dari puisi ini, hanya usaha saya untuk belajar merangkai kata. terimakasih sudah berkunjung. :D
ReplyDelete